Breaking News:

Kematian Brigadir Esco

Tangis dan Amarah Meledak saat Briptu Rizka Turun dari Mobil Tahanan, Warga Ancam Robohkan Rumah

Warga dan keluarga Brigadir Esco teriaki Briptu Rizka saat rekonstruksi, mereka ancam robohkan rumah Briptu Rizka, Senin (29/9/2025).

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/TribunLombok
POLWAN BUNUH SUAMI - Warga dan keluarga Brigadir Esco teriaki Briptu Rizka saat rekonstruksi, mereka ancam robohkan rumah Briptu Rizka, Senin (29/9/2025). 

TRIBUNTRENDS.COM - Rekonstruksi kasus kematian tragis Brigadir Esco Faska Rely di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025), berlangsung penuh ketegangan.

Alih-alih berjalan lancar, jalannya rekonstruksi justru memicu amarah warga hingga berujung pada hujatan dan ancaman keras terhadap tersangka, Briptu Rizka Sintiyani, yang tak lain adalah istri korban sendiri.

Sejak pagi, ratusan warga memadati lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Tidak hanya masyarakat setempat, banyak warga dari luar daerah, termasuk dari kampung halaman korban di Bonjeruk, Lombok Tengah, yang datang untuk menyaksikan jalannya rekonstruksi.

Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Brigadir Esco Diduga Dibunuh Briptu Rizka, Kuasa Hukum Korban Protes

Bahkan, sebagian warga rela memanjat pohon, menaiki bukit di belakang rumah tersangka, hingga berdesakan di antara kerumunan. 

Tak sedikit pula pedagang musiman yang ikut berjualan, termasuk penjual es kelapa, di tengah membludaknya massa.

Hujatan dan Amarah Warga

Suasana memanas ketika Briptu Rizka turun dari mobil tahanan dan digiring menuju lokasi rekonstruksi.

Sorakan keras bercampur makian langsung terdengar dari arah kerumunan massa. 

Warga Bonjeruk, Lombok Tengah, yang hadir bersama keluarga korban, meluapkan kekecewaan mereka dengan kata-kata pedas yang ditujukan langsung pada Rizka.

Bahkan setelah rekonstruksi berakhir, kemarahan warga tak kunjung reda. Rumah keluarga tersangka diwarnai teriakan bernada hinaan, hingga muncul ancaman serius dari warga yang berencana merobohkan rumah tempat Brigadir Esco diduga dihabisi.

“Dia (Briptu Rizka) tega melakukan hal itu,” ujar Zaenab, warga Bonjeruk yang memiliki hubungan keluarga dengan korban.

POLISI BUNUH POLISI - Briptu Riska yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Esco saat mengikuti rangkaian reka adegan saat proses rekonstruksi di TKP, Senin ( 28/9/2025).
POLISI BUNUH POLISI - Briptu Riska yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Esco saat mengikuti rangkaian reka adegan saat proses rekonstruksi di TKP, Senin ( 28/9/2025). (TribunLombok/Wawan)

Zaenab juga menyesalkan sikap Rizka yang menolak memperagakan adegan di kebun belakang rumah, lokasi ditemukannya jasad Brigadir Esco dalam kondisi tergantung.

Ia menduga kuat ada pihak lain yang turut terlibat dalam kasus ini.

“Tidak mungkin perempuan bisa membopong mayat laki-laki sendiri, ini pasti juga ada orang lain,” tegasnya.

Baca juga: Briptu Rizka Menolak Peragakan Adegan Kunci, Misteri Kematian Brigadir Esco Kian Gelap

Rekonstruksi Terbuka Berubah Tertutup

Awalnya, rekonstruksi dilakukan secara terbuka dan diperagakan langsung oleh tersangka Rizka. Adegan dimulai dari gang depan rumahnya di RT 02, Dusun Nyiur Lembang, sekitar pukul 10.16 WITA.

Namun, ketika rekonstruksi memasuki bagian dalam rumah, polisi memutuskan untuk menutup akses masyarakat.

Warga hanya bisa menunggu di luar garis polisi, sementara adegan diperagakan di dalam ruangan tanpa bisa dipantau publik.

Puncak ketegangan terjadi ketika Rizka menolak memperagakan adegan pembawaan jasad korban ke kebun belakang rumah.

Penolakan itu memicu ledakan emosi warga yang sejak awal sudah tersulut amarah.

Kasus kematian Brigadir Esco memasuki babak baru setelah Polres Lombok Barat menggelar rekonstruksi, kekejaman Briptu Rizka terungkap.
Kasus kematian Brigadir Esco memasuki babak baru setelah Polres Lombok Barat menggelar rekonstruksi, kekejaman Briptu Rizka terungkap. (Kolase TribunTrends/TribunLombok)

Respons Pemerintah Desa

Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi, mengaku pihaknya sejak awal telah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa Bonjeruk, Lombok Tengah, serta keluarga korban terkait langkah pengamanan.

Namun, melihat situasi yang memanas, ia menegaskan bahwa pengamanan akan ditingkatkan.

“Langkah pengamanannya kita sudah koordinasi dari awal dengan keluarga dan warga yang ada di Bonjeruk.

Dari awal sebelum rekonstruksi ini, kita sudah berkabar, kita sama-sama dari pihak desa ke dua desa sudah koordinasi dan itu akan ditingkatkan,” tegas Suhaimi.

Baca juga: Fakta Baru Kematian Brigadir Esco, Rekonstruksi Ungkap Kekejaman Briptu Rizka, Ada Tersangka Lain?

Ia menambahkan, Badan Keamanan Desa (BKD) akan ikut diterjunkan untuk berjaga di lokasi, membantu pihak kepolisian memastikan keamanan tetap terkendali.

“Dan BKD juga kita datangi di sini membantu pihak kepolisian untuk sama-sama menjaga keamanan,” lanjutnya.

Suhaimi berharap kasus ini segera terungkap secara terang benderang agar masyarakat, baik di Nyiur Lembang maupun Bonjeruk, dapat kembali tenang.

Latar Belakang Kasus

Sebelumnya, Polres Lombok Barat menggelar rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco, anggota intelijen Polsek Sekotong, dengan tersangka utama istrinya sendiri, Brigadir Rizka.

Puluhan adegan diperagakan, namun jalannya rekonstruksi justru membuka luka baru bagi keluarga dan masyarakat.

Kini, kasus kematian Brigadir Esco tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menyulut amarah publik.

Dugaan adanya keterlibatan pihak lain semakin menguat, sementara proses hukum terus berjalan di tengah sorotan tajam masyarakat.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunLombok)

Tags:
Briptu RizkaBrigadir EscoLombok
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved