PPG Daljab 2025

Contoh Studi Kasus PPG 2025 tentang Strategi Pembelajaran, Jawaban PPG Daljab 2025

Editor: Sinta Darmastri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNCI JAWABAN - Contoh Studi Kasus PPG 2025 tentang Strategi Pembelajaran yang bisa Ibu/Bapak Guru gunakan sebagai panduan, untuk meningkatkan kualitas ajar.

TRIBUNTRENDS.COM - Dalam rangkaian Uji Kompetensi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2025, studi kasus menjadi salah satu bagian penting yang harus disusun secara mendalam oleh peserta.

Tahun ini, penyusunan studi kasus dibagi ke dalam empat spesifikasi, dan salah satu fokus utamanya adalah Strategi Pembelajaran.

Topik ini mendorong guru untuk merefleksikan kembali praktik mengajarnya di kelas, terutama bagaimana mereka merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif.

Studi kasus pada tema ini tidak hanya menuntut analisis terhadap permasalahan, tetapi juga mengajak guru untuk menggambarkan solusi nyata serta pembelajaran berharga yang diperoleh dari pengalaman tersebut.

Khusus dalam studi kasus yang mengangkat Masalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), terdapat empat poin utama yang harus dijawab oleh para guru, yaitu:

  1. Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

  2. Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

  3. Apa hasil dari upaya Anda tersebut?

  4. Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Melalui keempat pertanyaan ini, guru diajak untuk menguraikan secara sistematis sebuah kejadian nyata di kelas baik tantangan maupun solusinya.

Baca juga: Materi Tersebut Cocok dengan Kurikulum yang Anda Ajarkan, Kunci Jawaban Try Out PPG Piloting 2025

Hal ini bertujuan agar studi kasus tidak hanya menjadi sebuah tugas administratif, tetapi juga sarana refleksi profesional untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

Berikut adalah contoh Studi Kasus PPG 2025 tentang Strategi Pembelajaran yang bisa Ibu/Bapak Guru gunakan sebagai panduan.

________

Contoh Studi Kasus PPG 2025 tentang Strategi Pembelajaran

Mengatasi Kebosanan Belajar dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas III Melalui Strategi Pembelajaran Inovatif

Sebagai seorang guru kelas III di SD Harapan Bangsa pada awal tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan umum namun krusial: bagaimana mempertahankan minat dan keaktifan belajar siswa sepanjang hari.

Terutama setelah transisi dari pembelajaran daring ke luring penuh, saya mengamati bahwa siswa saya menunjukkan rentang perhatian yang lebih pendek, mudah bosan, dan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada mata pelajaran tematik yang mengintegrasikan berbagai muatan pelajaran.

Permasalahan yang Dihadapi:

Permasalahan utama yang saya hadapi adalah strategi pembelajaran yang monoton dan belum efektif dalam membangkitkan keaktifan serta mempertahankan fokus siswa kelas III. Saya menyadari bahwa metode ceramah, penugasan di buku teks, atau bahkan diskusi kelompok standar yang saya gunakan seringkali membuat siswa cepat jenuh.

Beberapa siswa tampak mengantuk, sebagian lagi asyik dengan dunia sendiri (mencoret-coret buku, berbicara dengan teman di luar topik), dan hanya sedikit yang aktif bertanya atau berpendapat. Hal ini berdampak pada pemahaman materi yang kurang mendalam, terutama pada konsep-konsep abstrak atau yang memerlukan eksplorasi langsung. Lingkungan kelas terasa kurang dinamis dan interaktif, sehingga potensi setiap anak untuk belajar secara optimal belum sepenuhnya tergali.

Baca juga: Saya Menghadapi Siswa yang Sering Tidak Fokus Saat Pelajaran Berlangsung, Jawaban Studi Kasus PPG

Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?

Melihat bahwa strategi yang ada kurang optimal, saya berkomitmen untuk melakukan perubahan fundamental dalam pendekatan mengajar saya. Saya memutuskan untuk mengadopsi strategi pembelajaran yang lebih variatif, partisipatif, dan menyenangkan, disesuaikan dengan karakteristik usia siswa kelas III. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:

  • Pendekatan Belajar Melalui Permainan (Gamifikasi): Saya mulai mengintegrasikan permainan edukatif ke dalam setiap sesi pembelajaran. Misalnya, untuk materi matematika tentang perkalian, kami bermain "Petualangan Matematika" di mana siswa harus memecahkan soal untuk maju. Untuk materi Bahasa Indonesia, kami bermain tebak kata atau menyusun kalimat dari kartu.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek Sederhana dan Konkret: Untuk mata pelajaran tematik, saya memperkenalkan proyek-proyek kecil yang dapat disentuh dan dilihat hasilnya oleh siswa. Contohnya, pada tema Lingkungan, siswa diminta membuat miniatur taman atau poster kampanye menjaga kebersihan di sekitar sekolah.
  • Strategi Pembelajaran Kooperatif yang Beragam: Saya tidak hanya mengandalkan kelompok statis, tetapi mencoba berbagai model seperti Team-Games-Tournament (TGT), di mana kelompok bersaing dalam kuis setelah belajar bersama, atau Numbered Head Together, di mana setiap anggota kelompok harus siap menjawab pertanyaan yang diajukan secara acak.
  • Pemanfaatan Media Visual dan Audio-Visual Interaktif: Saya lebih sering menggunakan video animasi edukasi, lagu-lagu pembelajaran, dan gambar-gambar berwarna. Saya juga mengajak siswa untuk membuat mind map atau poster bersama di papan tulis.
  • Gerakan dan Aktivitas Fisik Singkat (Brain Breaks): Untuk menjaga fokus, setiap 20-30 menit, saya menyisipkan brain breaks berupa senam ringan, lagu dengan gerakan, atau permainan singkat.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari perubahan strategi ini sungguh luar biasa. Antusiasme dan keaktifan belajar siswa meningkat drastis. Suasana kelas menjadi lebih hidup, ceria, dan interaktif. Siswa tidak lagi pasif; mereka berlomba-lomba menjawab, bertanya, dan berpartisipasi dalam setiap permainan atau proyek.

Rentang perhatian mereka juga membaik, terbukti dari minimnya siswa yang mengantuk atau terdistraksi. Nilai rata-rata pada evaluasi harian dan proyek-proyek kecil menunjukkan pemahaman konsep yang lebih baik dan kemampuan aplikasi yang meningkat. Mereka juga terlihat lebih percaya diri dalam berinteraksi dan berkolaborasi.

Baca juga: Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif, Kunci Jawaban Studi Kasus PPG 2025

Pengalaman Berharga Apa yang Bisa Anda Petik Ketika Menyelesaikan Permasalahan Tersebut?

Pengalaman berharga yang saya petik adalah bahwa strategi pembelajaran yang efektif bagi siswa SD haruslah berpusat pada pengalaman, partisipasi aktif, dan bersifat menyenangkan. Saya belajar bahwa anak-anak di usia ini belajar paling baik melalui doing, playing, dan exploring.

Guru harus menjadi fasilitator yang kreatif dan adaptif, tidak takut mencoba hal-hal baru, dan senantiasa berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Keterlibatan emosional dan fisik siswa dalam pembelajaran ternyata menjadi kunci utama dalam menjaga motivasi dan menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif. Sebuah strategi yang efektif bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang menciptakan kecintaan terhadap proses belajar itu sendiri.

______

*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan sebagai panduan bagi Ibu/Bapak Guru dalam PPG 2025. Mengingat Studi Kasus merupakan pertanyaan terbuka, maka kemungkinan akan ada jawaban yang berbeda bagi setiap guru.

***

(TribunTrends.com/Tribun Network)