Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto, Langganan Daftar Orang Terkaya Indonesia, Harta Tembus Rp8 Triliun

Editor: Amir M
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IWAN SETIAWAN LUKMINTO - Komisaris Utama PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto, ditangkap Kejaksaan Agung. Segini harta kekayaan Iwan Setiawan Lukminto.

TRIBUNTRENDS.COM - Ditangkap Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi di perusahaan Sritex, harta kekayaan Iwan Setiawan Lukminto menjadi sorotan.

Komisaris Utama PT Sritex itu ternyata beberapa kali masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Berikut ini rincian harta kekayaan Iwan Setiawan Lukminto selengkapnya.

Karier dan Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto

Sosok Iwan Setiawan Lukminto, Komisaris Utama PT Sritex, mulai menjadi sorotan sejak perusahaan pailit hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan.

Dengan berhenti permanen, semua karyawan di PHK, dan seluruh asetnya dijual, maka praktis Sritex tak hanya dinyatakan pailit, namun juga resmi menyandang status Sritex bangkrut (Sritex tutup) per 1 Maret 2025. 
 
Adapun kepemimpinan perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo ini dipegang oleh kakak beradik Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto yang merupakan generasi kedua.

Mengutip laman resmi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto atau juga dikenal dengan Iwan Lukminto saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Sritex. 

Pria kelahiran 24 Juni 1975 ini merupakan jebolan Business Administration Suffolk University, Amerika Serikat.

Ia juga tercatat merupakan Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) Angkatan 20.

Lemhannas adalah program pendidikan yang diselenggarakan oleh Lemhannas RI untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para peserta dalam isu-isu ketahanan nasional.

Program ini diikuti oleh pejabat negara, TNI/Polri, dan tokoh masyarakat.

Sebelum menjadi komisaris utama, Iwan Lukminto sempat menjadi Dirut Sritex cukup lama, yakni sejak 2014.

Hingga pada 2023, tampuk kepemimpinan Sritex beralih ke adiknya, yakni Iwan Kurniawan Lukminto hingga saat ini. 

Selain mengurusi Sritex, Iwan Lukminto juga tercatat sempat menjabat beberapa posisi strategis di berbagai organisasi mentereng. 

Misalnya ia pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Emiten (AEI) pada 2020-2021.

Iwan Lukminto juga pernah menjadi Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebuah organisasi pengusaha tekstil terbesar di Tanah Air. 

Namanya juga tercatat sebagai Dewan Kehormatan PB Wushu Indonesia. 

Anak dari pendiri Sritex Haji Lukminto ini sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung di dunia pertekstilan. 

Iwan Setiawan Lukminto bahkan beberapa kali masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Forbes pernah mencatat jumlah kekayaan pria yang saat ini berusia 49 tahun ini sebesar 515 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,05 triliun.

Pendiri PT Sritex

PT Sritex pertama kali didirikan oleh H.M. Lukminto pada tahun 1966.

Bersama sang istri, Susyana, Lukminto membesarkan kariernya di bidang tekstil.

Diketahui, Lukminto dan Susyana memiliki 5 anak.

Mereka adalah Vonny Imelda, Iwan Setiawan Lukminto, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kelimanya memiliki saham di SRIL atas nama individu; yang terbesar Iwan Setiawan 109 juta (0,53 persen), Iwan Kurniawan 108 juta (0,52 persen), Vonny 1,8 juta (0,01 persen), serta Margaret dan Lenny masing-masing 1 juta (0,01 persen).

Hingga akhirnya HM Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 di Singapura.

Kemudian perusahaannya dipimpin oleh Iwan Setiawan Lukminto, anak pertama HM Lukminto, lalu berlanjut dipegang oleh Iwan Kurniawan Lukminto.

Baca juga: Terungkap Alasan Sritex PHK Jelang Ramadan, Ternyata untuk Selamatkan Karyawan, Ini Penjelasannya

IWAN SETIAWAN LUKMINTO - Komut PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, yang ditangkap Kejagung. Segini harta kekayaan Iwan Setiawan Lukminto. (via TribunNews.com)

Iwan Setiawan Lukminto Ditangkap

Kejaksaan Agung telah menangkap Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman TBK atau Sritex, Iwan Setiawan Lukminto.

“Betul (ditangkap),” ujar Jampidsus Kejagung Febri Adriansyah saat dikonfirmasi, Rabu (21/5/2025).

Febri mengatakan, Iwan ditangkap semalam di Solo, Jawa Tengah.

“Malam tadi ditangkap di Solo,” lanjut Febri.

Saat ini, Kejagung belum menjelaskan apa alasan Iwan ditangkap.

Namun, sejak beberapa waktu yang lalu, Kejagung telah memulai penyelidikan terkait dugaan korupsi di perusahaan Sritex.

Penyidik juga telah memeriksa beberapa perwakilan dari sejumlah bank daerah untuk mendalami pemberian kredit kepada Sritex.

“Bank pemberi kredit ini kan bank pemerintah. Yang menurut undang-undang keuangan negara, itu (dana dari bank daerah) bagian dari keuangan negara atau keuangan daerah,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum), Harli Siregar, saat ditemui di kantor Kejaksaan Agung, Senin (5/5/2025).

Pemberian kredit ini perlu dikaji mengingat Sritex dalam beberapa waktu terakhir diketahui publik mengalami kesulitan dalam hal pendanaan.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Sritex telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.

Hal itu tertuang dalam Putusan Pengadilan Negeri Semarang dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg yang dipimpin Hakim Ketua Moch Ansor pada Senin (21/10/2024).

Sementara, perkara tersebut mengadili para termohon, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya.

Para termohon tersebut dinilai lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada para pemohon berdasarkan putusan homologasi tanggal 25 Januari 2022.

Dengan demikian, putusan tersebut sekaligus membatalkan Putusan Pengadilan Niaga Semarang Nomor 12/Pdt.Sus-PKPU/2021.PN.Niaga.Smg Tanggal 25 Januari 2022 mengenai Pengesahan Rencana Perdamaian (Homologasi).

Setelah dinyatakan pailit, manajemen PT Sritex menyatakan telah mendaftarkan kasasi untuk menyelesaikan putusan pembatalan homologasi yang dinyatakan oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang.

Usai PT Sritex dinyatakan pailit pada bulan Oktober 2024, perusahaan ini resmi menghentikan operasional per 1 Maret 2025.

Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com dan TribunPontianak.co.id

(KOMPAS.com/ Shela Octavia)