Berita Viral

Melon Musim Dingin, Cara Unik untuk Menyejukkan Diri dari Teriknya Musim Panas di Tiongkok

Penulis: Sinta Darmastri
Editor: Sinta Darmastri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERITA VIRAL - Memasuki musim panas di berbegai negara banyak keluhan, hal unik di Tiongkok, mereka tidur sambil memeluk semangka, beginilah potret menariknya.

Dalam banyak video, terlihat mereka tertidur lelap sambil menempel erat pada melon, seolah mendapat pelukan alami yang sejuk.

BERITA VIRAL - Memasuki musim panas di berbegai negara banyak keluhan, hal unik di Tiongkok, mereka tidur sambil memeluk semangka, beginilah potret menariknya. (RedNote/scmp.com)

Secara ekonomi pun metode ini cukup ramah kantong. 

Sebuah melon seberat 14 kilogram hanya dibanderol sekitar 54 yuan atau sekitar US$7,5. 

Banyak yang melaporkan bisa menggunakan satu buah melon selama beberapa hari. 

Namun satu hal yang harus diingat, jangan dimakan setelah digunakan untuk tidur. 

“Melon yang sudah pernah dipakai tidur rasanya tidak enak,” ujar salah satu pengguna.

Tren ini rupanya berakar dari praktik pengobatan kuno Tiongkok. 

Melon musim dingin dikenal mengandung lebih dari 95 persen air, yang memungkinkan tubuh menyerap panas melalui kontak kulit. 

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok (TCM), kulit melon ini bahkan kerap digunakan dalam resep untuk membantu membersihkan panas dari dalam tubuh.

Yang Zufu, pakar dari Pusat Penelitian Pemulihan Tiongkok, menjelaskan kepada People’s Daily bahwa metode ini sangat bermanfaat bagi kelompok rentan yang tidak cocok atau tidak memiliki akses ke AC, seperti orang tua, balita, dan ibu hamil. 

Meski demikian, ia memperingatkan agar orang dengan kondisi lambung dan limpa lemah tidak terlalu lama menekan bagian perut ke melon, karena dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti sakit perut atau diare.

Untuk pengguna dengan kulit sensitif, Yang menyarankan membungkus melon dengan handuk dan menjaga jarak dari kulit secara langsung agar efek samping bisa diminimalkan.

Di tengah gelombang panas ekstrem yang melanda, seperti yang terjadi di Shanghai dengan suhu mencapai lebih dari 36 derajat Celsius pada 27 Juni 2025, metode alami seperti ini menjadi pilihan yang masuk akal dan menarik.

(TribunTrends.com/Darma)