TRIBUNTRENDS.COM - Inilah klarifikasi atlet taekwondo asal Bandung, Jawa Barat bernama Fidya Kamalinda setelah sepuluh tahun dinyatakan menghilang.
Setelah 10 tahun menjadi perbincangan publik karena kabar hilangnya yang mengejutkan pada 2015, Fidya Kamalinda akhirnya muncul memberikan penjelasan melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram @ryukijanessa.
Dalam video tersebut, Fidya menjelaskan fakta di balik hilangnya dirinya, yang selama ini disalahpahami oleh publik, sekaligus membagikan pengalaman pahit yang ia alami dalam kehidupan keluarganya.
Fidya menegaskan bahwa dirinya tidak diculik, seperti yang banyak diberitakan.
Kepergiannya dari rumah adalah keputusan yang diambilnya sendiri setelah bertahun-tahun merasakan tekanan besar, terutama dari ayahnya.
"Nama saya Fidya Kamalinda, perkenalkan saya di sini mau menanggapi pemberitaan yang beredar di media sosial tentang diri saya," ungkap Fidya dalam video tersebut, sembari memperlihatkan KTP untuk membuktikan identitasnya.
Fidya menjelaskan bahwa sejak usia lima tahun, ia telah mengalami kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh ayahnya.
"Kekerasan pertama yang bapak saya lakukan waktu saya umur 5 tahun saya pernah dijambak, ditendang, diseret oleh bapak saya sendiri dan itu berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya," ujarnya.
Selain kekerasan fisik, Fidya juga mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap dirinya, terutama dalam dunia olahraga Taekwondo.
Setiap kali dia hendak bertanding, orang tuanya membawanya ke dukun untuk menjalani ritual seperti mandi bunga dan meminta air doa, sebuah praktik yang membuatnya merasa tertekan dan terperangkap dalam keinginan orang tuanya.
Tekanan semakin besar setelah Fidya kalah dalam pertandingan Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014, yang membuat mentalnya semakin terganggu.
Fidya juga menceritakan mengenai ketidakadilan yang dirasakannya terhadap hadiah dari kejuaraan yang dimenangkannya.
"Setiap mendapat hadiah dari sebuah kejuaraan, saya tak pernah menerima sepeserpun uang hadiah tersebut," ujar Fidya dengan penuh penyesalan.
Bahkan untuk membiayai kuliah, Fidya harus bekerja keras dengan berjualan online, karena uang dari hadiah-hadiah tersebut diambil oleh orang tuanya.
Keputusan untuk meninggalkan rumah bukanlah tanpa sebab. Fidya mengungkapkan bahwa setelah merasa lelah dengan tekanan yang dialami, dia memutuskan untuk pergi dan mencari kehidupan baru.