Breaking News:

Tindakan Dokter Aaron Selamatkan Nyawa Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, "Sudah Siap Mati"

Tindakan Dokter Aaron untuk menyelamatkan nyawa korban insiden runtuhnya gedung di ponpes Al Khonziny, ngaku sudah siap mati

DOKUMEN/RSUD R.T. NOTOPURO SIDOARJO
KORBAN AL KHOZINY - Nur Ahmad, santri yang tangannya diamputasi di bawah reruntuhan musala di Ponpes Al Khoziny. KORBAN AL KHOZINY - Nur Ahmad, santri yang tangannya diamputasi di bawah reruntuhan musala di Ponpes Al Khoziny. 

Namun, perlu diketahui informasi kelahiran dan pendidikan dr Aaron tersebut, berasal dari pencarian Google dan belum mendapatkan konfirmasi dari dokter Aaron. 

Lakukan Proses Amputasi Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny

Pada Senin (29/9/2025) malam, tampaknya menjadi cerita tak terlupakan bagi Dokter Aaron.

Saat itu, Dokter dari TNI ini mempertaruhkan nyawanya demi selamatkan korban yang tertimpa reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Ia merayap masuk ke celah puing reruntuhan bangunan demi menyelamatkan NA (Nur Ahmad). 

NA ada dalam posisi sulit. Tangannya tertindih bongkahan beton Musala yang ambruk. Hingga diputuskan untuk melakukan amputasi terhadap korban di lokasi.

Dokter Aaron mengambil resiko melakukan amputasi darurat di lokasi yang sebenarnya juga membahayakan dirinya.

"Pikiran saya, sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata Dokter Aaron kepada awak media di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam, dilansir TribunJatim.com.

Menurut dr Aaron, ada banyak tim yang turun saat itu. Namun karena sulitnya Medan, maka mereka berbagi pos.

Dokter Aaron, anggota tim dari Dokter Larona Hydravianto Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD Notopuro Sidoarjo ini, memutuskan menyelamatkan korban yang terancam kehilangan banyak darah lantaran siku lengan kiri sudah tertindih beton bangunan.

Tindakan amputasi tak langsung dilakukan begitu saja. Opsi amputasi diambil setelah memastikan kondisi.

Dokter Aaron sempat berdiskusi dengan tim yang terdiri dari tim dokter senior. 

Persiapan matang menjadi pertimbangan utama. Setelah dirasa memungkinkan, maka tindakan dilakukan. 

Diceritakan dr Aaron, proses operasi amputasi sekitar 10 menit. 

Dokter Aaron bersyukur pasien berhasil dievakuasi, distabilisasi dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. 

"Kita bawa keluar itu less tidak banyak yang darah yang keluar," ungkapnya. 

PONPES AMBRUK - Keluarga memantau evakuasi korban bangunan runtuh di ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dari layar yang disediakan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). Evakuasi korban bangunan runtuh mulai menggunakan alat berat. Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, melakukan proses amputasi terhadap korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.
PONPES AMBRUK - Keluarga memantau evakuasi korban bangunan runtuh di ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dari layar yang disediakan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). Evakuasi korban bangunan runtuh mulai menggunakan alat berat. Sosok dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang, melakukan proses amputasi terhadap korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. (SURYA.co.id/Ahmad Zaimul Haq)
Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Dokter AaronPonpes Al Khozinyreruntuhan gedung
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved