Sejak hari itu, Li dan suami, Liu Dongping tidak berhenti mencarinya.
Orang tua Liu Jiazhu telah membagikan ratusan ribu poster orang hilang.
Mereka juga memperluas pencariannya hingga ke wilayah timur laut China.
Baca juga: 5 Fakta TikToker Dave Stanley Dikeroyok Orang Mabuk, Dituduh Mesum, Sempat Diculik, Pelaku Diamankan
Selain itu, pasangan ini juga mendaftarkan data DNA mereka ke polisi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang menemukan putra mereka.
Sebagai informasi, polisi China membuat sistem DNA antipenculikan pada tahun 2009.
Pada tahun 2021, mereka meluncurkan Kampanye Reuni, yang mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mencari anak-anak hilang.
Basis data ini juga merupakan tempat bagi orang-orang yang ragu tentang identitas mereka untuk menyerahkan informasi DNA mereka dan pencarian di seluruh negara dapat dilakukan untuk menemukan kecocokan potensial.
Sistem ini telah membantu banyak anak Tiongkok yang telah lama hilang untuk menemukan orang tua kandung mereka.
Beberapa orang nyatanya pernah terbantu dan akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya lagi setelah bertahun-tahun terpisah.
Orangtua Liu Jiazhu mengatakan harapan mereka meningkat setiap kali orang tua lain dipertemukan kembali dengan anak-anak mereka.
Namun sayang, Li didiagnosis kanker paru-paru di tahun 2022.
Baca juga: Misteri Hilangnya Seorang Remaja Terjawab Setelah 26 Tahun, Diculik Tetangga Hanya 100 M dari Rumah
Waktu pencarian pun terasa makin menyempit karena penyakit yang diderita Li.
Li menceraikan suaminya setelah diagnosis kanker karena khawatir ia akan menjadi beban tambahan baginya.
Sang suami sudah merawat ayahnya yang lumpuh dan ibunya yang memiliki masalah pendengaran.