TRIBUNTRENDS.COM - Malam itu, Kota Bandung diliputi kesunyian yang tak biasa.
Di Rumah Sakit Hasan Sadikin, suara pelan alat-alat medis menjadi saksi bisu dari detik-detik terakhir seorang maestro musik dan kebudayaan tanah air.
Pada Senin, 1 September 2025, pukul 22.13 WIB, Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, atau yang lebih dikenal dengan nama Acil Bimbo, berpulang dalam usia 82 tahun.
Ia pergi setelah pergulatan panjang melawan kanker yang menggerogoti tubuhnya, namun tak pernah mampu menyentuh semangat dan jiwanya.
Rumah Duka, Lautan Air Mata dan Doa
Keesokan paginya, sejak fajar menyingsing, rumah duka di Jalan Biologi, Cigadung, Kota Bandung, mulai dipenuhi pelayat.
Udara pagi yang biasanya menyegarkan terasa berat, seperti membawa kesedihan yang menggumpal di langit.
Keluarga, kerabat, seniman, dan para tokoh budaya datang satu per satu, membawa doa dan air mata, mengenang sosok Acil sebagai pribadi hangat dan pemikir besar.
Sekitar pukul 10.40 WIB, jenazah disalatkan di Masjid Al Mualimin, sebelum diberangkatkan ke TPU Cipageran, Kota Cimahi pada pukul 11.00 WIB untuk dikebumikan.
Lambaian tangan dan linangan air mata mengiringi kepergiannya ke tempat peristirahatan terakhir.
Bukan Sekadar Musisi, Tapi Cahaya bagi Kebudayaan
Di tengah suasana duka, hadir pula Prof. Didi Turmudzi, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.
Sosok yang mengenal dekat Acil tak bisa menyembunyikan rasa kehilangannya.
Ucapan yang meluncur dari bibirnya terdengar lirih namun penuh makna:
“Saya kehilangan seorang sahabat yang hebat. Beliau adalah tokoh budayawan sekaligus seniman yang memberi kontribusi besar terhadap seni dan budaya, bukan hanya di Jawa Barat tetapi juga di tingkat nasional.”