Breaking News:

Kematian Brigadir Esco

4 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Esco, Ada Luka Tak Wajar hingga Pengakuan Janggal Ayah Mertua

Berikut ini empat kejanggalan pada kasus tewasnya Brigadir Esco, mulai dari luka tak wajar hingga pengakuan ayah mertua yang dianggap janggal

|
Kolase Kompas TV
PEMBUNUHAN POLISI - Berikut ini empat kejanggalan pada kasus tewasnya Brigadir Esco, mulai dari luka tak wajar hingga pengakuan ayah mertua yang dianggap janggal 

Berikut ini empat kejanggalan pada kasus tewasnya Brigadir Esco, mulai dari luka tak wajar hingga pengakuan ayah mertua yang dianggap janggal

TRIBUNTRENDS.COM - Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely kembali menjadi perhatian publik setelah muncul sederet kejanggalan dalam proses penyelidikannya.

Peristiwa tragis yang menimpa anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyeret nama istrinya sendiri, Briptu Rizka Sintiani, sebagai terduga pelaku.

Awalnya, kematian Brigadir Esco sempat diduga sebagai kasus bunuh diri berdasarkan keterangan dari pihak ayah mertua.

Namun, hasil penyelidikan polisi kemudian mengarah pada dugaan pembunuhan.

Baca juga: Karakter Asli Briptu Rizka Dibongkar Orangtua Suami, Mertua Syok Menantu Tega Habisi Brigadir Esco

Seiring dengan berjalannya proses hukum, Polda NTB akhirnya menetapkan satu orang tersangka, yakni sang istri, Briptu Rizka Sintiani, yang berprofesi sebagai polwan.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan sejumlah kejanggalan yang semakin menguatkan dugaan adanya tindak pidana.

Briptu Rizka sendiri resmi ditetapkan sebagai tersangka sekaligus ditahan pada 19 September 2025.

Perempuan yang diketahui merupakan ibu dari dua anak itu diduga kuat menjadi pelaku yang menghabisi nyawa Brigadir Esco.

Jasad korban ditemukan dalam kondisi terikat di sebuah kebun di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu, 24 Agustus 2025.

POLWAN BUNUH SUAMI -- Tabiat Buruk Briptu Rizka Diungkap Mertua, Tega Bunuh Suami Sendiri: Karakternya Memang Keras
POLWAN BUNUH SUAMI -- Tabiat Buruk Briptu Rizka Diungkap Mertua, Tega Bunuh Suami Sendiri: Karakternya Memang Keras (Kolase TribunnewsBogor.com/Facebook Rizka Sintiya)

Meski sudah ada tersangka, pihak keluarga Brigadir Esco belum merasa puas dengan hasil pengungkapan kasus tersebut.

Belakangan, kuasa hukum keluarga justru mengungkap adanya beberapa kejanggalan yang memperkuat keraguan mereka terhadap jalannya proses penyelidikan.

Istri tidak buat laporan ke polisi

Kejanggalan pertama yang diyakini keluarga korban adalah perihal motif istri membunuh Brigadir Esco.

Diungkap Pengacara Brigadir Esco, Lalu Anton Hariawan, keluarga sempat curiga dengan Briptu Rizka sebelum jasad korban ditemukan tewas mengenaskan.

Keluarga heran kenapa Briptu Rizka tidak melaporkan hilangnya Brigadir Esco.

Padahal Brigadir Esco sudah hilang sejak 19 Agustus 2025.

Tapi sampai jasad Esco ditemukan pada 24 Agustus 2025, Rizka tak pernah melapor ke perangkat desa sekalipun atau polisi.

"Hal pertama yang janggal menurut kami, setelah autopsi dilakukan bahwa fiks almarhum Brigadir Esco meninggal dunia akibat pukulan benda tumpul, saat itu istri dari korban atau tersangka tidak mau membuat laporan polisi. Jadi yang membuat laporan polisi atas kematian Brigadir Esco adalah ayah dari (korban)," kata Lalu Anton Hariawan, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube metro tv news, Selasa (23/9/2025).

Sementara Briptu Rizka tak melapor, ibu Brigadir Esco sejatinya sudah punya firasat buruk sejak lama.

KASUS BRIGADIR ESCO - Amaq Siun (50), mertua Brigadir Esco diperiksa polisi, orang tua Briptu Rizka merupakan orang pertama yang menemukan jasad Brigadir Esco pada 24 Agustus lalu.
KASUS BRIGADIR ESCO - Amaq Siun (50), mertua Brigadir Esco diperiksa polisi, orang tua Briptu Rizka merupakan orang pertama yang menemukan jasad Brigadir Esco pada 24 Agustus lalu. (Kolase TribunTrends/TribunLombok)

Terlebih saat Brigadir Esco mendadak hilang, ibunya sempat berkomunikasi dengan Briptu Rizka.

"Ada kejanggalan, tanggal 19 Agustus kan almarhum dinyatakan menghilang. Pada tanggal 22 Agustus sampai 23 Agustus, ibu korban itu melakukan komunikasi dengan tersangka," ujar Lalu Anton.

Dalam obrolan antara menantu dan mertua, ibunda Esco heran kenapa ponsel anaknya tidak aktif.

Terkait hal tersebut, Briptu Rizka justru mengurai pernyataan mengejutkan.

Bukannya lapor polisi atau perangkat desa, Briptu Rizka malah mendatangi dukun setelah suaminya hilang.

"Hasil komunikasi itu mempertanyakan kenapa HP Brigadir Esco tidak pernah aktif, dihubungi tidak aktif terus. Tersangka menyampaikan ke ibu (korban), saya akan mencoba mencari orang pintar, dukun, setelah saya mencari (katanya) Brigadir Esco ada di pantai Bangko bangko, sekitar 50 kilometer dari TKP," kata Lalu Anton.

Mendengar ucapan sang menantu, ibunda Esco tak lantas percaya.

Ibu korban yakin Brigadir Esco masih ada di dekat rumahnya.

Dan terbukti, firasat ibu korban soal keberadaan Brigadir Esco pun benar.

Sehari setelah ibu korban mengurai firasatnya, Brigadir Esco ditemukan walaupun dalam kondisi tewas.

"Tapi ibu kandung korban menjawab 'saya seorang ibu kandungnya (korban), naluri seorang ibu tidak pernah salah. Saya meyakini anak saya ada di sekitar rumah tersebut. Satu hari setelah mengatakan seperti, jenazah ditemukan," imbuh Lalu Anton.

Ada luka sayatan dan pukulan di kepala

Penemuan jenazah Brigadir Esco
Penemuan jenazah Brigadir Esco (TribunMedan/Ist)

Kejanggalan kedua adalah terkait jumlah pelaku yang membunuh Brigadir Esco.

Keluarga yakin yang menghabisi nyawa Esco tak cuma istrinya saja.

Dugaan tersebut diurai keluarga korban karena melihat temuan di TKP dan jenazah Esco.

"Saat penemuan jenazah itu sekitar 12 meter dari rumah almarhum. Ada sayatan pisau di lengan kiri Brigadir Esco dan pukulan benda tumpul di belakang kepala. Kami meyakini naluri manusia yang ingin hidup kan melakukan perlawanan. Maka kami meyakini tidak mungkin seorang perempuan memiliki kekuatan fisik untuk melakukan pembunuhan atau penganiayaan seorang diri," ujar Lalu Anton.

Keluarga sempat melihat ada luka bekas perlawanan dari Brigadir Esco.

Menurut keluarga, ada banyak pelaku dengan peran berbeda-beda di balik pembunuhan Brigadir Esco.

"Bukti pisau di sebelah kiri itu bukti Brigadir Esco sempat melakukan perlawanan. Maka kami meyakini kasus pembunuhan Brigadir Esco tidak dilakukan tunggal oleh tersangka R. Kami meyakini banyak yang membantu, membawa jenazah dari eksekusi awal jenazah, melakukan ikat tali di leher Brigadir Esco, terus yang melkukan penghilangan barang bukti, percakapan chat di HP Brigadir Esco," ungkap Lalu Anton.

Pengakuan ayah mertua janggal

Selanjutnya, kejanggalan ketiga di balik kematian Esco adalah terkait cerita ayah mertuanya.

Untuk diketahui, saksi yang pertama kali mengetahui Brigadir Esco tewas adalah ayah mertuanya sendiri, H Saihun.

Saihun sempat menceritakan detik-detik dirinya menemukan mayat Brigadir Esco.

Awalnya pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025 itu Saihun hendak mencari ayamnya yang hilang.

Namun Saihun malah menemukan jasad Esco dalam kondisi memilukan yakni tergantung dengan tali.

PENETAPAN TERSANGKA - Briptu Riska tersangka dalam kasus kematian Brigadir Esco. Rizka sendiri merupakan istri dari alamrhum Brigadir Esco.
PENETAPAN TERSANGKA - Briptu Riska tersangka dalam kasus kematian Brigadir Esco. Rizka sendiri merupakan istri dari alamrhum Brigadir Esco. (TribunLombok/Dok. Istimewa)

"Awalnya saya nyari ayam, ayam ini sudah  hilang satu hari. Saat saya cari ayam ini dan saya lihat tali dari jarak jauh, saya penasaran firasat saya mungkin ada bangkai, tahu-tahu bau amis semakin mendekat dan saya temukan (jasad Esco)," kata Saihun dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Lombok.

Yang membuat pengakuan Saihun janggal adalah soal penyebab kematian Esco.

Kata Saihun, Esco meninggal karena mengakhiri hidup.

"Korban (Brigadir Esco) baik, enggak ada musuhnya di sini apalagi sama istrinya, enggak pernah saya lihat dia berkelahi. Jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal (mengakhiri hidup)," ujar Saihun.

Belakangan terkuak dari hasil penyelidikan, Brigadir Esco tewas karena dibunuh.

Organ tubuh korban ada yang hilang

Kejanggalan keempat kasus pembunuhan Esco adalah terkait dugaan adanya organ tubuh korban yang hilang.

Ayah kandung Brigadir Esco, Samsul Herawadi sempat menceritakan temuan baru yang membuatnya terkajut.

Samsul menyebut bahwa diduga ada organ tubuh Brigadir Esco yang hilang.

"Kalau ditanya hal kejanggalan sangat banyak karena ada anggota tubuh, organ tubuh yang hilang," kata Samsul kepada Tribun Lombok.

Lebih lanjut, Samsul juga menyoroti luka di tubuh Esco.

Diungkap Samsul luka tersebut bukan cuma luka biasa melainkan bisa jadi petunjuk penyebab kematian Esco.

"Ini bukan luka. Ini hilang organ tubuh. Bukan luka. Namanya luka itu bekas cuma tidak hilang. Jadi disitu luka itu hilang, bukan luka," pungkas Samsul.

(TribunTrends.com/TribunnewsBogor.com/Disempurnakan dengan bantuan AI)

Tags:
Brigadir EscoBriptu Rizkapembunuhan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved