Sidang Kasus Pemerasan dan Pencucian Uang Nikita Mirzani Ditunda karena Mengeluh Sakit Gigi

TRIBUNTRENDS.COM -  Nikita Mirzani mengeluh sakit gigi sehingga sidang lanjutan kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan terdakwa artis Nikita Mirzani yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025), terpaksa ditunda.

Nikita Mirzani merasa sakit kepala dan berkunang-kunang efek dari gusinya yang bengkak.

Penundaan dilakukan karena kondisi kesehatan bintang film sekaligus presenter itu terganggu akibat sakit gigi yang cukup parah.

Baca juga: Alasan Denny Sumargo Tak Ikuti Brave Pink, Punya Pilihan dan Pandangan Sendiri: Jangan Terprovokasi

Dalam persidangan, Nikita Mirzani hadir secara virtual, sementara kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid, terlihat langsung mendampingi di ruang sidang.

Saat majelis hakim menanyakan kondisinya, ibu tiga anak itu mengaku tidak fit. Ia mengeluh sakit pada gigi dan gusinya yang membuat sebagian wajahnya terasa nyeri.

“Gusi saya bengkak yang mulia, karena crown-nya itu pecah di dalam.

Crown-nya itu ada implan, dan implannya kendor dari kemarin,” ungkap Nikita dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi.

Tak hanya itu, Nikita juga menuturkan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan crown giginya menyebabkan ia mengalami pusing dan kepala terasa berkunang-kunang.

“Saya agak keliyengan kepalanya Yang Mulia, dari kemarin,” tambahnya.

Masalah pada Crown Gigi

Menurut penjelasan medis, crown gigi atau mahkota gigi merupakan selubung tiruan yang dipasang untuk menutupi gigi rusak, patah, atau rapuh. Crown bisa terbuat dari logam, porselen, atau campuran keduanya, dan pemasangannya sering kali dilengkapi dengan implan gigi.

Jika crown mengalami keretakan atau implan yang menopangnya kendur, pasien bisa merasakan nyeri hebat di area gusi hingga rahang, seperti yang dialami Nikita.

Hakim Putuskan Tunda Sidang

Mendengar keluhan kesehatan Nikita, Ketua Majelis Hakim Khairul Soleh memutuskan menunda jalannya sidang.

“Jadi begini terdakwa, penasihat hukum, dan penuntut umum, setelah kita bermusyawarah, kalau memang sakit ya ke dokter. Kan ada dokter, biar jelas ada hitam di atas putih. Kalau sehat ya dinyatakan sehat, kalau sakit ada surat keterangan dokter,” ujar Hakim Khairul.