Namun publik tak semudah itu diyakinkan.
Kecurigaan semakin dalam saat mereka menyadari bahwa pengemudi motor tersebut tak mencerminkan penampilan khas mitra ojol—tanpa jaket hijau, tanpa helm cadangan, dan dengan alas kaki formal.
Apakah ini sekadar akting di balik lensa?
Fahri hanya terkekeh saat menanggapi tudingan tersebut.
Ia membantah tegas bahwa ada motif pencitraan di balik aksinya.
“Aya-aya wae. Lagipula saya enggak punya kepentingan.
(Orang) yang videoin bukan saya, ngapain juga (pencitraan),” tegasnya.
Ia mengisahkan bahwa staf khusus yang menemaninya kala itu yang mencarikan ojol dan langsung memesankan lewat aplikasi.
“Jadi staf saya yang mencari ojol, dan dia yang bayar.
Di tengah kemacetan. Luar biasa,” ujar Fahri sambil menghela napas.
Sesampainya di lokasi, dirinya langsung disambut oleh pria yang ternyata adalah Yusuf Hamka, staf khusus Airlangga Hartarto.
Dalam video tersebut, terdengar Yusuf menyambut kedatangan Fahri dengan pujian khas rakyat:
“Merakyat banget Pak Wamen, panutan ini bapak satu ini.”
Namun tak hanya urusan kendaraan yang menuai sorotan.
Netizen juga ramai memperhatikan satu detail lain—Fahri turun dari motor tanpa mengenakan helm.
Pelanggaran kecil, tapi cukup membuat riuh komentar.
Ditanya soal itu, Fahri tak banyak berdalih.
Ia hanya mengakui kekhilafan tersebut. “Saya minta maaf, saya dijemput dalam keadaan begitu,” ucapnya.
(TribunTrends.com/ BangkaPos.com/ Disempurnakan dengan bantuan AI)