Kunci Jawaban

Kunci Jawaban PPG Refleksi Modul 1.2 Ruang GTK 2025 Topik 2 Pembelajaran Berdiferensiasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini kunci jawaban PPG Refleksi Modul 1.2 Ruang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) 2025 Topik 2 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi

Berikut ini kunci jawaban PPG Refleksi Modul 1.2 Ruang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) 2025 Topik 2 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi

TRIBUNTRENDS.COM - Berikut adalah kunci jawaban yang dapat membantu Bapak/Ibu guru peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam mengerjakan Modul 1.2, khususnya pada bagian cerita reflektif mengenai pembelajaran berdiferensiasi.

Di akhir modul ini, Bapak/Ibu guru akan diberikan tugas untuk menulis refleksi pembelajaran terkait implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

Modul tersebut dapat diakses melalui platform Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (Ruang GTK).

Jawaban yang disajikan dalam artikel ini dapat menjadi referensi bagi Bapak/Ibu guru untuk menjawab pertanyaan serupa.

Baca juga: Tinggal Di Manakah Lani? Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Halaman 26 Kurikulum Merdeka

Soal:

Sebelum mengakhiri sesi pada topik ini, ekspresikan pengalaman yang Bapak/Ibu miliki selama menjadi guru dalam merancang pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran berdiferensiasi melalui cerita reflektif.

Ceritakan bagaimana merencanakan pembelajaran berdiferensiasi yang relevan di kelas Bapak/Ibu Guru, sehingga diyakini dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran?

Jawaban Versi Pertama:

Setelah mendalami konsep pembelajaran berdiferensiasi dan pendekatan Understanding by Design (UbD), saya semakin memahami pentingnya menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa yang beragam.

Kolaborasi antara UbD dan diferensiasi membuka peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan bermakna. Meski demikian, saya menyadari bahwa saya masih perlu memperdalam penerapan konsep ini secara konkret di ruang kelas.

Topik ini mendorong saya untuk merenung lebih dalam mengenai bagaimana merancang pembelajaran berdiferensiasi yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran. Tantangan ini menuntut saya untuk menyusun strategi yang tidak hanya inklusif terhadap kebutuhan semua siswa, tetapi juga mampu memotivasi mereka untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Saya memahami bahwa keberagaman siswa—baik dalam hal kemampuan, minat, maupun gaya belajar—harus menjadi landasan utama dalam perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu, saya mengambil beberapa langkah sistematis:

  1. Saya mulai dengan mengumpulkan data tentang siswa melalui observasi, diskusi, serta tes diagnostik awal. Informasi ini sangat membantu dalam mengenali karakteristik dan kebutuhan masing-masing siswa.
  2. Setelah memahami profil siswa, saya merancang strategi diferensiasi pada tiga komponen utama pembelajaran, yaitu konten, proses, dan produk. Pendekatan ini memungkinkan saya menyesuaikan materi ajar, cara penyampaian, serta bentuk tugas akhir agar sesuai dengan keberagaman siswa.
  3. Saya mengintegrasikan berbagai bentuk penilaian formatif, seperti jurnal reflektif, diskusi kelas, dan umpan balik langsung. Penilaian ini berfungsi sebagai alat monitoring kemajuan siswa sekaligus sarana mereka untuk mengevaluasi proses belajar mereka sendiri.
  4. Setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran, saya melakukan refleksi untuk menilai efektivitas strategi diferensiasi yang diterapkan. Hasil refleksi ini menjadi dasar dalam melakukan penyesuaian dan perbaikan pembelajaran ke depannya.

Jawaban Versi Kedua:

Selama menjalani peran sebagai guru, saya semakin menyadari bahwa setiap siswa memiliki latar belakang, kemampuan, dan cara belajar yang unik. Hal ini mendorong saya untuk mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi secara lebih serius dalam perencanaan pembelajaran saya, terutama setelah memahami konsep Understanding by Design (UbD) yang menekankan pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas.

Pengalaman saya dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi dimulai dari kebutuhan untuk menjawab pertanyaan sederhana namun krusial: Bagaimana saya bisa membuat semua siswa merasa terlibat, dihargai, dan tumbuh sesuai potensinya?

Saya memulai proses ini dengan mengenali karakteristik siswa di kelas. Melalui observasi sehari-hari, dialog informal, dan asesmen diagnostik awal, saya mengidentifikasi perbedaan gaya belajar, minat, serta tingkat kesiapan belajar mereka.

Bermodal pemahaman tersebut, saya menyusun strategi pembelajaran yang fleksibel. Konten saya sajikan dalam berbagai bentuk—video, teks, gambar—untuk mengakomodasi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Proses belajar juga saya bedakan: ada yang belajar secara mandiri, ada yang berkelompok, dan ada pula yang dibimbing secara langsung.

Halaman
12