Berikut ini empat contoh Aksi Nyata Modul 1 dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 di Ruang GTK
TRIBUNTRENDS.COM - Peserta PPG Dalam Jabatan (Daljab) 2025 umumnya perlu mengerjakan Aksi Nyata Modul 1 di platform Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (Ruang GTK).
Ini merupakan bagian dari pembelajaran Modul 1: Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum, di mana guru diminta menjawab Aksi Nyata tersebut di Ruang GTK.
Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 ini meliputi beberapa unit, yaitu:
- Aksi Nyata Unit 1: Bagaimana UbD Membantu Guru?
- Aksi Nyata Unit 2: Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
- Aksi Nyata Unit 3: Merancang Pembelajaran Berbasis Pendekatan TaRL
- Aksi Nyata Unit 4: Merancang Pembelajaran CRT
Semua contoh Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 yang disajikan ini dapat menjadi acuan bagi guru untuk menyusun jawaban yang sesuai dengan mata pelajaran dan kelas yang diampu, sekaligus membantu agar proses validasi berjalan cepat.
Anda bisa menyimak contoh Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 selengkapnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: 8 Contoh Format Jurnal Pembelajaran Modul 1 Topik 1 PPG 2025 di Platform Ruang GTK
Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025
1. Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 Unit 1: Bagaimana UbD Membantu Guru?
1. Berikut beberapa ide yang bisa didapatkan seorang guru setelah memahami UbD:
Merancang Tujuan Pembelajaran yang Jelas dan Terukur
- Mulai dari akhir: Guru dapat merancang tujuan pembelajaran dengan memikirkan hasil akhir yang ingin dicapai siswa (apa yang siswa harus tahu dan bisa lakukan setelah pembelajaran).
- Menggunakan kata kerja operasional: Guru dapat menggunakan kata kerja seperti menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, dan menerapkan untuk membuat tujuan pembelajaran lebih spesifik dan terukur.
- Menghubungkan dengan kehidupan nyata: Guru dapat menghubungkan tujuan pembelajaran dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang Bermakna
- Pembelajaran berbasis masalah: Guru dapat menyajikan masalah atau pertanyaan autentik yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi.
- Proyek berbasis inkuiri: Guru dapat mendorong siswa untuk melakukan penelitian, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan sendiri.
- Diskusi kelompok: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif di mana siswa dapat bertukar ide dan saling belajar.
Diferensiasi
Membuat Penilaian yang Otentik
- Penilaian berbasis kinerja: Guru dapat menilai kemampuan siswa melalui tugas tugas yang menuntut mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.
- Portofolio: Guru dapat meminta siswa untuk mengumpulkan karya-karya terbaik mereka dalam sebuah portofolio untuk menunjukkan pertumbuhan belajar mereka.
- Rubrik penilaian: Guru dapat menggunakan rubrik penilaian yang jelas dan terperinci untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.
Memfasilitasi Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
- Pembelajaran diferensiasi: Guru dapat menyesuaikan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa.
- Pembelajaran mandiri: Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.
- Refleksi: Guru dapat mendorong siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka dan memberikan umpan balik terhadap pembelajaran mereka sendiri.
2. Sebagai contoh, kita akan mengambil tema "Lingkungan Hidup" untuk kelas 5 SD.
Menentukan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Besar:
- Siswa mampu menganalisis dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan merancang solusi untuk masalah lingkungan di sekitar mereka.
Tujuan Khusus:
- Siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis polusi dan penyebabnya.
- Siswa dapat menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
- Siswa dapat merancang proyek sederhana untuk mengurangi sampah di lingkungan sekolah.
Mengembangkan Penilaian
- Penilaian Awal: Tes pengetahuan awal tentang lingkungan.
- Penilaian Proses: Observasi selama kegiatan kelompok, penilaian portofolio (poster, laporan proyek), jurnal refleksi siswa.
- Penilaian Akhir: Presentasi proyek kelompok, tes tertulis tentang pemahaman konsep lingkungan.
Merancang Kegiatan Pembelajaran
- Mulai dengan Pertanyaan Esensial: Apa yang membuat lingkungan menjadi sehat dan lestari?
Kegiatan Pembelajaran:
- Menjelajahi: Menonton video dokumenter tentang kerusakan lingkungan, diskusi kelompok tentang masalah lingkungan di sekitar sekolah, membuat peta konsep tentang komponen lingkungan.
- Menyelidiki: Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar sekolah (misalnya, jumlah sampah, kondisi sungai), mengumpulkan data tentang jenis sampah yang ditemukan, menganalisis data.
- Menciptakan: Merancang poster atau slogan tentang pentingnya menjaga lingkungan, membuat komitmen pribadi untuk mengurangi sampah, membuat prototype produk ramah lingkungan (misalnya, tempat sampah organik dan non-organik dari bahan bekas).
2. Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 Unit 2: Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik tersebut.
LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
1. Melakukan Pemetaan
Guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar melalui tiga aspek. yaitu kesiapan belajar. minat belajar dan profil bela jar (bisa dilakukan dengan wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket.
2. Perencanaan
Guru merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil dari pemetaan peserta didik.
3. Evaluasi dan Refleksi
Guru mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan bersama peserta didik.
JENIS PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DIFERENSIASI KONTEN
Menyesuaikan materi atau informasi yang diajarkan untuk memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Misalnya, menyediakan bacaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
DIFERENSIASI PROSES
Menggunakan berbagai metode dan strategi pengajaran untuk membantu siswa memahami materi. Ini bisa termasuk penggunaan alat bantu visual, aktivitas praktis, atau diskusi kelompok.
DIFERENSIASI PRODUK
Memberikan berbagai cara bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman peserta didik seperti menulis esai, membuat poster, atau melakukan presentasi untuk menunjukkan hasil belajar mereka.
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan adalah Pelajaran IPAS di kelas 5.
Asesmen awal dilakukan dengan memberikan angket survey untuk mengetahui gaya belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil assesmen guru memetokan peserta didik berdasorkan gaya belajarnya (kinestetik, auditori, visual)
Pembelajaran diferensiasi yang saya lakukan adalah diferensiasi konten (Peserta didik melakukan percobaan, diskusi, dan presentasi) dan diferensiasi produk (Tugas yang dilakukan peserta didik dapat berupa laporan pengamatan. tes tulis atau unjuk kerja)
Di akhir pembelajaran guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran hari ini.
MODUL AJAR
Satuan Pendidikan: UPT SDN. Sudimara 1 Ciledug
Tahun Pelajaran: 2024/2025
Kelas/ Semester: V/1 (satu)
Alokasi Waktu: 2 JP x 35 menit
A. Capaian Pembelajaran: Peserta didik dapat mengidentifikasi dan memahami sifat-sifat cahaya.
B. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat cahaya melalui percobaan sederhana.
C. Profil Pelajar Pancasila: Beriman Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif.
D. Metode dan Model: Inquiry, Diskusi, Tanya jawab dan Presentasi
E. Assesmen: Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran melalui Asesmen individu dan - Asesmen kelompok
F. Alat dan Bahan: Alat mewarnai, Cermin, senter; Gelas, sendok, Prisma (jika ada, untuk membuat pelangi), power point
1. Kegiatan Pendahuluan:
Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Setelah berdoa selesai, guru memberikan klarifikasi terhadap aktivitas pembuka dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan dan rencana kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Diferensiasi Konten:
Peserta didik mengamati slide materi PPT tentang sifat-sifat cahaya (Visual)
Guru memberikan Pertanyaan Pemantik:
- Mengapa kita bisa melihat benda?
- Apa saja sifat-sifat cahaya yang kalian ketahui?
Siswa menjawab pertanyaan secara mandiri
Guru mengkonfirmasi dan mengapresiasi setiap jawaban peserta didik
Guru membagi kelompok yang berisi 5 orang
Peserta didik melakukan percobaan sesuai tahapan yang ada pada lembar pengamatan (kinestetik)
Peserta didik mengamati proses dalam percobaan dan menulisnya dalam bentuk laporan (mengamati, menalar dan mencoba)
Diferensiasi Produk:
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada laporan pengamatan (Audiotory dan Visual)
Siswa bersama guru membahas hasil diskusi
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan
Guru merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan refleksi sebagai berikut:
- Materi apa yang telah dipelajari?
- Bagaimana perasaan kalian mengikuti pelajaran hari ini?
Saran apa yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari materi yang tadi dipelajari?
Guru memberikan soal evaluasi kepada peserta didik
Guru memberikan penilaian hasil tugas peserta didik
Guru mengapresiasi semangat belajar siswa hari ini
Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa sebagai tanda akhir pembelajaran
Guru mengucapkan salam penutup
DOKUMENTASI
Kegiatan Kerja Kelompok di Kelas
UMPAN BALIK
Kegiatan Umpan Balik Peserta Didik terhadap pembelajaran
3. Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 Unit 3: Merancang Pembelajaran Berbasis Pendekatan TaRL
Sebagai penutup kegiatan, Bapak/Ibu Guru dapat melakukan aksi nyata dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut. Dokumentasikan hasil aksi nyata pada Google Drive pribadi dalam bentuk PDF. Salah satu aksi nyata terbaik akan diunggah pada Jurnal Pembelajaranku.
1. Hal apa yang pertama kali akan Bapak/Ibu Guru lakukan setelah mempelajari topik ini?
Kunci Jawaban:
Hal pertama kali yang akan saya lakukan sebagai seorang guru setelah mempelajari Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran adalah menerapkan Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) dalam pembelajaran!
Pendekatan ini memang sangat efektif untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Hal pertama yang akan saya lakukan setelah mempelajari TaRL adalah saat menerapkannya dalam pembelajaran yaitu:
1. Memahami Tingkat Kemampuan Siswa:
- Asesmen Awal: Saya akan meakukan asesmen awal untuk mengetahui secara mendalam kemampuan awal setiap siswa. Asesmen ini bisa berupa tes tertulis, lisan, atau tugas-tugas sederhana.
- Observasi: Saya pun akan memperhatikan secara cermat bagaimana siswa berinteraksi dengan materi pelajaran, kesulitan yang mereka hadapi, dan kekuatan yang mereka miliki.
- Wawancara: Selain kedua hal diatas saya juga akan berusaha untuk mengajak berbicara dengan siswa secara individual untuk memahami lebih dalam tentang gaya belajar, minat, dan kesulitan yang mereka alami.
2. Membuat Kelompok Belajar yang Heterogen:
- Beragam Kemampuan: Saya akan membentuk kelompok belajar yang terdiri dari siswa dengan beragam tingkat kemampuan. Hal ini akan
mendorong siswa yang lebih mahir untuk membantu teman sebayanya yang masih kesulitan. - Fleksibilitas: Kelompok belajar ini bisa bersifat dinamis, artinya anggota kelompok bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa.
3. Mendesain Kegiatan Pembelajaran yang Berdiferensiasi:
- Tugas yang Bervariasi: Saya akan menyediakan tugas-tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, sehingga setiap siswa
dapat memilih tugas yang sesuai dengan kemampuannya. - Media Pembelajaran yang Beragam: Saya juga akan berusha untuk menggunakan berbagai macam media pembelajaran, seperti gambar,
video, atau permainan, untuk memenuhi preferensi belajar yang berbeda-beda. - Dukungan yang Berbeda: Sebagai seorang guru yang telah mempelajari Konsep TaRL, wajib untuk memberikan dukungan yang berbeda-beda kepada setiap siswa, baik bimbingan individual muapun kelompok kecil.
4. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif:
- Spesifik: Kita perlu memberikan umpan balik yang spesifik dan jelas, sehingga siswa dapat mengetahui dengan pasti apa yang sudah mereka lakukan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki.
- Tepat Waktu: Berikan umpan balik segera setelah siswa menyelesaikan tugas, agar mereka dapat langsung melakukan perbaikan.
- Membangun Kepercayaan Diri: Saat memberikan unpan balik gunakan bahasa yang positif dan memotivasi untuk membangun
kepercayaan diri siswa.
5. Menyediakan Lingkungan Belajar yang Mendukung:
- Aman dan Nyaman: Saya akan berusaha menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman, sehingga siswa merasa bebas untuk bertanya dan berdiskusi.
- Kolaboratif: Saya juga akan mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu.
- Menyenangkan: Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dengan menggunakan berbagai macam aktivitas yang menarik.
2. Apa langkah-langkah konkret yang akan Bapak/Ibu Guru ambil dalam mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis pendekatan TaRL?
Kunci jawaban:
Langkah-langkah konkret dalam mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis pendekatan TaRL (Teaching at the Right Level).
Pendekatan TaRL sangat efektif untuk mengakomodasi perbedaan kemampuan siswa dalam satu kelas.
Adapun Langkah-langkah Konkret Pengembangan Rancangan Pembelajaran TaRL:
1. Pemahaman Mendalam tentang TaRL:
- Pelajari konsep TaRL: Memahami betul prinsip dasar TaRL, yaitu menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kemampuan individu
siswa, bukan berdasarkan usia atau kelas. - Identifikasi tujuan pembelajaran: Menententukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian yang ingin dicapai.
2. Asesmen Awal:
- Kenali siswa: Melakukan berbagai jenis asesmen (tes tertulis, lisan, proyek, observasi) untuk mengukur pengetahuan awal, keterampilan,
dan gaya belajar siswa. - Kelompokkan siswa: Membentuk kelompok heterogen atau homogen berdasarkan hasil asesmen, namun tetap pertimbangkan aspek sosial dan emosional siswa.
3. Perencanaan Pembelajaran:
- Differensiasi konten: Menyeesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat pemahaman masing-masing kelompok.
- Differensiasi proses: Memvariasikan aktivitas pembelajaran (diskusi, proyek, presentasi, permainan) untuk mengakomodasi berbagai gaya
belajar. - Differensiasi produk: Memberikan pilihan tugas akhir yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa.
- Menyediakan berbagai sumber belajar: Gunakan buku teks, media digital, alat peraga, dan sumber lain yang relevan.
4. Pelaksanaan Pembelajaran:
- Membuat suasana belajar yang inklusif: Menciptakan lingkungan kelas yang nyaman dan mendorong partisipasi aktif semua siswa.
- Memberikan bimbingan individual: Mengawasi perkembangan belajar masing-masing siswa dan berikan bantuan yang diperlukan.
- Fleksibilitas: Siap menyesuaikan rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Evaluasi:
- Evaluasi formatif: Melakukan evaluasi secara berkala untuk memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan balik.
- Evaluasi sumatif: Melakukan evaluasi akhir untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.
- Refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran dan lakukan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya.
Contoh Penerapan TaRL:
Misalnya, dalam pembelajaran matematika tentang pecahan
Asesmen: Memberikan soal-soal dengan tingkat kesulitan berbeda untuk mengidentifikasi pemahaman siswa tentang konsep pecahan.
Perencanaan:
- Kelompok 1 (mahir): Menyelesaikan soal cerita yang kompleks tentang pecahan.
- Kelompok 2 (menengah): Membuat model pecahan menggunakan berbagai benda.
- Kelompok 3 (perlu bantuan): Belajar konsep dasar pecahan melalui gambar dan manipulatif.
Pelaksanaan:
- Kelompok 1: Diskusikan soal cerita secara kelompok.
- Kelompok 2: Presentasikan model pecahan di depan kelas.
- Kelompok 3: Bekerja sama dengan guru untuk memahami konsep dasar.
4. Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 Unit 4: Merancang Pembelajaran CRT PPG 2025
Sebagai penutup kegiatan, Bapak/Ibu Guru dapat melakukan aksi nyata dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut. Dokumentasikan hasil aksi nyata pada Google Drive pribadi dalam bentuk PDF. Salah satu aksi nyata terbaik akan diunggah pada Jurnal Pembelajaranku.
1. Hal apa yang pertama kali akan Bapak/Ibu Guru lakukan setelah mempelajari topik ini?
2. Apa langkah-langkah konkret yang akan Bapak/Ibu Guru ambil dalam mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis pendekatan CRT?
Referensi Jawaban Aksi Nyata Merancang Pembelajaran CRT PPG 2025:
1. Hal pertama yang akan dilakukan setelah mempelajari Pembelajaran Berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah merefleksikan praktik mengajar yang telah dilakukan sejauh ini.
Saya akan mengevaluasi sejauh mana saya sudah memasukkan unsur-unsur kebudayaan siswa dalam proses pembelajaran dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan untuk lebih responsif terhadap keragaman budaya di kelas saya.
2. Langkah-langkah konkret dalam mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis CRT:
Pengumpulan Data Siswa: Kumpulkan informasi tentang latar belakang budaya siswa melalui observasi, survei, atau wawancara dengan siswa dan orang tua.
Penyesuaian Materi Ajar: Sesuaikan materi pembelajaran agar mencerminkan keberagaman budaya siswa. Misalnya, dengan memasukkan cerita rakyat, lagu, atau contoh dari berbagai budaya yang relevan dengan topik yang diajarkan.
Pemilihan Strategi Pembelajaran: Gunakan strategi pembelajaran yang inklusif, seperti pembelajaran kolaboratif, diskusi kelompok, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh semua siswa.
Evaluasi dan Refleksi: Selalu evaluasi hasil pembelajaran dan refleksikan apakah pendekatan yang digunakan sudah efektif dalam mengakomodasi keberagaman budaya siswa.
Konsep Aksi Nyata:
Tujuan: Meningkatkan inklusivitas dan relevansi budaya dalam pembelajaran.
Langkah 1: Identifikasi Keragaman Budaya: Pada awal semester, adakan sesi perkenalan di mana siswa berbagi tentang latar belakang budaya mereka, termasuk bahasa, tradisi, dan kebiasaan keluarga.
Langkah 2: Integrasi Budaya dalam Materi Ajar: Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, saya bisa menggunakan cerita rakyat dari berbagai daerah sebagai materi bacaan. Dalam pelajaran IPAS, libatkan siswa dalam proyek penelitian tentang tradisi budaya di Indonesia.
Langkah 3: Penyesuaian Metode Pembelajaran: Terapkan pembelajaran berbasis proyek (PBL) yang memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok yang beragam, sehingga mereka dapat belajar dari perspektif budaya yang berbeda.
Langkah 4: Refleksi Bersama: Setelah setiap proyek atau pembelajaran, adakan sesi refleksi di mana siswa dapat berbagi apa yang mereka pelajari dari budaya lain dan bagaimana hal itu memperkaya pemahaman mereka.
Konsep aksi nyata ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menghargai dan menghormati keragaman budaya, serta mendorong siswa untuk saling belajar satu sama lain.
Referensi Jawaban Aksi Nyata Merancang Pembelajaran CRT PPG 2025 lainnya:
1. Langkah Pertama Setelah Mempelajari Pembelajaran Berbasis CRT:
Setelah mempelajari Pembelajaran Berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT), langkah pertama yang akan saya lakukan adalah merefleksikan praktik mengajar saya saat ini. Saya akan menilai sejauh mana metode dan materi yang saya gunakan sudah responsif terhadap keragaman budaya siswa di kelas. Refleksi ini penting untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan agar pembelajaran menjadi lebih inklusif dan relevan bagi semua siswa.
2. Langkah-langkah konkret yang akan diambil dalam mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis pendekatan CRT meliputi:
- Mengidentifikasi latar belakang budaya siswa: Saya akan mengumpulkan informasi mengenai latar belakang budaya, bahasa, dan nilai-nilai yang dianut oleh siswa untuk memahami keragaman yang ada di dalam kelas.
- Mengembangkan strategi pengajaran yang inklusif: Saya akan menerapkan strategi pengajaran yang mendukung partisipasi aktif semua siswa, seperti menggunakan metode diskusi kelompok, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran kolaboratif yang menghargai perspektif budaya yang berbeda.
- Menggunakan pendekatan diferensiasi/Strategi pembelajaran inklusif: Saya akan merancang tugas dan kegiatan yang sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan individu siswa, termasuk mempertimbangkan aspek bahasa dan budaya.
- Memonitor dan mengevaluasi implementasi CRT: Saya akan terus memantau efektivitas strategi CRT yang diterapkan dan melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik dari siswa dan hasil belajar mereka.
- Melibatkan keluarga dan komunitas: Saya akan melibatkan keluarga dan komunitas dalam proses pembelajaran untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan membangun koneksi antara rumah, sekolah, dan komunitas.
Berikut adalah konsep aksi nyata yang akan saya terapkan sebagai guru kelas 5 dalam mengimplementasikan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT):
Konsep Aksi Nyata: Membangun Pembelajaran Inklusif Berbasis Budaya di Kelas 5
Tujuan:
Menciptakan pembelajaran yang inklusif dan relevan secara budaya, sehingga siswa dapat merasa dihargai, didengar, dan termotivasi untuk belajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya mereka dalam proses pembelajaran.
Langkah 1: Pengenalan Keragaman Budaya
Aktivitas Awal: Pada awal semester, adakan kegiatan "Mengenal Budaya Kita" di mana setiap siswa diminta untuk mempresentasikan budaya asal mereka, seperti makanan khas, bahasa daerah, pakaian adat, dan tradisi keluarga.
Hasil yang Diharapkan: Siswa akan lebih mengenal satu sama lain dan memiliki kesadaran akan keragaman budaya yang ada di kelas mereka.
Langkah 2: Integrasi Budaya dalam Materi Pelajaran
- Bahasa Indonesia: Gunakan cerita rakyat atau legenda dari berbagai daerah di Indonesia sebagai bahan bacaan. Setelah membaca, diskusikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita tersebut.
- IPAS: Libatkan siswa dalam proyek kelompok di mana mereka meneliti tentang kebudayaan suku-suku di Indonesia, kemudian presentasikan hasilnya dalam bentuk peta budaya.
- Matematika: Gunakan konteks budaya lokal dalam soal cerita, seperti menghitung hasil panen atau menentukan jumlah bahan untuk membuat makanan tradisional.
Langkah 3: Penerapan Strategi Pembelajaran Inklusif
Diskusi Kelompok: Bagi siswa ke dalam kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda, untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas atau proyek. Ini mendorong mereka untuk saling belajar dan berbagi perspektif.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL): Ajak siswa untuk mengembangkan proyek yang relevan dengan budaya mereka, seperti membuat miniatur rumah adat atau menyusun buku resep makanan tradisional.
Langkah 4: Evaluasi dan Refleksi
Penilaian Kelas: Gunakan rubrik penilaian yang menghargai upaya siswa dalam menyertakan elemen budaya dalam tugas mereka. Berikan umpan balik yang mendorong mereka untuk terus mengintegrasikan budaya dalam pembelajaran.
Refleksi Bersama: Setiap akhir bulan, adakan sesi refleksi di mana siswa dapat membahas apa yang mereka pelajari dari budaya lain dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi pandangan mereka. Minta mereka menulis refleksi singkat yang bisa dikumpulkan sebagai portofolio pembelajaran.
Langkah 5: Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
- Kegiatan Kelas: Undang orang tua untuk berbagi tentang tradisi dan budaya mereka di kelas, seperti memasak bersama makanan tradisional atau menceritakan kisah dari daerah asal mereka.
- Kolaborasi dengan Komunitas: Jika memungkinkan, ajak siswa mengunjungi tempat-tempat budaya atau museum lokal untuk melihat langsung kekayaan budaya yang ada di sekitar mereka.
Hasil yang Diharapkan:
- Siswa lebih memahami dan menghargai keragaman budaya di sekitar mereka.
Pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna karena siswa dapat melihat hubungan antara budaya mereka dan materi yang dipelajari. - Siswa termotivasi untuk belajar dengan cara yang lebih aktif dan kolaboratif.
Dengan konsep aksi nyata ini, saya dapat mengembangkan kelas yang inklusif dan responsif terhadap budaya, sekaligus memupuk rasa saling menghargai di antara siswa.
(TribunTrends.com/Tribunnews.com/M Alvian Fakka/Disempurnakan dengan bantuan AI)