Ia berhasil lulus di usia 71 tahun, mencuri perhatian banyak orang.
Ternyata, Jonhar bukan sosok sembarangan dan memiliki latar belakang yang menginspirasi.
TRIBUNTRENDS.COM - Jonhar menjadi salah satu sosok paling inspiratif dalam wisuda Universitas Padjadjaran (Unpad) tahun 2025.
Di usianya yang ke-71 tahun, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dan resmi diwisuda, menjadikannya wisudawan tertua pada periode tersebut.
Semangat belajarnya di usia senja menuai banyak pujian dari publik dan civitas akademika.
Tak hanya itu, Jonhar ternyata memiliki latar belakang karier yang mengesankan dan dikenal sebagai sosok berprestasi di bidangnya sebelum memutuskan kembali ke bangku kuliah.
Kisah Jonhar membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk terus menimba ilmu, sekaligus menjadi teladan bagi generasi muda agar tidak berhenti belajar dan berjuang mencapai mimpi.
Tubuhnya memang menua, tetapi semangatnya tak pernah padam.
Itulah yang tergambar dari sosok Muhammad Johar Firdaus, pria berusia 71 tahun 10 bulan 9 hari yang sukses mencatatkan diri sebagai wisudawan terbaik dan paling senior Universitas Padjadjaran (Unpad) pada tahun akademik 2025/2026.
Di tengah suasana haru dan bangga, Johar tampil bersemangat saat menghadiri Upacara Wisuda Lulusan Gelombang I yang digelar secara hybrid di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, awal November 2025 lalu.
Lulusan Program Doktor Ilmu Administrasi FISIP Unpad itu menjadi bukti nyata bahwa semangat menuntut ilmu tidak mengenal usia, selama tekad dan kesehatan masih berpihak.
Muhammad Johar Firdaus, wisudawan terbaik S3 Unpad dengan usia 71 tahun. (DOK. Unpad)
“Saya sempat mulai kuliah, tapi karena kegiatan politik, kuliah terhenti.
Tapi dengan semangat saya, akhirnya ikut ujian masuk lagi dan diterima pada akhir tahun 2023,” ujar Johar, dikutip dari laman resmi Unpad.
Perjalanan akademik Johar menuju gelar doktor berjalan cepat namun penuh perjuangan.
Terjun di Dunia Politik
Ia sempat menunda penulisan disertasi karena harus memperbarui data, namun berkat kegigihannya, seluruh proses dapat diselesaikan hanya dalam empat semester.
Hingga akhirnya, Johar berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka pada Agustus 2025.
Motivasi Johar untuk melanjutkan studi hingga jenjang doktoral tak lepas dari pengalaman panjangnya di dunia politik dan pemerintahan daerah.
Selama empat periode menjadi anggota DPRD, termasuk dua kali menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Riau, ia banyak bersinggungan dengan isu tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang kemudian menjadi fokus kajian akademiknya.
Ingin Jadi Inspirasi untuk Anak Cucunya
Selain dorongan untuk berkontribusi lebih bagi masyarakat, Johar juga memiliki alasan personal yang sangat menyentuh ia ingin menjadi teladan bagi anak dan cucunya.
“Motivasi saya juga untuk memotivasi anak-anak dan cucu saya.
Saat sidang terbuka kemarin, hampir semua hadir menyaksikan.
Saya ingin mereka melihat bahwa belajar itu tidak ada batasnya,” tutur Johar dengan bangga dikutip dari Kompas.com.
Selama menjalani studi di FISIP Unpad, Johar mengaku merasakan lingkungan akademik yang sangat kondusif.
Diskusi yang aktif dan keterbukaan terhadap isu-isu pemerintahan membuatnya semakin menikmati proses belajar.
“Saya melihat program studi saya sangat membantu, terutama bagi pelaku pemerintahan yang menuntut ilmu di sana.
Hampir setiap saat ada peluang untuk mendiskusikan topik-topik aktual di bidang pemerintahan,” jelasnya.
Universitas Padjadjaran (Unpad) (Dok. Unpad)
Beri Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai wisudawan tertua, Johar juga tak lupa memberikan pesan berharga kepada generasi muda agar terus belajar dan memanfaatkan peluang untuk berkontribusi bagi bangsa.
“Saya berpesan pada generasi muda, dengan kondisi alam dan perkembangan zaman saat ini,
Unpad sangat bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. Maka jangan sampai generasi muda melewatkan kesempatan untuk menimba ilmu di sini,” ujarnya memberi semangat.
Kini, setelah menyandang gelar doktor, Johar bertekad mengabdikan ilmunya untuk kepentingan masyarakat.
Ia ingin terus mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya, agar tetap membawa manfaat bagi lingkungan akademik dan publik luas.
Kisah hidupnya menjadi pengingat kuat bahwa usia bukan batas, melainkan kehormatan bagi mereka yang tak berhenti belajar dan berkontribusi.