Hasil Dari Upaya Penyelesaian
Sesuai dengan basil diskusi, untuk mengatasi kasus di pembelajaran saya, maka saya melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media inovatif yang sesuai karakteristik siswa. Saya mengawali dengan membuka kelas, dan memberikan beberapa permasalahan sehari-hari terkait materi rangkaian Listrik. Saya berikan orientasi permasalahan dengan menggunakan berbagai media yaitu dengan menyajikan dalam bentuk video, dengan rekaman suara, dengan menyajikan masalah berbentuk gambar Anak-anak semakin semangat untuk belajar karena memperoleh berbagai media inovatif sesuai dengan karakteristikuva. Setelah orientasi permasalahan, siswa sava ajak untuk melakukan praktikum sederhana berkaitan rangkaian Listrik. Tidak hanya praktikum, saya juga mengajak siswa untuk mengamati rangkaian Listrik yang ada disekolah terutama di dalam kelas. Mereka semakin senang belajar karena melibat langsung implementasi dalun kehidupan sehari-hari
Pengalaman Berharga
Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah yang dibantu dengan media inovatif, saya melihat siswa saya senang dalam belajar Siswa tampak antusias dengan masalah kehidupan sehari-hari yang saya sampaikan dengan berbagai media. Para siswa tidak hanya menyimak, tetapi mereka juga bertanya kepada saya dan kepada siswa lainnya. Siswa lain juga aktif menanggapi pertanyaan yang saya ajukan dan yang diajukan oleh kelompok lain. Siswa juga terlihat aktif mengikuti pembelajaran karena mereka sangat aktif melakukan praktikum mengenai rangkaian Listrik
CONTOH STUDI KASUS 2
Permasalahan yang Dihadapi
Di salah satu kelas saya terdapat beberapa siswa yang sangat pemalu dan jarang berpartisipasi dalam diskusi kelas. Siswa-siswa ini cenderung diam dan hanya mengerjakan tugas tanpa banyak bertanya atau berdiskusi. Akibatnya mereka kurang berkembang dalam kemampuan komunikasi dan berpikir kritis
Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan
Saya mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknik 'Think-Pair-Share'. Siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri kemudian berpasangan dengan teman untuk mendiskusikan ide mereka sebelum akhirnya berbagi hasil diskusi dengan seluruh kelas. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa pemalu untuk mengutarakan pendapat mereka dalam lingkungan yang lebih kecil dan mengurangi ketakutan mereka.
Hasil dari Upaya
Setelah beberapa kali menggunakan teknik ini, saya melihat peningkatan partisipasi dari siswa- siswa. Yang sebelumnya pemalu, mereka mulai lebih berani berbicara dalam kelompok kecil secara bertahap mereka juga berani berbicara di depan kelas. Kemampuan berpikir kritis mereka juga meningkat karena terlibat dalam diskusi yang lebih beragam lebih mendalam.
Pengalaman Berharga
Pengalaman berharga ini mengjarkan saya bahwa dengan memberikan ruang dan kesempatan yang tepat, siswa yang pemalu pun dapat berkembang menjadi lebih percaya diri. Teknik pembelajaran yang melibatkan kolaborasi dan diskusi dalam kelompok kecil bisa menjadi jembatan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berpartisipasi di kelas.
CONTOH STUDI KASUS 3
Permasalahan yang Dihadapi
Seorang siswa di kelas saya memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder yang membuatnya sulit untuk berkonsentrasi dalam pembelajaran. Siswa ini sering kali kehilangan fokus, bergerak tanpa henti dan sulit mengikuti instruksi. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas.
Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan