Kunci Jawaban

Jawaban: Contoh Jurnal Modul 1 PPG 2025k, Ada 6 Link yang Bisa Dipelajari

Editor: Suli Hanna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JAWABAN PPG 2025 - Berikut kunci jawaban PPG 2025 dari pertanyaan: Contoh jurnal modul 1 PPG 2025. Bisa untuk bahan belajar.

TRIBUNTRENDS.COM - Tersedia enam contoh jurnal untuk Modul 1 bertema Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025. Peserta PPG Dalam Jabatan (Daljab) diwajibkan menyusun jurnal ini melalui platform Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Pengunggahan jurnal dilakukan setelah menyelesaikan serangkaian tugas seperti latihan pemahaman, cerita reflektif, dan post test pada modul yang sama.

Contoh jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 dalam artikel ini terdiri dari berbagai topik yang bisa menjadi acuan guru untuk menyusun jurnal sesuai dengan mata pelajaran dan kelas yang diampu, serta agar cepat divalidasi.

Mulai jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum Topik 1 Prinsip Understanding by Design Pada Pembelajaran, Topik 2 Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi, Topik 3 Merancang Pembelajaran TaRL dan Topik 4 Menerapkan Pendekatan CRT.

Selengkapnya simak contoh jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025, yang Tribunnews.com kutip dari beberapa sumber berikut ini.

Contoh Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025

1. Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 1 Prinsip Understanding by Design Pada Pembelajaran)

MODUL 1 PPG BAGI GURU TERTENTU 2025 

Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) 

Prinsip Understanding by Design (UbD) 

A. PENDAHULUAN 

Pendekatan prinsip pembelajaran Understanding by Design (UbD) adalah salah satu pandangan atau perspektif dalam merencanakan dan melaksanakan proses belaja mengajar dengan memandang suatu pembelajaran sebuah kiat dalam mendorong dan mencapai pemahaman peserta didik dengan metode Backward design. Bahwa dalam perencanaan dan menentukan skenario pembelajaran dilalui dengan menentukan dan menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai dan diperoleh terlebih dahulu. 

Adapun yang melatar belakagi saya memilih jurnal ini karena saya menyadari bahwa pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design (UbD) penting dilakukan di Sekolah saya khususnya pada Mata Pelajaran PJOK yang saya ajarkan sehingga memilih jurnal ini untuk perlu mendalaminya, dengan prinsip pembelajaran Understanding by Design (UbD) juga memilik beberapa keunggulan diantaranya yaitu Memastikan keterkaitan antara tujuan, penilaian, dan langkah pembelajaran, membantu guru mendesain pembelajaran yang fokus pada tujuan-tujuan esensial, menarik bagi siswa, mendorong proses belajar yang bermakna, membantu siswa memahami apa yang mereka butuhkan, memastikan kurikulum, konten, dan penilaian selaras dengan hasil spesifik dan keterampilan yang dapat ditransfer guru kepada peserta didik dan membantu memfokuskan kurikulum dan pengajaran pada pengembangan dan pendalaman pemahaman siswa.

Perlu diketahui bahwa Asesmen bukan hanya ditujukan untuk mengevaluasi murid tetapi juga berguna bagi guru untuk mengevaluasi diri khususnya cara dalam mengelola pembelajaran dan pada gilirannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang efektif, juga akan membantu guru dalam mengambil keputusan apa yang harus diajarkan lagi dan apa yang tidak perlu diajarkan lagi, apa yang sudah baik dan apa yang masih perlu diperbaiki lagi.

Baca juga: JAWABAN 3.4: Jerat Hukum Pelaku Bullying Dan Kekerasan Terhadap Murid PINTAR Kemenag

KUNCI JAWABAN - Berikut kunci jawaban PPG 2025 dari pertanyaan: Contoh jurnal modul 1 PPG 2025. Bisa untuk bahan belajar. (TribunSumsel.com)

B. KONSEP PEMBELAJARAN UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD) 

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) merupakan salah satu program prioritas lintas unit utama di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang melibatkan Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP); Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Direktorat Jenderal Guru, dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK); serta Direktorat Jenderal (Ditjen) Vokasi.

Understanding by Design (UbD) atau dikenal dengan sebutan Backward Design merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dipelopori oleh tokoh pendidikan Grant Wiggins dan Jay McTighe (2005) UbD merupakan desain pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk pemahaman yang meliputi enam aspek yaitu menjelaskan, interprestasi, aplikasi, prespektif, empati dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum merdeka dengan pendekatan prinsip Understanding by Design (UbD) diharapkan dapat mempermudah dalam merancang proses pembelajaran. Berikut langkah-langkah pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design:

1. Menentukan tujuan pembelajaran 

Tujuan Pembelajara (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) murid yang perlu dibangun melalui satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Secara operasional, komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek berikut ini: 

a) Kompetensi adalah kemampuan yang harus ditunjukkan siswa untuk menunjukkan bahwa mereka telah mencapai tujuan pembelajaran 
b) Konten adalah ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang harus dipahami siswa pada akhir satu unit pembelajaran. 
c) Variasi adalah keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi yang harus dikuasai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

2. Menentukan bentuk asesmen pembelajaran 

Asesmen bukan hanya ditujukan untuk mengevaluasi murid tetapi juga berguna bagi guru untuk mengevaluasi diri khususnya cara dalam mengelola pembelajaran dan pada gilirannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang efektif, juga akan membantu guru dalam mengambil keputusan apa yang harus diajarkan lagi dan apa yang tidak perlu diajarkan lagi, apa yang sudah baik dan apa yang masih perlu diperbaiki lagi. 

Ada tiga jenis asesmen diantaranya: 

a) Asesmen diagnostik dilakukan diawal pembelajaran untuk melakukan pemetaan dan mengetahui kompetensi yang dimiliki siswa 
b) Asesmen formatif yaitu asesmen yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari asesmen formatif yaitu untuk mengukur pengetahuan peserta didik selama proses pembelajaran, keterampilan terkait kinerja dalam kelompok maupun mandiri, serta sikap peserta didik selama proses pembelajaran. 
c) Asesmen sumatif, bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik secara keseluruhan. Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran dapat dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran sesuai pertimbangan guru. Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun. 

Adapun Tehnik atau Metode Asesmen 

1. Teknik observasi: teknik asesmen observasi yaitu murid diamati secara berkala dalam kurung waktu tertentu dengan fokus secara keseluruhan maupun individu. 
2. Asesmen performa dimana asesmen performa ini dapat berupa praktik melakukan gerakan permainan dalam olahraga dan sejenisnya. 
3. Tes tertulis atau lisan yang digunakan untuk menguji pengetahuan murid terhadap suatu hal. biasanya Teknik ini digunakan hanya sebatas untuk menguji level pengetahuan yang sifatnya lebih menghafal saja. 

Berikut Format Asesmen:

- Rubrik 

Instrumen rubrik yaitu sebuah panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid dengan menggunakan rubrik skor tertentu.

- Checklist 

Instrumen checklist yang berupa daftar informasi, data ciri-ciri karakteristik atau elemen yang dituju

- Catatan Anekdot 

Instrumen catatan Anekdotal merupakan catatan singkat hasil observasi pada murid. catatan bisa difokuskan pada performa dan perilaku murid yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis dari observasi yang telah dilakukan 

3. Menentukan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menentukan alat untuk mengukur ketercapaian tersebut, langkah selanjutnya yaitu menentukan kegiatan pembelajaran. Dalam menentukan kegiatan pembelaajaran guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain menentukan pendekatan pembelajaran guru juga dapat memilih model, strategi, dan metode yang akan digunakan. Selanjutnya guru juga perlu mempersiapkan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

C. Rancangan Pembelajaran yang menggunakan Prinsip Understanding by Design (UbD) untuk Mapel PJOK 

Informasi Umum:

Nama Sekolah SD Negeri 039 Manding 
Nama Syafaat, S. Pd 
Fase/Kelas: C/V 
Kegiatan Pembelajaran: Aktivitas pola gerak dasar melempar dan menagkap bola pada permainan bola kecil (kasti). 
Waktu 2 x 35 Menit (2 JP) 

Profil Pelajar Pancasila Gotong Royong dan Mandiri 

A. Kegiatan Pendahuluan (15 Menit) 

- Peserta didik diminta untuk berbaris dilapangan dan mengucapkan salam, lalu berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing 

- Peserta didik dipastikan dalam keadaan sehat, jika ada yang kurang sehat(sakit) maka guru meminta peserta didik untuk beristirahat. 

- Peserta didik dikondisikan dalam suasana belajar yang menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tengtang manfaat olahraga 

- Guru mengecek kemampuan peserta didik melalui tanya jawab sebagai asesmen awal dalam materi pola gerak dasar melempar dan menagkap bola pada permainan bola kecil. Hasil dari asesmen awal dapat digunakan untuk membagi kelompok yang mengakomodir perbedaan kemampuan peserta didik melalui pembelajaran dengan prinsip Understanding by Design (UbD). 

- Guru menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi, prinsip Understanding by Design (UbD) 

- Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu Aktivitas pola gerak dasar melempar dan menagkap bola pada permainan bola kecil 

- Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pola gerak dasar melempar dan menagkap bola pada permainan bola kecil, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-jilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan dengan memahami aktivitas pembelajaran pola gerak dasar melempar dan menagkap bola pada permainan bola kecil menggunakan tes tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan, yaitu memperaktikkan aktivitas pembelajaran pola gerak dasar melempar dan menagkap bola, serta bermain permainan sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi dengan menekan pada pengembangan nilai-nilai karakter, antara lain gotong royong dan mandiri, Prinsip Understanding by Design (UbD). 

Dilanjutkan dengan pemanasan ada 2 Cara dengan Lokomotor dan nonlokomotoragar peserta didik terkondisikan dalam perasaan yang menyenangkan ketika memasuki materi yang akan diajarkan pemanasan yang dilakakan dalam bentuk permainan melempar dan menangkap bola 

1. Peserta didik dibagi menjadi dua regu 

2. Bermain lempar tangkap setelah menagkap dan melempar bola, peserta didik bertukar tempat dan mengisi barisan dibelakang. Lalu dilanjutkan peserta didik yang ada dibarisan depan.. 

3. Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 10-15 menit 
Berdasarkan pengamatan guru pada permainan dipilih sejumlah peserta didik yang dianggap cukup mampu untuk menjadi tutor bagi teman-temannya dalam aktivitas berikutnya prinsip Understanding by Design (UbD). 

Dalam pembelajaran ini, selain dapat mengembangkan elemen keterampilan gerak pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila seperti berkolaborasi, kepedulian, berbagi pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, meregulasi diri dan dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. 

B. Kegiatan Inti (45 Menit) 

1) Setelah peserta didik melakukan pemanasan melalui permainan sederhana melempar dan menangkap bola, kegiatan dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran variasi pola gerak dasar melempar dan menangkap bola. peserta didik diminta untuk menamati dan memperaktikkan aktivitas pembelajaran pola gerak dasar melempar dan menangkap bola. 

2) Berdasakan hasil pengamatan, peserta didik diminta menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaan pola gerak dasar melempar dan menagkap bola. Jika peserta didik menemukan kesulitan maka guru membantu secara khusus, peserta didik diminta untuk mempelajari aktivitas pembelajaran pola gerak dasar melempar dan menagkap bola dengan seksama. 

3) Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola melambung dalam permainan 
melewati net/tali 

Langkah-langkah pembelajaran: 

a) Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok dan membentuk formasi berbanjar 
b) Dua kelompok saling berhadapan satu sama lain, 
c) Menggunakan lapangan Voli 
d) Pasang net/tali pada tiang 
e) Peserta didik melakukan gerakan melempar bola melambung melewati net secara bergantian, 
f) Kegiatan berulang hingga semua peserta didik melakukan lemparan bola melambung melewati net 
g) Peserta didik melakukan ini sebanyak 4-5 kali
 
C. Kegiatan Penutup (10 Menit) 

1. Refleksi: Guru menajak peserta didik untuk merefleksi kegiatan pembelajaran hari ini, dan termasuk tantangan dan hal baru yang dipelajari. 

2. Penilaian Formatif Guru memberikan umpan balik terhadap pola gerak. dasar melempar dan menangkap bola yang peserta didik praktikkan

3. Penutup: 

- Salah seorang peserta didik di bawah bimbingan guru melakukan gerakan pendinginan, guru mempertanyakan apa manfaatnya. 

- Guru dan peserta didik melakukan refleksi apa yang telah dicapai dan belum dicapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan secara umum dan kesalahan-kesalahan yang masih sering timbul saat melakukan aktivitas pembelajaran. 

- Guru menginformasikan kepada peserta didik, kelompok dan peserta didik yang paling baik penampilannya selama pembelajaran permainan kasti. 

- Guru menugaskan peserta didik yang terkait dengan pembelajaran yang telah dilakukan untuk membaca dan membuat kesimpulan tentang aktivitas pola gerak dasar melempar dan menangkap bola pada permainan kasti, hasilnya dijadikan sebagai tugas asesmen penugasan. 

- Berdoa dipimpin oleh salah satu peserta didik dan menyampaikan salam.
 
Peserta didik kembali ke kelas yang dilakukan dengan tertib, dan bagi peserta didik yang bertugas mengembalikan peralatan ke tempat semula. 
Bagaimana Prinsip UbD dapat Membantu guru dalam merencanakan pembelajaran Efektif....? 

REFLEKSI

Setelah saya menyimak dan mempelajari dari Vidio pembelajaran pada modul 1 Pengajaran dan Asesmen terkhusus pada materi prinsip Understandin by Design banyak materi yang baru saya dapatkan terlebih pada penerapan prinsip Understanding by Design (UbD) pada pembelajaran PJOK, yang sebelumnya saya hanya paham mengajar sesuai Modul yang saya dapatkan dari hasil download dan mengedit serta menyesuaikan dangan penerapan yang sesuai untuk dikembangkan disekolah saya, tentang bagaimana prinsip UbD dapat membantu guru dalam. merancang pembelajaran efektif...? saat merancang pembelajaran dengan pendekatan prinsip Understanding by Design (UbD) saya disini berpikir keras bagaimana cara menentukan hasil akhirnya sementara belum di lakukan pembelajaran, disinilah tantangan bagi saya untuk ingin menggali lebih dalam lagi serta termotivasi dalam mengembangkan prinsip Understanding by Design (UbD) pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di SD Negeri 039 Manding Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat tempat saya mengabdi. 

Tentang tantangan bagaimana menentukan hasil akhir, metode ini juga disesbut alur mundur karena memulai dengan Tujuan yang ingin dicapai, lalu merencanakan penilaian pembelajaran dan kemudian merancang pembelajaran sesuai. dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode prinsip Understanding by Design (UbD) memiliki kelebihan berupa pembelajaran yang saling terkait dan saya bisa memastikan keterkaitannya selama proses belajar mengajar berlangsung, lalu penerapannya pada pembelajaran yang saya lakukan saat mengetahui Tujuan dari pada materi yang saya ajarkan adalah Aktifitas pola gerak dasar melempar dan menangkap bola pada permainan bola kecil (Permainan Kasti) maka saya melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik, lalu saya merancang penilaian yang sesuai dengan kemampuan peserta didik yang berbeda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik, selanjutnya saya merancang pembelajaran dengan memperhatikan semua alur pembelajaran diawal. Setelah saya buat rancangan pembelajaran dengan menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) dan mengimplentasikan dengan kegiatan praktik dilapangan maka saya tarik kesimpulan bahwa menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) sangat membantu saya dalam menyusun rancangan pembelajaran yang sistematis dan lebih fokus pada pencapaian hasil akhir. 

Saat saya paparkan di sekolah kepada rekan sejawat, sangat merespon positip pembelajaran pada prinsip Understanding by Design (UbD), bukan hanya memaparkan tentang pembelajaran yang menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) tetapi saya memperaktikkan pembelajaran yang menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) di Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk memberi masukan jika pembelajaran yang saya lakukan tidak relevan pada pencapaian akhir. Setelah rekan sejawat memberi umpan balik alhamdulillah semua merespon dengan sangat baik. Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah Prinsip Understanding by Design (UbD) merupakan alat yang kuat dalam merancang pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik.

D. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

E. Dokumentasi Kegiatan Pemaparan tentang Prinsip pengajaran dan Asesmen Menggunakan "Prinsip Understanding by Desain" kepada Rekan sejawat.

F. Umpan Balik Rekan Sejawat dan Peserta Didik

Rancangan pembelajaran yang dibuat telah didiskusikan dengan rekan-rekan guru dan diterapkan dalam pembelajaran. Umpan balik dari siswa dan rekan guru menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 

Umpan Balik dari Rekan Guru:

Umpan Balik dari Peserta Didik:

2. Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 2. Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi)

MERANCANG PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS VI MATA  PELAJARAN PPKN 

A. PENDAHULUAN 

Sebagai guru kelas VI B Sekolah Dasar yang mengajar mata pelajaran PPKN, merasa bahwa konsep Pembelajaran Berdiferensiasi penting untuk diterapkan ke dalam mata pelajaran dan aktivitas belajar di kelas, khususnya pada materi "Belajar Pancasila Dengan Menyenangkan." 

Dengan pendekatan pendekatan berdiferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode dan strategi pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan belajar setiap siswa. 

Dengan demikian, siswa dapat lebih mudah memahami nilai-nilai Pancasila melalui berbagai aktivitas yang menarik dan relevan, sehingga mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Pembelajaran berdiferensiasi juga membantu menciptakan suasana belajar yang inklusif, di mana semua siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar.

Baca juga: JAWABAN: Peserta Didik Adalah Individual Yang Unik Dan Memiliki Gaya Belajar Tertentu

JAWABAN PPG 2025 - Berikut kunci jawaban PPG 2025 dari pertanyaan: Contoh jurnal modul 1 PPG 2025. Bisa untuk bahan belajar. (Generated by AI/JIS)

A. KONSEP PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI 

Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang melibatkan variasi dari segi konten maupun metode pembelajaran. Penyajian dengan diferensiasi konten memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah meningkatkan antusiasme para siswa dan siswi di kelas. Dalam konsep pembelajaran. ini, guru dapat mengubah materi pelajaran agar sesuai dengan tingkat pemahaman, minat, dan gaya belajar peserta didik. 

Dalam menerapkan konsep Pembelajaran Berdiferensiasi, beberapa contoh konten diferensiasi diantaranya:

a. Pemilihan bahan bacaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda. 
b. Penggunaan video, grafik, atau multimedia untuk mendukung pemahaman. 
c. Pemberian proyek atau tugas tambahan untuk peserta didik yang lebih maju. 

Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi juga dapat dilakukan dengan mendiferensiasikan proses, di antaranya sebagai berikut: 

a. Melibatkan stasiun belajar berupa rotasi aktivitas untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda. 
b. Mengadakan diskusi kelompok kecil untuk mendukung kolaborasi. 
c. Menyelenggarakan pembelajaran berbasis proyek untuk memfasilitasi pemahaman konsep. 

Selain itu, konsep Pembelajaran Berdiferensiasi ini juga dapat dilakukan dengan diferensiasi produk diantaranya: 

a. Menyediakan berbagai pilihan format tugas, seperti laporan tertulis, presentasi, atau proyek visual. 
b. Membiarkan peserta didik menghasilkan karya kreatif yang menunjukkan pemahaman mereka. 
c. Menyusun proyek kolaboratif yang melibatkan peserta didik untuk menciptakan produk bersama.

B. RENCANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI UNTUK PELAJARAN PPKN KELAS VI 

Mata Pelajaran: PPKN 
Kelas: VI B 
Topik: Belajar Pancasila Dengan Menyenangkan 

A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 

1. Kelas diawali dengan guru yang membuka kelas dengan salam dan doa 
2. Kemudian Guru mernulai dengan "Ice Breaking' singkat tentang lima sila Pancasila 
3. Guru menjelaskan brief mengenai tujuan pembelajaran yang akan dibawakan, yaitu terkait pentingnya memahami Pancasila. 

B. Kegiatan Inti (50 menit)

1. Eksplorasi Materi: 

Guru memberikan penjelasan singkat tentang nilai-nilai Pancasila. 
Diskusi Kelas: Guru mengajak siswa mendiskusikan contoh-contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Aktivitas Berdiferensiasi: 

Kelompok Visual: Siswa menggambar poster atau membuat mind map yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. 
Kelompok Auditori: Siswa membuat lagu atau jingle tentang Pancasila dan menyanyikannya di depan kelas. 
Kelompok Kinestetik: Siswa membuat drama pendek atau simulasi peristiwa yang menampilkan penerapan Pancasila. 

3. Kolaborasi dan Presentasi:

Siswa menyelesaikan tugas dalam kelompok dan mempersiapkan presentasi. 

Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. 

C. Kegiatan Penutup (10 menit) 

1. Refleksi: Guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran hari ini, termasuk tantangan dan hal baru yang dipelajari. 
2. Penilaian Formatif: Guru memberikan umpan balik terhadap presentasi dan produk kreatif yang telah dibuat oleh siswa. 
3. Penutup: Guru memberikan tugas rumah berupa jurnal refleksi tentang bagaimana siswa dapat menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan menutup kelas dengan doa 

REFLEKSI 

Berdasarkan rancangan yang menerapkan konsep diferensiasi tersebut, saya akan mulai pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari mereka yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Saya memberikan contoh sederhana, seperti gotong royong di lingkungan sekitar, saling menghormati perbedaan, dan pentingnya keadilan dalam bermain bersama teman. Siswa pun diharapkan dengan antusias berbagi pengalaman mereka, seperti saat mereka membantu tetangga yang sedang kesulitan atau bekerja sama dalam tugas kelompok di kelas. 

Untuk membuat suasana pembelajaran lebih interaktif, saya menggunakan metode pembelajaran berdiferensiasi sesuai pemahaman saya sejauh ini. 

Dalam penerapannya, diharapkan suasana kelas menjadi sangat hidup ketika masing-masing kelompok mulai bekerja dengan antusias. Siswa saling berdiskusi, bertukar ide, dan berkolaborasi untuk menghasilkan Kliping Pancasila terbaik mereka. Saya berkeliling ke setiap kelompok, memberikan bimbingan dan memastikan bahwa setiap siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Saya juga memberikan apresiasi atas kreativitas mereka, yang membuat siswa semakin termotivasi. 

Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas. Presentasi tersebut tidak hanya menguji pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari, tetapi juga mengembangkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan bekerja sama. Saya merasa bangga melihat betapa siswa mampu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila ke dalam karya yang kreatif dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. 

Sebagai penutup, saya mengajak siswa untuk merenungkan kembali apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. Saya juga akan memberikan tugas rumah kepada mereka untuk menulis refleksi tentang pengalaman mereka dalam kegiatan ini dan bagaimana mereka dapat lebih memahami dan mengamalkan Pancasila dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

Pembelajaran dengan pendekatan diferensiasi ini tidak hanya membuat siswa lebih memahami Pancasila, tetapi juga memberi mereka pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Pada akhirnya dengan pendekatan yang tepat, Pancasila dapat diajarkan dengan cara yang menarik, membuat siswa merasa terlibat, dan pada akhimya, mampu mengintemalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. 

Setelah mempelajari konsep pembelajarna berdiferensiasi, saya banyak mendapatkan pengetahuan baru bahwa dalam mengajar tidak harus menggunakan metode yang selama ini sudah berlaku secara umum. Tapi kita harus terus belajar agar dapat memberikan pelayanan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik kita.

Tantangan dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi tentu akan muncul. Misalnya, bagaiamana guru khususnya saya sendiri dapat membuat kreativitas dalam menghadirkan materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan sisiwa. Oleh sebab itu, saya harus lebih jauh belajar tentang cara-cara mengajar dengan pendekatan diferensiasi sehingga saya akan lebih kreatif dan terampil dalam mengajar dengan pendekatan yang dimaksud di atas.

C. FOTO DOKUMENTASI 

Foto 1: Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan cara pembentukan kelompok 
berdasarkan kebutuhan belajar masing-masing siswa.

Foto 2: Menghadirkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang memiliki gaya belajar yang beragam (penjelasan materi dengan metode ceramah)

D. Umpan Balik Rekan Sejawat dan Peserta Didik

Rancangan pembelajaran yang dibuat telah didiskusikan dengan rekan-rekan guru dan diterapkan dalam pembelajaran. Umpan balik dari siswa dan rekan guru menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 

Umpan Balik dari Rekan Guru:

Umpan Balik dari Peserta Didik:

Adapun contoh jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 dengan topik-topik lainnya dapat dicek di daftar link berikut:

3. Contoh Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 1 Prinsip Understanding by Design Pada Pembelajaran): KLIK LINK

4. Contoh Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 2. Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi): KLIK LINK

5. Contoh Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 3 Merancang Pembelajaran TaRL): KLIK LINK

6. Contoh Jurnal Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum PPG 2025 (Topik 4 Menerapkan Pendekatan CRT): KLIK LINK

(TribunTrends.com/ Tribunnews.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)