Ia sadar betul bahwa peran seorang ibu begitu besar dalam kehidupan anak-anak. Tak hanya memberi kasih sayang, seorang ibu juga memiliki kekuatan luar biasa dalam merawat dan menjaga keluarga.
“Seorang ibu itu kan bisa merawat 10 anak sekaligus, hebat gitu. Tapi seorang bapak susah, sulit untuk itu.
Saya berdoa ya Allah mudah-mudahan bisa ini merawat empat orang anak ini,” katanya sambil menekan dadanya.
Baca juga: Nasib Bayi Kembar Mpok Alpa Ditinggal Ibu di Usia 10 Bulan, Tangisan Tak Henti, Aji Darmaji Tak Tega
Sosok Ibu yang Telaten
Kenangan tentang Mpok Alpa terus membekas dalam ingatan Ajie. Ia mengenang istrinya sebagai sosok ibu yang penuh kasih sayang, telaten, dan tak tergantikan.
Meski ada orang lain yang membantu menjaga, almarhumah selalu memilih untuk tidur bersama bayi kembarnya.
“Kalau emaknya mah, almarhum emang hebat. Biar kata ada yang awasin tetap maunya tidur sama Raffa-Raffi. Kalau dipeluk sama emaknya, udah itu langsung (pulas),” kisah Ajie.
Kenangan kecil itu menjadi bukti betapa besar kasih sayang Mpok Alpa kepada anak-anaknya.
Kepergian Akibat Penyakit
Wanita bernama asli Nisa Carolina ini menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan kanker payudara. Ia meninggal dunia di RS Dharmais, Jakarta Barat, pada Jumat pagi (15/8/2025).
Kini jenazahnya disemayamkan di rumah duka, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Kehilangan ini meninggalkan duka mendalam, namun juga pelajaran berharga bagi banyak orang.
Kisah Raffa dan Raffi yang hanya bisa berhenti menangis ketika dipelukkan baju sang ibu membuktikan bahwa kasih sayang seorang ibu adalah sesuatu yang abadi, tidak tergantikan oleh siapa pun, bahkan ketika raganya sudah tiada.
***
(TribunTrends/TribunJakarta)