Sosok Emma Stone, Aktris Amerika Jadi Wanita Tercantik Dunia versi Golden Ratio, Kalahkan Zendaya

Ringkasan Berita:

• Ini sosok Emma Stone, aktris Amerika Serikat yang dinobatkan sebagai wanita tercantik di dunia versi Golden Ratio. 
• Penilaian itu menempatkannya di peringkat pertama, mengalahkan Zendaya yang berada di posisi kedua. 
• Emma Stone dikenal berkat bakat aktingnya yang kuat, pesona natural, dan wajah dengan proporsi yang dianggap paling mendekati standar golden ratio.

TRIBUNTRENDS.COM - Aktris Emma Stone dinobatkan sebagai wanita tercantik di dunia berdasarkan penilaian Golden Ratio.

Aktris kelahiran 6 November 1988 itu berhasil menempati peringkat teratas setelah wajahnya dipetakan melalui metode tersebut, mengungguli sejumlah nama populer lain seperti Zendaya hingga Aishwarya Rai.

Emma, yang memiliki nama lengkap Emily Jean Stone, bukan hanya dikenal lewat prestasi aktingnya, tetapi juga rekam jejaknya di industri perfilman.

Pada 2017, ia masuk dalam daftar aktris dengan bayaran tertinggi di dunia dan tercatat sebagai salah satu sosok paling berpengaruh secara global.

Sepanjang kariernya, Emma Stone telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi seperti Academy Awards, British Academy Film Awards, dan Golden Globe Awards, yang semakin mengukuhkan posisinya di dunia hiburan.

Baca juga: Sosok Yasika Aulia, Bintang Muda di Balik 41 Dapur Makan Bergizi Gratis/MBG Sulawesi Selatan

Melalui metode Golden Ratio, Emma Stone meraih skor 94,72 persen, menjadikannya berada di posisi pertama dalam daftar 10 perempuan tercantik versi pemetaan digital tersebut.

Golden Ratio sendiri merupakan metode penilaian yang digunakan untuk mengukur keselarasan proporsi wajah berdasarkan rasio matematika dari Yunani kuno.

Penilaian ini diperoleh melalui teknik pemetaan terkomputerisasi yang membandingkan jarak dan proporsi antarbagian wajah untuk menentukan tingkat kesesuaian dengan rasio ideal.

Lantas, bagaimana Golden Ratio menentukan struktur wajah terbaik?

Cara menentukan struktur wajah

Golden Ratio atau rasio 1,618 merupakan nilai matematika klasik dari Yunani kuno yang kerap digunakan untuk menilai proporsi yang dianggap harmonis dan seimbang.

Konsep ini kemudian diadaptasi ke dalam dunia estetika modern melalui berbagai metode pengukuran wajah.

Salah satu yang menerapkannya adalah Direktur London Centre for Advanced Plastic and Cosmetic Surgery, Dr. Julian De Silva.

Ia menggunakan teknologi computerized facial mapping untuk menghitung proporsi wajah seseorang berdasarkan nilai Phi 1,618.

Sistem ini menganalisis jarak dan hubungan antara berbagai fitur wajah—mulai dari mata, hidung, bibir, dagu, hingga dahi.

"Teknik pemetaan komputer terbaru ini memungkinkan kami memecahkan beberapa misteri tentang apa yang membuat seseorang terlihat cantik secara fisik," ujar De Silva dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/11/2025).