Menanggapi viralnya video tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Pesawaran, Muhammad Rinaldi, meminta agar persoalan ini ditindak tegas dan transparan.
Pihak DPRD langsung berkoordinasi dengan Disdikbud setelah video beredar luas di media sosial.
"Menurut pengakuan kadis, oknum tersebut sudah diarahkan untuk tes kesehatan jiwa," jelas Rinaldi, Minggu (24/8/2025).
Pemeriksaan kejiwaan itu, kata Rinaldi, akan menjadi dasar penting dalam proses evaluasi dan pemberian sanksi lebih lanjut.
Ia menekankan perlunya langkah cepat dan terukur agar kejadian serupa tak terulang.
"Kami ingin ada langkah jelas supaya kejadian serupa tidak terulang lagi," tegasnya.
Baca juga: Dari Salah Tafsir Jadi Petaka: 37 Siswa MAN 1 Padang Gagal Lulus Gara-gara Robek Bendera Merah Putih
Perlindungan Anak di Sekolah Harus Jadi Prioritas
Viralnya kasus ini membuka kembali diskusi tentang pentingnya pengawasan perilaku guru di sekolah dan perlindungan psikologis bagi anak didik.
Banyak pihak menilai bahwa tindakan seperti ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan, tetapi juga bisa menimbulkan trauma jangka panjang pada siswa.
Dalam banyak komentar, publik mendesak agar sanksi tidak berhenti pada pencopotan, melainkan juga melibatkan asesmen psikologis menyeluruh bagi guru terkait.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa kesehatan mental tenaga pendidik harus menjadi bagian dari sistem pembinaan pegawai di lingkungan sekolah.
Tidak hanya siswa yang perlu dukungan emosional, para guru juga harus berada dalam kondisi stabil agar bisa menciptakan suasana belajar yang aman dan kondusif.
Langkah Selanjutnya?
Untuk saat ini, penanganan guru Harmini diserahkan sepenuhnya kepada Inspektorat Pesawaran.
Sementara hasil pemeriksaan dan evaluasi kejiwaan akan menentukan nasib profesinya ke depan.