TRIBUNTRENDS.COM - Pada malam penuh ketegangan akhir Agustus 2025, kediaman figur publik, mulai dari anggota DPR sampai Menteri Keuangan, berubah menjadi medan amarah.
Pagar dirusak, perabotan direnggut, dan dinding rumah menjadi kanvas coretan protes.
Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, hingga Sri Mulyani mendapati rumah mereka menjadi target pendemo yang membuncah dengan kekesalan.
Mimpi Buruk di Rumah Sahroni
Di rumah Ahmad Sahroni, di Tanjung Priok, pagi berubah mencekam.
Massa menerobos, membawa kabur barang pribadi mulai dari tas mewah, patung, elektronik, bahkan dokumen seperti sertifikat tanah dan ijazah.
Namun di tengah kekacauan itu, muncul tanya: apa yang mendorong seorang remaja berusia 14 tahun mengambil jam tangan mewah milik Sahroni?
Ibunya mengambil langkah tak terduga:
“Dari orangtuanya, langsung diserahkan kepada pihak Pak Sahroni, dalam hal ini adalah Bapak Imanuddin.”
Ketua RW setempat, Sugeng Riyanto, menjadi saksi proses penyerahan resmi itu.
“Saya juga kan tanda tangan di sini (di surat penyerahan) sebagai saksi. Ada surat penyerahannya juga ada.”
Malam itu berawal dari provokasi, tapi berujung pada kesadaran dan pengembalian.
Sri Mulyani dan Kasih Sayang yang Tertinggal
Tak jauh dari sana, di Bintaro, seseorang bernama Geo, setelah melewati rumah Sri Mulyani yang baru dijarah, memungut beberapa barang: mainan anak, panci, gelas, mangkok.
Bukannya dibawa pulang, dia memilih mengembalikannya: