Breaking News:

Kabupaten Klaten

DKPP Klaten Intensifkan Trap Barrier System untuk Kendalikan Hama Tikus di Sawah

Teknologi Trap Barrier System (TBS) dinilai efektif untuk menekan populasi hama tikus yang kerap mengancam produktivitas petani.

Editor: Delta Lidina
TribunSolo/Ibnu Dwi Tamtomo
PERTANIAN KLATEN - Lahan tanam padi di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten memasang sistem Trap Barrier System (TBS) sebagai upaya menekan serangan hama tikus. 

TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN – Penggunaan Trap Barrier System (TBS) pada lahan tanam padi disinsentifkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten

Teknologi sederhana ini dinilai efektif untuk menekan populasi hama tikus yang kerap mengancam produktivitas petani.

Kepala DKPP Klaten Iwan Kurniawan, menjelaskan penerapan TBS dilakukan dengan pemasangan pagar plastik fiber di sekeliling lahan. 

Kemudian tikus diarahkan masuk melalui jalur tertentu yang dilengkapi perangkap berupa bubu kawat.

“Pengendalian hama dilakukan dengan tiga metode; yaitu mekanis dengan gropyokan dan TBS, biologis dengan penyebaran predator alami tikus seperti burung hantu dan ular, serta kimia. Dari ketiganya, TBS dinilai paling menjanjikan karena langsung menekan populasi tikus di lapangan,” paparnya, Kamis (18/9/2025).

Iwan menambahkan, sistem ini didukung dengan pola tanam berbeda di tiap lahan untuk mengurangi kerusakan. Beberapa lahan juga dijadikan tanaman umpan agar dampak serangan lebih terkendali.

PERTANIAN KLATEN - Lahan tanam padi di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten memasang sistem Trap Barrier System (TBS) sebagai upaya menekan serangan hama tikus.
PERTANIAN KLATEN - Lahan tanam padi di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten memasang sistem Trap Barrier System (TBS) sebagai upaya menekan serangan hama tikus. (TribunSolo/Ibnu Dwi Tamtomo)

“Di Jurangjero, ada beberapa lahan yang diterapkan TBS sebagai tanaman umpan agar kerusakannya dapat dikendalikan. Setelah itu secara bertahap, lahan-lahan lain mulai ditanami padi,” ungkapnya.

Diungkapkan Iwan, biaya pemasangan TBS mulai dari Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per patok, tergantung bahan. Untuk 1 hektare sawah, biaya Rp 3,5 juta – Rp 4 juta, serta tidak wajib melingkari seluruh lahan, cukup di jalur aktif tikus, sementara bubu bisa dibuat sederhana dari galon bekas. 

Baca juga: Bupati Klaten Hamenang Lantik Jaka Purwanto Jadi Pj Sekda: Senior, Matang dan Berpengalaman

“Bubu juga bisa dibuat sederhana dengan memanfaatkan galon bekas agar lebih hemat,” ujarnya menambahkan.

Iwan menyebut, DKPP berencana memasukkan TBS dalam program perlindungan tanaman tahun depan. Harapannya, teknologi ini menjadi solusi berkelanjutan bagi petani Klaten.

Pihaknya berharap, penerapan TBS dapat menekan serangan hama tikus sekaligus meningkatkan hasil panen. (TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo)

Sumber: Tribun Solo
Tags:
KlatenPemkab KlatenHamenang Wajar Ismoyo
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved