Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN - Langit cerah di Pendopo Pemkab Klaten, Senin pagi (4/8/2025), mengiringi langkah Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo melepas empat truk tangki air bersih.
Tujuannya jelas, empat desa di Kecamatan Kemalang yang tiap musim kemarau selalu berharap ada tangki datang membawa harapan.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita lakukan dropping air bersih untuk wilayah yang kekeringan,” kata Hamenang.
Ia tahu betul, di balik gemuruh sungai dan umbul yang dimiliki Klaten, masih ada desa-desa yang nyaris tak tersentuh air saat kemarau datang.
Klaten menyiapkan 1.000 tangki untuk tahun ini.
“Hari ini kita dropping 12 tangki, itu sesuai dengan ajuan pemerintah desa. Kalau nanti meningkat, intensitasnya akan kita tingkatkan,” jelasnya.
Harapan utamanya sederhana namun menyentuh.
“Bisa mencukupi kebutuhan air bersih dari warga masyarakat di Kabupaten Klaten yang memang mengalami kekeringan,” ujarnya.
Lebih dari sekadar pengiriman air, ini soal empati.
“Alhamdulillah, kita selalu siap. Insyaallah kebutuhan air bersih bisa terpenuhi. Baik dari Pemda maupun uluran bantuan dari stakeholder lain,” tambah Hamenang.
Ia mengerti bahwa solusi sesungguhnya tidak cukup dengan mengandalkan truk tangki, maka langkah strategis pun dirancang.
Salah satunya adalah menggandeng Kabupaten Sleman, memanfaatkan Umbul Bebeng secara bersama.
“Kami sudah ketemu dengan Bapak Bupati Sleman dan Camat. Insyaallah kerja sama ini bisa ditingkatkan,” ungkapnya.
Baca juga: Bupati Klaten Hamenang Usulkan Kolaborasi CSR untuk Atasi Krisis Air Lereng Merapi
Ia juga menyampaikan rencana menarik air dari bawah ke atas, bukan lagi mengandalkan pengeboran mahal yang kerap gagal.
“Itu sepertinya lebih masuk akal, meskipun biayanya tidak murah. Tapi tidak apa-apa. Yang penting masyarakat di atas bisa tercukupi air bersihnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kalak BPBD Klaten Syahruna, memastikan dropping awal menjangkau empat desa, yakni Desa Kendalsari, Tlogowatu, Tegalmulyo, dan Sidorejo.
Air akan disalurkan ke bak penampungan umum dan tempat ibadah, tempat masyarakat biasa berkumpul dan bergantung.
“Kami fokus dulu di daerah atas,” jelas Syahruna.
“Karena daerah itu tinggi, hanya mengandalkan air hujan. Dan sekarang hampir masuk puncak kemarau," imbuhnya.
Meski baru empat desa yang mengajukan permintaan, BPBD tak mau hanya menunggu.
“Kami turunkan tim TRC untuk kaji cepat. Setelah laporan masuk, langsung kita rapatkan bersama OPD,” katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, cakupan bantuan semakin berkurang karena beberapa wilayah sudah mendapat akses air bersih.
“Tahun ini perkiraan kita hanya 11 desa di 4 kecamatan yang terdampak,” ungkapnya.
Meski begitu, anggaran tetap disiapkan.
“Kita alokasikan hampir Rp500 juta untuk seribu tangki. Tapi bisa berubah tergantung kondisi di lapangan,” tutupnya.
Di tengah musim kering yang menggerus sumber air, Pemkab Klaten mencoba menjaga satu hal tetap mengalir kepedulian. (*)