Breaking News:

Politik Viral

Menkeu Purbaya Abaikan Peringatan Luhut Soal Dana MBG: Disiplin Fiskal Tak Bisa Ditawar!

Purbaya bersikeras akan menarik kembali dana MBG yang tidak terserap hingga akhir Oktober, meski dilarang oleh Luhut Binsar Pandjaitan.

Editor: jonisetiawan
Setpres | Kompas.com
PURBAYA VS LUHUT - Menteri Keuangan Purbaya bersikeras akan menarik kembali dana MBG yang tidak terserap hingga akhir Oktober, meski dilarang oleh Luhut Binsar Pandjaitan. 

TRIBUNTRENDS.COM - Konflik fiskal kembali memanas di lingkar kekuasaan ekonomi nasional. Kali ini, dua tokoh penting pemerintahan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan terlibat dalam perbedaan tajam terkait kebijakan penyerapan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Di tengah semangat pemerintah mendorong program strategis yang menyentuh langsung masyarakat bawah, Purbaya bersikeras akan menarik kembali dana MBG yang tidak terserap hingga akhir Oktober, sementara Luhut menegaskan agar Kementerian Keuangan tidak terburu-buru memotong anggaran yang masih dalam proses realisasi.

Baca juga: Adu Data Dua Menteri! Purbaya vs Bahlil Soal Harga Asli Gas 3 Kg: Salah Hitung Bisa Nambah Duit!

Ketegangan ini mencuat setelah Purbaya secara terbuka menyatakan sikapnya seusai menghadiri Upacara HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). 

Dengan nada tegas, sang Menkeu menegaskan prinsip disiplin fiskal yang menjadi pedoman utamanya.

“Tapi, ini kan kita tetap lihat sampai akhir Oktober, kalau dia enggak nyerap (anggaran), kami potong juga,” ujar Purbaya.

Meski begitu, ia tetap menghargai perhatian Luhut terhadap program tersebut.

“Ini kan berarti Pak Luhut sudah mengakses penyerapan anggarannya, berarti dia nilai itu sudah bagus semua,” tambahnya diplomatis.

Namun di balik kalimat itu, tersirat ketegasan tak tergoyahkan: anggaran yang tidak digunakan tetap akan dipotong.

Menurut Purbaya, langkah ini penting demi menjaga efisiensi belanja negara dan memastikan setiap rupiah digunakan secara tepat sasaran.

LUHUT VS PURBAYA - Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal polemik anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) yang rencananya akan dipangkas Menteri Keuangan Purbaya. Foto diolah pada 5 Oktober 2025.
LUHUT VS PURBAYA - Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal polemik anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) yang rencananya akan dipangkas Menteri Keuangan Purbaya. Foto diolah pada 5 Oktober 2025. (Kolase TribunTrends/Tiktok)

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan agar Kementerian Keuangan tidak tergesa menarik dana MBG yang belum terserap.

Dalam pernyataannya usai bertemu Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kantor DEN, Jumat (3/10/2025), Luhut menilai bahwa kinerja serapan anggaran MBG telah menunjukkan perbaikan signifikan.

“Kami pastikan penyerapan anggarannya sekarang kelihatan sangat membaik, sehingga Menteri Keuangan nggak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap,” tegas Luhut.

Ia pun mengingatkan Dadan agar terus memastikan dana yang telah dialokasikan benar-benar tersalurkan kepada masyarakat.

“Itu kami ingatkan tadi sama Pak Dadan, jangan sampai dana yang dialokasikan tidak bisa serap. Tadi kami lihat dana semua akan terserap dengan baik dan itu akan terjadi penyebaran,” ujarnya.

Data terkini menunjukkan bahwa penyerapan anggaran MBG nasional telah mencapai Rp21,46 triliun hingga 3 Oktober 2025. Angka ini dianggap sebagai bukti nyata perbaikan yang signifikan.

Baca juga: Peringatan Keras untuk Menkeu Purbaya, Luhut Marah Saat Dengar Wacana Pemangkasan Anggaran MBG

Luhut pun menilai, jika program MBG berjalan lancar, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat kecil, terutama karena uang yang berputar di bawah mampu menggerakkan perekonomian lokal.

“Itu saya kira akan menggerakkan ekonomi di bawah karena pada dasarnya, seperti yang di Menteri Keuangan sampaikan, kalau uang itu berputar di bawah itu kan menggerakkan ekonomi,” katanya.

Lebih jauh, ia menyebut program MBG telah menciptakan 380 ribu lapangan kerja baru, sebuah capaian besar di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Saya nggak keliru, lapangan kerja sudah 380 ribu yang terserap. Jadi itu saya kira membantu sekali dalam keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu sekarang ini,” tambah Luhut.

Ia menilai program Makan Bergizi Gratis bukan sekadar bantuan sosial, melainkan peluang konkret untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

“Makan bergizi (MBG) ini saya kira memberikan salah satu peluang untuk kita mengatasi masalah-masalah ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Purbaya tetap pada pendiriannya: disiplin fiskal tidak bisa ditawar.

Baginya, setiap rupiah dalam APBN harus dipertanggungjawabkan secara efisien.

Meski tampak keras, langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat agar seluruh lembaga pelaksana program, termasuk BGN, mempercepat penyerapan sebelum batas waktu berakhir.

Pertarungan pandangan antara dua tokoh berpengaruh Luhut yang pragmatis dan Purbaya yang disiplin fiskal kini menjadi sorotan publik.

Di satu sisi, ada dorongan untuk menjaga stabilitas fiskal negara, sementara di sisi lain, ada keinginan kuat agar program bergizi gratis ini terus mengalir demi rakyat kecil.

Apapun akhirnya, perdebatan panas dua pejabat senior ini mencerminkan tarik-menarik antara idealisme efisiensi dan urgensi kesejahteraan rakyat sebuah drama kebijakan yang kini menjadi pusat perhatian publik dan ekonomi nasional.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari Tribunnews)

Tags:
PurbayaMBGLuhut BinsarMenkeuMenteri Keuangan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved