Bukannya Bangga, Menkeu Purbaya Justru Emosi Gegara Dirinya Viral, 2 Kali Diuji Ajudan Sendiri

Ringkasan Berita:

• Dua tindakan ajudan membuat Purbaya marah besar
• Purbaya menilai rekaman mengaji tidak relevan dan mengganggu profesionalitasnya
• Ketua Komisi XI DPR membenarkan bahwa Purbaya memarahi ajudannya

TRIBUNTRENDS.COM - Di tengah agenda padat seorang Menteri Keuangan yang belakangan menjadi sorotan publik, tersimpan dua kejadian yang sama sekali tidak berkaitan dengan urusan negara, namun justru membuat Purbaya Yudhi Sadewa mencapai puncak emosinya.

Dua momen sederhana, yang mungkin bagi sebagian orang terlihat sepele, ternyata cukup untuk membuat seorang pejabat sekelas Purbaya kehilangan kesabaran.

Bukan karena tekanan politik, bukan pula karena sengketa kebijakan fiskal.

Justru tingkah laku seorang ajudan orang yang seharusnya menjadi pendamping terdekat yang dua kali berturut-turut membuat suasana hati sang menteri bergolak.

Baca juga: Sidak Mendadak Purbaya Berujung Temuan Mengejutkan, Barang Impor Rp 117 Ribu Dijual Rp 50 Juta

Wawancara yang Mendadak Dipotong: Awal dari Kekesalan yang Membara

Kejadian pertama berlangsung dalam suasana yang seharusnya berjalan lancar.

Purbaya sedang fokus melayani pertanyaan para wartawan yang sudah lama menunggunya. 

Wawancara itu dimulai dengan penuh konsentrasi, menggambarkan rutinitas komunikasi publik yang biasa ia lakukan.

Namun tanpa tanda-tanda, tiba-tiba ajudannya datang dan memotong sesi wawancara tersebut secara mendadak, seolah tidak mengindahkan momen penting yang sedang berlangsung.

Tindakan itu dilakukan begitu berani dan spontan, membuat suasana yang semula tertata menjadi kacau.

Seketika wajah Purbaya berubah. Tindakan impulsif itu langsung memantik amarahnya.

Dengan nada sindiran yang terasa tajam, ia menyinggung betapa tidak tepatnya memutus percakapan resmi dengan media tanpa alasan kuat dan jelas.

Ekspresinya memperlihatkan jelas rasa jengkel seorang pejabat negara yang merasa proses komunikasinya terinterupsi oleh orang dari dalam lingkarannya sendiri.

Momen Mengaji yang Direkam Diam-Diam: Viral, Tapi Justru Mengusik

Kemarahan kedua muncul dari situasi yang jauh lebih personal sebuah momen privat yang sama sekali tidak ia niatkan menjadi konsumsi publik.

Di tengah kemacetan Jakarta, Purbaya memanfaatkan waktu di dalam mobil untuk mengaji.

Dalam suasana lengang itu, ia duduk di kursi penumpang sambil melantunkan ayat suci menggunakan ponselnya.

Tanpa sepengetahuannya, ajudan yang seharusnya menjaga kenyamanannya justru mengambil video secara diam-diam. Rekaman itu kemudian tersebar luas di media sosial.

Publik langsung bersimpati dan memuji sisi religius sang menteri.

Banyak yang terpesona melihat ketenangan Purbaya, bahkan sebagian komentar menyebut Presiden Prabowo tak salah menempatkannya sebagai Menteri Keuangan.

Namun reaksi publik yang melambung tinggi itu ternyata berbanding terbalik dengan perasaan Purbaya. Ia sama sekali tidak tahu bahwa momen pribadinya direkam.

Dan ketika rekaman tersebut viral, rasa tidak nyaman langsung menghampiri dirinya.

Baginya, video itu tidak relevan dengan tugas negara yang ia emban, justru berpotensi menyeretnya ke area pencitraan yang tidak ia inginkan.

Baca juga: Kesalahan Fatal Kepala BGN saat Minta Dana Tambahan ke Purbaya, Pantas Diamuk DPR: Salah Alamat!

Kemarahan yang Meledak Setelah Video Viral

Video itu yang menunjukkan kemacetan, kendaraan melintas, dan lantunan Al-Qur’an yang terdengar sayup-sayup terus menyebar luas. 

Warganet memuji habis-habisan, menyebut Purbaya sebagai sosok tegas sekaligus religius.

Bahkan ada komentar yang menyebut bahwa keberaniannya melawan mafia besar seakan mendapat perlindungan dari Tuhan.

Namun menurut pengakuan Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, reaksi sebenarnya dari Purbaya jauh dari kata senang.

Misbakhun mengungkapkan dalam sebuah talkshow bahwa Purbaya justru memarahi ajudannya “habis-habisan” karena merekam tanpa izin.

“Dia marahin setengah mati itu ajudannya. ‘Apa perlunya begituan?’” ujar Misbakhun, menirukan ucapan asli Purbaya.

Pernyataan itu menggambarkan jelas betapa besar kekesalan yang dirasakan sang menteri, sekaligus menunjukkan bahwa ia tidak ingin dipersepsikan sebagai sosok yang sedang mencari perhatian publik.

Menjaga Wibawa dan Profesionalitas, Bukan Menciptakan Drama yang Tidak Perlu

Menurut Misbakhun, reaksi keras Purbaya bisa dipahami.

Di tengah posisi strategisnya sebagai bendahara negara yang terus disorot karena gaya komunikasinya yang blak-blakan, Purbaya berusaha menjaga profesionalisme. 

Ia tidak ingin terseret dalam isu-isu pencitraan atau drama politik yang keluar dari jalur tugasnya.

Ia ingin publik menilai dirinya berdasarkan kompetensi, tindakan nyata dan integritas dalam mengelola keuangan negara bukan dari video viral yang tidak berkaitan dengan urusan kenegaraan.

“Dia tidak ingin orang yang profesional itu diganggu oleh hal-hal yang tidak perlu,” tegas Misbakhun.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJakarta)