Breaking News:

Berita Viral

Itikad Baik Hilang! Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta Masih Diam, Ayah Korban Ledakan Kehabisan Sabar

Ayah korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, kecewa karena pihak sekolah belum menunjukkan itikad baik untuk menjenguk atau memberikakan keterangan

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunbTrends/Istimewa
BOM RAKITAN MELEDAK - Ledakan di SMAN 72 Jakarta bersumber dari bom rakitan buatan seorang siswa yang menyimpan dendam akibat aksi bullying. Keluarga korban tuntut pihak sekolah karena tidak menunjukkan itikad baik untuk datang menjenguk ataupun memberi penjelasan. 
Ringkasan Berita:
  • Andri, ayah salah satu korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, mengungkapkan kekecewaannya karena pihak sekolah belum menunjukkan itikad baik
  • Ayah korban menegaskan akan menempuh jalur hukum jika pihak sekolah terus berdiam diri
  • Satuan Densus 88 Antiteror menyatakan ledakan SMAN 72 Jakarta bukan aksi terorisme, melainkan fenomena “memetic violence” akibat terpapar konten ekstrem

 

TRIBUNTRENDS.COM - Suasana haru bercampur amarah menyelimuti ruang perawatan RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tempat seorang siswa korban ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading masih terbaring lemah di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Sang ayah, Andri, tak kuasa menahan kekecewaannya terhadap pihak sekolah yang hingga kini belum menunjukkan itikad baik untuk datang menjenguk ataupun memberi penjelasan.

“Sampai detik ini saya menunggu pihak sekolah datang buat temuin saya.

Anak saya masih di ICU, tapi nggak ada satu pun yang datang,” ujar Andri dengan nada tegas kepada awak media, dikutip Kamis (13/11/2025).

Menurutnya, pihak sekolah seharusnya menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab atas tragedi yang menimpa para siswanya.

Baca juga: Emosi Ayah Korban Ledakan SMAN 72: Anak Luka Parah Justru Dicurigai Pelaku, Rumah Nyaris Digeledah

Ia menilai, kejadian yang terjadi di lingkungan sekolah bukan sekadar musibah, tapi juga bentuk kelalaian yang mesti dipertanggungjawabkan.

“Itu kan tanggung jawab mereka. Kalau anak saya tidak sekolah di situ, berarti anak saya tidak kena.

Jadi yang punya masalah sama saya ya pihak sekolah, bukan saya yang punya masalah sama mereka,” tegasnya.

Tuntut Pertanggungjawaban, Siap Tempuh Jalur Hukum

Andri menegaskan, kesabarannya kini mulai habis. Ia mengaku akan menempuh jalur hukum bila pihak sekolah terus berdiam diri tanpa memberikan klarifikasi maupun empati terhadap para korban dan keluarganya.

“Kalau mereka tidak datang bertanggung jawab buat ketemu saya, saya bakal tuntut mereka sampai ke mana pun,” ujarnya dengan nada geram.

Andri menilai, pihak sekolah seolah berlindung di balik alasan bahwa kepala sekolah masih trauma atas kejadian tersebut.

Namun baginya, alasan itu tidak cukup untuk menghindari tanggung jawab moral dan institusional terhadap para korban.

“Saya dengar katanya kepala sekolah masih trauma.

Tapi saya sebagai orang tua bisa seribu kali lebih trauma dari dia,” ucapnya lirih sambil menatap anaknya yang masih berjuang di ICU.

BOM RAKITAN MELEDAK - Suasana ruang perawatan para korban ledakan SMAN 72 Jakarta di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sejumlah korban sudah diperbolehkan pulang dari RS. Pelaku bom SMAN 72 Jakarta sering menyendiri di kelas.
BOM RAKITAN MELEDAK - Suasana ruang perawatan para korban ledakan SMAN 72 Jakarta di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sejumlah korban sudah diperbolehkan pulang dari RS. Pelaku bom SMAN 72 Jakarta sering menyendiri di kelas. (Kolase TribunTrends/Istimewa)

Desakan Keluarga untuk Transparansi

Andri juga mendesak agar pihak sekolah terbuka dan transparan terkait kronologi ledakan yang menimpa 11 siswa di lingkungan sekolah tersebut.

Para orang tua, katanya, berhak mengetahui penyebab pasti insiden yang membuat anak-anak mereka luka bakar hingga tuli mendadak.

“Kami cuma ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan diam saja.

Anak-anak ini sekolah untuk belajar, bukan untuk jadi korban,” katanya.

Baca juga: Pengagum Kekerasan Global: Pelaku Ledakan SMAN 72 Mengidolakan Tokoh Neo-Nazi dan White Supremacy!

Latar Belakang Insiden

Peristiwa ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, terjadi pada Jumat (7/11/2025) di area masjid sekolah.

Ledakan tersebut melukai 11 siswa. Beberapa di antaranya mengalami luka bakar serius dan gangguan pendengaran.

Satuan Densus 88 Antiteror Polri menyatakan bahwa insiden ini bukan aksi terorisme, melainkan bagian dari fenomena yang disebut “memetic violence” tindakan kekerasan yang terinspirasi oleh konten ekstrem di media sosial.

Salah satu pelaku diketahui merupakan anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang terpapar ajaran kekerasan dari internet.

Korban Masih Jalani Perawatan Intensif

Hingga saat ini, lima dari 11 korban dilaporkan mengalami gangguan pendengaran permanen dan tengah menjalani terapi hiperbarik di rumah sakit.

Sementara anak Andri masih dalam kondisi kritis namun stabil, dengan sebagian tubuhnya mengalami luka bakar.

“Saya hanya minta tanggung jawab moral dari pihak sekolah.

Datanglah, lihat kondisi anak-anak ini. Kami tidak menuntut banyak, hanya kehadiran dan kepedulian,” pungkas Andri.

***

(TribunTrends)

Tags:
SMAN 72 Jakartakepala sekolahledakan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved