Pak Harto mengawali perbincangan dengan tekad mandeg pandhito setelah lengser keprabon.
Banyak berpuasa, mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, dan menghabiskan hari tua bersama putra-putri, cucu, serta cicitnya.
"Meskipun hampir setiap hari didatangi tamu, bukan berarti saya menyusun kekuatan untuk comeback, kembali berkuasa, seperti dituduhkan orang," kata Pak Harto. Mereka yang datang dari aneka macam kalangan kebanyakan hanya bertukar pikiran, bersilaturahmi, atau menyatakan simpati.
Pembicaraan berlanjut ke banyak hal. Baik mengenai keberhasilan pembangunan maupun kegagalan, karena orang-orang yang tak bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.
Ada jawaban yang diberikan setelah ditanya, tak sedikit pula yang langsung dijelaskannya tanpa ditanya.
Mengenai uang simpanan, mengenai yayasan, mengenai KKN, juga mengenai sikap diamnya di antara hujatan bertubi-tubi.
"Saya diam agar tidak menambah keruh daripada suasana. Saya kuwatir, apabila saya berbicara atau berbuat sesuatu malah akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan," tambah Pak Harto seraya tersenyum.
Tidak terasa, percakapan telah berjalan hampir dua jam. Cerita mengenai banyak hal yang pernah dilansir media massa maupun belum, kami dapatkan pagi itu.
Perbincangan itu kami rasakan sama halnya seorang bapak yang berbicara di depan anak-anaknya, yang tentunya juga diselingi nasihat-nasihat.
Pukul sebelas lewat kami pun mohon diri, pulang membawa pengalaman yang tak terlupakan. Terlepas dari kesalahan dan kekeliruannya sebagai manusia biasa, nama Soeharto pernah tercatat dalam sejarah sebagai Bapak Bangsa.
“Saya tidak dapat mencegah mereka”
Pada saat kami berkunjung, hampir setahun setelah lengser, Pak Harto masih tampak sehat. Badannya memang terlihat urus, katanya itu karena banyak berpuasa. ,
Baca juga: Jarang Tersorot, Inilah Jasa Besar 5 Ibu Negara RI, dari Ibu Tien Soeharto hingga Ani Yudhoyono
Sebagai warga negara biasa, selain sering menerima tamu, ia juga sering mengunjungi kerabat, juga melakukan kegiatan lain. Memang tidak banyak lagi bekas pembantu dan orang-orang dekatnya yang berkunjung.
Bahkan ada beberapa yang terkesan meninggalkannya. "Yah, mereka punya kepribadian masing-masing. Kalaupun menjauh dari saya, tentu saja saya tidak dapat mencegahnya," katanya singkat.
Ada nada kekecewaan saat Pak Harto menjawab pertanyaan kami mengenai KKN.