PDRB Rp130,53 juta/tahun (Rp10,88 juta/bulan)
Basis industri besar seperti Semen Gresik dan Petrokimia menjadi penggerak ekonominya.
2. Kota Surabaya
PDRB Rp245,69 juta/tahun (Rp20,47 juta/bulan)
Sebagai pusat ekonomi dan logistik utama di Jawa Timur dan nasional.
1. Kota Kediri
PDRB Rp541,68 juta/tahun (Rp45,89 juta/bulan)
Menjadi kota paling sejahtera di Jawa Timur, bahkan mengungguli Surabaya.
Kediri juga dikenal sebagai salah satu kota tertua di provinsi ini dan kini memimpin dari sisi pendapatan per kapita, baik secara regional maupun nasional.
PDRB mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah tersebut dalam satu tahun tertentu.
Data PDRB digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan nasional dan regional, terutama di bidang ekonomi.
PDRB diukur melalui beberapa pendekatan:
Pendekatan produksi: Menjumlahkan nilai tambah dari semua unit produksi di wilayah tersebut.
Pendekatan pengeluaran: Menjumlahkan semua komponen permintaan akhir, seperti konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor bersih.
Pendekatan pendapatan: Menjumlahkan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi di wilayah tersebut, seperti upah, gaji, sewa, bunga, dan keuntungan.
Dengan demikian, PDRB adalah alat yang sangat penting dalam mengukur dan memahami kondisi ekonomi suatu daerah.
PDRB yang rendah di suatu wilayah dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk peningkatan kemiskinan, penurunan kesejahteraan masyarakat, dan masalah sosial lainnya.
(TribunTrends.com/MNL)