PT JLJ awalnya mengajukan izin pembangunan lahan seluas 4.800 meter persegi, tetapi dalam pelaksanaannya, mereka mengembangkan lahan hingga 15.000 meter persegi, sehingga sekitar 11.000 meter persegi lahan tidak berizin.
Pada Kamis pagi, 6 Maret 2025, kolom komentar di unggahan Instagram resmi @hibiscfantasy dipenuhi dengan kritik dari warganet, yang menganggap tempat wisata ini sebagai penyebab banjir.
"Buat warga Bogor terutama jalur puncak ga usah ada yg main ke sini.
Anda masuk, berarti dia anda setuju dengan pengalihan fungsi kebun dan resapan air di rusaknya," tulis akun @budy_thea.
"Gara-gara tempat wisata ini dampak nya jd Banjir Bandaaaang... bentar lg mau d ratain yaaa," tulis akun @nengg051118.
Menanggapi instruksi pembongkaran tersebut, Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi pengelolaan Hibisc Fantasy Puncak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
"Kami akan melakukan evaluasi besar-besaran dan melakukan kajian ulang agar kehadiran obyek wisata yang bertujuan keberlanjutan lingkungan tidak malah membuat resah masyarakat," kata Angga.
(TribunTrends.com/Kompas.com/Disempurnakan dengan bantuan AI)