Sosok Indra Utoyo, Tersangka KPK Kasus Korupsi Mesin EDC, Dirut Allo Bank, Harta Tembus Rp156 M
Sosok Indra Utoyo yang ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC).
Editor: Sinta Manila
TRIBUNTRENDS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan eks Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, sebagai tersangka kasus pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) di salah satu bank milik negara (BUMN).
Indra Utoyo mengajukan gugatan praperadilan ke PN Jakarta Selatan pada Kamis (21/8/2025).
Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor perkara 101/Pid.Pra/2025/PN JKT.SEL.
“Sah atau tidaknya penetapan tersangka,” demikian klasifikasi perkara praperadilan dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Selatan, Senin (15/9/2025).
Baca juga: 6 Poin Surat MBG MTSN 2 Brebes yang Ditarik, Minta Orang Tua Tak Menuntut Jika Siswa Keracunan

Siapa Indra Utoyo?
Indra Utoyo merupakan Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk.
Indra Utoyo sempat menjabat sebagai Direktur Digital dan Teknologi Informasi pada bank pelat merah yang kini sedang terseret kasus korupsi EDC.
Selengkapnya, berikut profil Indra Utoyo yang dicegah ke luar negeri terkait kasus korupsi pengadaan EDC bank BUMN:
Profil Indra Utoyo
Indra Utoyo lahir di Bandung pada 17 Februari 1962.
Indra Utoyo ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 19 Mei 2022 dan efektif menduduki jabatannya pada 9 Juni 2022.
Dilansir laman resmi Allo Bank, Indra Utoyo meraih gelar Insinyur Teknik Elektro Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (1985).
Indra Utoyo menyelesaikan pendidikan Program Doktor Ekonomi dan Bisnis Bidang Manajemen Stratejik Universitas Indonesia (2019).
Sementara itu, Indra Utoyo mengawali karier sebagai Avionic Engineer PT IPTN (1985-1986) dan Sub Direktorat Pengolahan Data Direktorat Operasi IT System Analyst Perum Telekomunikasi (1986-1990).
Indra Utoyo pernah bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2017 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom Group.
Posisi terakhir Indra Utoyo sebelum bergabung dengan Allo Bank Indonesia adalah sebagai Direktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Indra Utoyo disebut tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Dewan Komisaris, Direksi, dan Pemegang Saham.
Menurut catatan Wikipedia, Indra Utoyo pernah menjabat Komisaris Utama PT Multimedia Nusantara (METRA) dan Komisaris Utama Metra Digital Innovation (MDI).
Selain itu, untuk menumbuhkan inovasi dan industri kreatif digital Indonesia, Indra memprakarsai terbentuknya ekosistem startup digital INDIGO Creative Nation, Bandung Digital Valley (BDV), Jogja Digital Valley (JDV), dan Jakarta Digital Valley (JakDiVa) sebagai inkubator dan akselerator industri kreatif digital.

Harta Kekayaan Indra Utoyo
Berikut rincian harta kekayaan Indra selama beberapa periode pelaporan:
Rp 1.060.405.800 per 20 Juni 2001.
Rp 3.107.371.149 per 15 April 2007.
Rp 18.484.740.781 dan Rp 24.585.387.396 (terdapat dua LHKPN untuk periode 16 Agustus 2010).
Rp 45.431.780.267 per 5 September 2013.
Rp 52.408.369.136 per 29 Februari 2016.
Rp 42.611.278.717 per 19 Juli 2017.
Rp 54.932.020.619 (2018).
Rp 68.836.779.159 (2019).
Rp 123.234.027.688 (2020).
Adapun LHKPN terakhir yang dilaporkan Indra, yaitu pada Rabu, 9 Maret 2022, dengan jumlah mencapai Rp 156.152.074.785.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Kompas.com)
Sumber: Kompas.com
Kasus Tewasnya Brigadir Esco, Briptu Rizka Ditahan, Polisi Cari Ada Tersangka Lain? "Masih Didalami" |
![]() |
---|
Jadi Tersangka Tewasnya Brigadir Esco, Briptu Rizka Kini Ditahan, Kuasa Hukum Membenarkan |
![]() |
---|
Kisah Haru di Balik Tragedi Longsor Freeport: Harapan Keluarga Wigih Hartono yang Tak Tersampaikan |
![]() |
---|
Ayah Brigadir Esco Curigai Briptu Rizka Tak Sendiri Habisi Nyawa Anaknya, Yakini Ada yang Membantu |
![]() |
---|
Cerita Rombongan Majelis Taklim dari Cengkareng Jadi Korban Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang |
![]() |
---|