Demo Buruh

Rheza Sendy Pratama, Mahasiswa Amikom Yogyakarta, Tewas Saat Aksi di Polda DIY, Keluarga Pasrah

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAHASISWA DEMO MENINGGAL - Foto tangkapan layar dari YouTube Tribunjateng, diolah pada Senin (1/9/2025). Mengenang Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Amikom angkatan 2023 tewas saat aksi demo di DIY. Keluarga pasrah.

TRIBUNTRENDS.COM - Kabar duka menyelimuti dunia kampus dan aktivisme di Yogyakarta.

Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta angkatan 2023, meninggal dunia usai mengikuti aksi demonstrasi di Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu pagi, 31 Agustus 2025.

Rheza meninggal di usia muda, 21 tahun, dan kepergiannya menyisakan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan teman-temannya, tapi juga bagi gerakan mahasiswa yang tengah memperjuangkan aspirasi rakyat.

Pemakaman yang Penuh Haru

Jenazah Rheza telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasanalaya Jatisari, Mlati, Sleman, dengan diiringi ratusan pelayat.

Para pelayat, mayoritas anak muda, mahasiswa, dan aktivis dari berbagai kampus di Yogyakarta, tampak hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang mereka sebut sebagai "pejuang suara rakyat".

Luka Fisik dan Luka Hati Sang Ayah

Di tengah duka, Yoyon Surono, ayah Rheza, akhirnya angkat bicara mengenai kondisi terakhir putranya.

Dalam keterangannya, Yoyon menggambarkan kondisi jenazah Rheza yang penuh luka.

"Tengkuknya menurut saya patah. Ada bekas luka pijakan kaki, wajah mengalami luka. Bagian kaki dan tangan ada lecet, kemudian di bawah mata berwarna putih," ungkap Yoyon.

Meski mendapati banyak luka pada tubuh anaknya, Yoyon memutuskan untuk tidak melakukan autopsi. Ia menyebut bahwa keluarganya menerima kejadian ini sebagai musibah, walau hati kecilnya penuh tanya.

"Kami pasrah. Ini musibah. Tapi semoga tak ada lagi keluarga lain yang harus merasakan apa yang kami rasakan hari ini," ucapnya lirih.

Baca juga: 10 Tuntutan Buruh, Demo Bertema HOSTUM, Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah, Kamis 28 Agustus 2025

MENINGGALNYA MAHASISWA AMIKOM - Kolase ucapan duka cita Universitas Amikom Yogyakarta dan BEM se-DIY atas meninggalnya mahasiswa Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demonstrasi di Mapolda DIY, diunduh Minggu (31/8/2025). Forum BEM DIY bagikan kronologi meninggalnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama saat mengikuti aksi demo di Mapolda DIY. (Instagram @amikomjogja / @forumbemsediy)

Malam Terakhir Bersama Teman

Yoyon mengingat dengan jelas malam sebelum kejadian.

Rheza, kata sang ayah, sempat meminta uang untuk sekadar ngopi bersama teman lamanya dari SMK.

“Malam itu dia minta uang untuk ngopi sama temannya,” kenangnya.

Tak ada firasat buruk. Yoyon bahkan sempat menyarankan agar Rheza tetap berada di rumah, mengingat perkuliahan sedang libur.

“Sebenarnya saya sudah suruh dia di rumah saja,” katanya.

Namun pagi harinya, ia mendapat kabar bahwa anaknya telah berada di depan Mapolda DIY, tanpa ia sangka itulah kali terakhir melihat putranya dalam keadaan hidup.

“Baru saja kemarin dia bayar kuliah, baru masuk libur. Saya suruh di rumah saja,” tambah Yoyon dengan suara yang tertahan.

Seruan Perdamaian dan Harapan Ayah Seorang Anak Bangsa

Yoyon tak ingin kepergian anaknya menjadi sia-sia.

Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar aksi demonstrasi di masa depan berlangsung damai dan aman bagi siapa pun yang menyuarakan pendapatnya.

“Harapannya, kalau ada demo itu damai. Pengamanan diperketat, jelas, jangan asal main gebuk. Kasihan orang-orang yang tidak tahu apa-apa,” tegasnya.

Bagi Yoyon, tragedi yang menimpa anaknya adalah peringatan keras tentang pentingnya perlindungan bagi warga sipil, khususnya mahasiswa, yang menggunakan hak konstitusional untuk berekspresi.

Versi Kronologi dari Forum BEM DIY

Tak lama setelah kabar meninggalnya Rheza mencuat, Forum BEM DIY membagikan kronologi kejadian yang mereka himpun dari sejumlah saksi dan rekan almarhum.

Menurut mereka, Rheza memang berada di lokasi aksi. Saat suasana mulai ricuh dan para peserta demonstrasi mencoba membubarkan diri, motor yang dikendarai Rheza mendadak mati ketika hendak berbalik arah.

Tanpa diduga, aparat menembakkan gas air mata yang menyebabkan Rheza kehilangan keseimbangan dan jatuh. Teman yang dibonceng Rheza saat itu berhasil menyelamatkan diri, namun Rheza justru tertinggal di tengah kekacauan dan akhirnya meregang nyawa di lokasi.

Forum BEM menyampaikan duka dan keprihatinan mendalam atas insiden ini.

"Kematian ini bukan hanya duka bagi keluarga, tapi juga cambuk bagi kita semua. Seorang mahasiswa, seorang anak bangsa, tumbang bukan karena penyakit atau musibah biasa, melainkan dalam ruang perjuangan yang seharusnya dijaga kehormatannya."

"Kita kehilangan seorang kawan, tapi kita tak boleh kehilangan daya juang," tutup pernyataan resmi Forum BEM DIY.

Kisah Rheza Sendy Pratama bukan sekadar berita kehilangan, melainkan sebuah panggilan nurani bagi semua pihak: pemerintah, aparat keamanan, kampus, hingga masyarakat sipil. Bahwa dalam menyampaikan pendapat, hak hidup dan rasa aman harus tetap dijaga.

Rheza telah pergi, namun perjuangannya hidup dalam ingatan banyak orang. Dan semoga, tak ada lagi mahasiswa, aktivis, atau siapa pun yang kehilangan nyawa karena menyuarakan harapan.

(TribunTrends.com/ TribunSumsel.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)