Rutin Koordinasi
Herman menjelaskan bahwa ketika Dedi berkeliling, sang gubernur ini rutin berkoordinasi dengan jajarannya di bawah.
"Setiap hari beliau memberikan arahan, bahkan satu hari bisa 10 kali nelepon sekda, itu sama sekda saja, belum sama asisten, belum sama kepala dinas," kata Herman.
Dia juga menampik pandangan orang Dedi Mulyadi merupakan pengambil keputusan yang serba spontan.
Di baliknya, kata Herman, ada proses yang berjalan layaknya birokrasi pemerintahan.
"Karena bagaimana pun juga beliau adalah pengambil keputusan, dan sebelum mengambil keputusan beliau check, recheck, cross check termasuk ke saya, ke sekda," kata Herman.
Menurut Herman, Gubernur Dedi ini sangat menghormati regulasi, administrasi dan yang lainnya.
"Makanya check, recheck, cross check ke kami, ke jajaran birokrasi pemerintahan, baru beliau mengambil keputusan," katanya.
"Jadi behind the scene, di belakang layar, itu ada proses administrasi, ada proses pemerintahan, ada proses birokrasi, hanya bedanya kami harus melakukannya secara cepat," kata Herman.
Helmy Yahya pun terkejut mendengar hal itu.
"Saya kebayang sekdanya pontang panting," kata Helmi Yahya.
Herman kembali menjelaskan bahwa dalam publik policy itu ada formulasi kebijakan, ada implementasi kebijakan, ada evaluasi kebijakan, dan itu semuanya ditempuh Dedi Mulyadi.
Misalnya dalam formulasi kebijakan itu ada identifikasi masalah, ada agenda setting, ada perumusan solusi.
"Nah itu dilakukan secara cepat di satu kesatuan waktu di lapangan, itu bedanya. Biasanya dalam identifikasi masalah perlu 1,2, 3 kali rapat, dalam formulasi kebijakan bisa 9 kali rapat," katanya.
"Nah kalau dengan Pak Gubernur bisa satu kali, karena kita melakukannya langsung di lapangan, beliau ada di tengah-tengah masyarakat," ungkap Herman.
Baca juga: Siswa Alumni Program Barak Militer Dedi Mulyadi Buka Suara, Dipaksa Bangun Pukul 3 Pagi: Ngangenin!