"Kematian ini bukan hanya duka bagi keluarga, tapi juga cambuk bagi kita semua. Seorang mahasiswa, seorang anak bangsa, tumbang bukan karena penyakit atau musibah biasa, melainkan dalam ruang perjuangan yang seharusnya dijaga kehormatannya."
"Kita kehilangan seorang kawan, tapi kita tak boleh kehilangan daya juang," tutup pernyataan resmi Forum BEM DIY.
Kisah Rheza Sendy Pratama bukan sekadar berita kehilangan, melainkan sebuah panggilan nurani bagi semua pihak: pemerintah, aparat keamanan, kampus, hingga masyarakat sipil. Bahwa dalam menyampaikan pendapat, hak hidup dan rasa aman harus tetap dijaga.
Rheza telah pergi, namun perjuangannya hidup dalam ingatan banyak orang. Dan semoga, tak ada lagi mahasiswa, aktivis, atau siapa pun yang kehilangan nyawa karena menyuarakan harapan.
(TribunTrends.com/ TribunSumsel.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)