Upaya Penyelesaian: Saya menerapkan metode Teaching at the Right Level (TaRL), membagi kelompok belajar berdasarkan kemampuan, dan memberikan tugas yang disesuaikan dengan level masing-masing.
Hasil: Siswa dengan kemampuan rendah lebih percaya diri, sedangkan siswa dengan kemampuan tinggi tetap tertantang dengan tugas lanjutan.
Pengalaman Berharga: Pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan siswa (diferensiasi) membuat proses belajar lebih inklusif dan merata.
4. Studi Kasus: Kurangnya Partisipasi Orang Tua dalam Pendidikan
Permasalahan: Beberapa siswa menunjukkan penurunan semangat belajar karena kurangnya dukungan dari orang tua.
Upaya Penyelesaian: Saya membuat grup komunikasi wali kelas dan mengadakan pertemuan virtual bulanan untuk melibatkan orang tua.
Hasil: Respons orang tua membaik. Mereka mulai bertanya tentang perkembangan anak dan membantu memotivasi belajar di rumah.
Pengalaman Berharga: Saya menyadari pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.
5. Studi Kasus: Siswa Sulit Menerima Nilai Rendah
Permasalahan: Beberapa siswa merasa kecewa dan putus asa ketika mendapat nilai ulangan yang rendah.
Upaya Penyelesaian: Saya memberikan sesi refleksi dan bimbingan belajar tambahan. Saya juga menekankan bahwa nilai bukan segalanya, dan keberhasilan butuh proses.
Hasil: Siswa menjadi lebih terbuka menerima umpan balik dan mau berusaha memperbaiki nilainya melalui remidi dan belajar mandiri.
Pengalaman Berharga: Saya belajar bahwa empati dan komunikasi terbuka sangat dibutuhkan dalam membentuk ketangguhan mental siswa.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Disempurnakan dengan bantuan AI)