Terungkap Keberadaan 3 Mobil Mewah Lenyap dari Rumah Eks Menteri Ebenezer, Anak Berisiko Tersangka

Terungkap keberadaan 3 mobil mewah, Toyota Land Cruiser, Mercedes-Benz, dan BAIC semula dari rumah Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer, anaknya berpotensi tersangka susul ayahnya

Sedangkan yang keceplosan adalah Immanuel Ebenezer sendiri, sang mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja yang kini tersangka dan ditahan di penjara KPK.

Ya, anak Mantan Wamenaker berisiko ikut terjerat KPK, setelah “Keceplosan” Noel . Ucapan sang mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan itu justru berbalik arah, menyeret buah hatinya ke dalam pusaran perkara yang kini menjadi sorotan publik.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan lembaganya tak pandang bulu.

Siapapun yang diduga mengetahui atau bahkan terlibat, bisa saja dipanggil untuk dimintai keterangan. “KPK terbuka memanggil siapa pun,” ujarnya tegas, Kamis (4/9/2025).

Ucapan Noel saat pemeriksaan sebelumnya seolah menjadi bumerang.

Ia menyebut sang anak membawa lari tiga mobil mewah dari rumah dinasnya: Toyota Land Cruiser, Mercedes-Benz, dan BAIC. Alasannya, sang anak panik begitu mendengar ayahnya dijadikan tersangka.

“Ya wajar, anak-anak saya ketakutan,” aku Noel.

Namun ia buru-buru menegaskan, keluarganya tak berniat menyembunyikan aset. “Enggak, mobilnya enggak kita umpetin, kita akan kembalikan,” tandasnya.

Faktanya, baru satu mobil—Land Cruiser—yang sudah diserahkan ke KPK. Dua lainnya masih misterius, menambah daftar panjang teka-teki dalam kasus ini.

Tak berhenti di situ, penggeledahan di rumah Noel di Pancoran juga memunculkan temuan mengejutkan: empat unit ponsel tersembunyi di plafon. Noel berkelit, menyebut ponsel itu milik asisten rumah tangganya. Namun KPK curiga, perangkat itu justru bagian dari upaya obstruction of justice. Kini, isi ponsel sedang dianalisis sebagai petunjuk baru.

Dugaan Gratifikasi
Gelombang masalah semakin menggulung. Selain dugaan pemerasan sertifikat K3, Noel juga dituding menerima gratifikasi berupa uang miliaran rupiah, motor Ducati, hingga Toyota Alphard. Plt Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu, menegaskan penyidik tengah melacak jejak harta tambahan itu.

“Diduga ada penerimaan lain. Karena itu Pasal 12B UU Tipikor kami terapkan,” kata Asep.

Duduk Perkara
Kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Kamis (21/8/2025) dini hari. Noel dicokok bersama 13 orang lainnya. Ketua KPK Setyo Budiyanto menyebut Noel tak hanya tahu soal dugaan pemerasan, tapi juga ikut meminta bagian.

Modusnya mengerikan: tarif resmi sertifikat K3 yang hanya Rp275 ribu dipelintir menjadi Rp6 juta. Siapa yang menolak, dipersulit atau tak diproses sama sekali. Sejak 2019, praktik busuk itu diduga mengalirkan dana hingga Rp81 miliar ke kantong para pelaku.