TRIBUNTRENDS.COM - Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, menanggapi tegas langkah tiga mantan kader PDIP Solo yang bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Tiga sosok yang dimaksud adalah Ginda Ferachtriawan, Wawanto, dan Dyah Retno Pratiwi.
Menurut Rudy, ketiganya merupakan figur yang selama ini memiliki berbagai persoalan internal, sehingga PDIP tidak merasa dirugikan dengan keputusan mereka hengkang ke partai lain.
Ia pun yakin hal itu tak akan memengaruhi kekuatan suara PDIP di Solo.
Baca juga: Nasib Kepala Daerah PDIP Tak Ikut Retret, Dianggap Tak Lulus Meski Nyusul, Mendagri: Beda Sertifikat
Perpindahan Partai adalah Hal Wajar
Ditemui di kediamannya, FX Rudy menyatakan bahwa fenomena perpindahan partai adalah hal yang umum terjadi di dunia politik.
Namun, ia menegaskan tidak mempermasalahkan langkah kader-kader tersebut.
Mantan Wali Kota Solo itu menyatakan bahwa mereka bukanlah kader murni PDIP.
"Itulah yang namanya PDI Perjuangan, jadi mulai dari PDI sampai PDI Perjuangan. Kalau orang yang dari PDI jadi PDI Perjuangan, pasti tidak akan berpindah partai politik. Karena paham betul tentang ideologi partai," tegas FX Rudy, Senin (11/8/2025) sore.
Tuding Tak Pahami Ideologi Partai
FX Rudy menilai bahwa para mantan kader tersebut tidak benar-benar memahami ideologi PDIP.
"Perkara mereka sekarang mengundurkan diri atau dipecat, karena dia lahir sebelum 73 (fusi partai 6 partai menjadi PDIP).
Dari situlah kalau orang yang berkiprah dari situ, dibunuh pun tetap PDI Perjuangan," jelas Rudy.
Disebut Berpindah Karena Ambisi Jabatan
Menurut FX Rudy, motif utama di balik perpindahan ketiganya adalah keinginan untuk meraih jabatan tertentu di partai lain.
"Sehingga kalau yang seperti itu, dia tujuan utamanya adalah bagaimana bisa meraih sesuatu di sebuah organisasi partai politik," ungkapnya.
Baca juga: Jejak Karier Tiga Eks Kader PDIP Solo yang Resmi Berseragam PSI, Banteng Kehilangan
Membuka Satu per Satu Latar Belakang Tiga Eks Kader
Dalam kesempatan yang sama, FX Rudy mengungkap secara terbuka latar belakang ketiga eks kader tersebut.
Untuk Ginda, ia menyatakan bahwa keberadaannya dalam PDIP tidak lepas dari nama besar sang ayah.