Keluarga Cendana

Cerita Mahasiswa Bertamu ke Rumah Cendana Setelah Soeharto Lengser, Disambut Senyum, Ada yang Beda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah mahasiswa datangi rumah Cendan setahun setelah Soeharto lengser.

TRIBUNTRENDS.COM -  Bulan Mei tahun 1998 jadi momen tak terlupakan dalam sejarah Indonesia.

Kekuasaan Soeharto tumbang setelah terjadinya rentetan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.

Soeharto pun memutuskan mundur dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998.

Mahasiswa dan Soeharto pada masa itu menjadi dua belah pihak yang selalu 'berseberangan'.

Tragedi yang membuat Soeharto kehilangan kekuasaannya itu ternyata masih menyisakan banyak cerita.

Baca juga: Kenangan Soeharto Ibadah Haji Tahun 1991, Kemah Bersama Jemaah Indonesia hingga Dijamu Raja Arab

lengsernya Soeharto pada Mei 1998, bermula dari demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran. (Kolase Tribunnews)

Satu di antaranya adalah cerita momen sekelompok mahasiswa yang berinisiatif mendatanginya setahun setelah tragedi terjadi.

Berikut cerita yang berhasil dihimpun TribunJatim.com dari Intisari dan Tribun Jambi.

Pada saat itu hujatan dan demo terkait Soeharto masih sangat gencar bersamaan dengan kampanye Pemilu Multipartai 1999.

Tak dinyana, surat permohonan untuk menemui Pak Harto atas nama pribadi, mahasiswa jurusan jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politk (IISIP) Jakarta bernama Hendrikusumo Dimas Febiyanto, yang dikirimkan tanggal 4 Mei 1999, begitu cepat ditanggapi.

Pukul 13.00 WIB tanggal 10 Mei, Sekretaris Pribadi Pak Harto, Letkol (Pol.) Anton Tabah, memberitahukan bahwa pukul 09.00 WIB esok harinya, 11 Mei 1999, Soeharto bersedia menerima kunjungan si mahasiswa.

Selain nama penandatangan surat, juga diminta daftar nama lain yang akan ikut. Maka dicatatkanlah nama Subhan Lubis (juga mahasiswa IISIP Jakarta) dan Harry Sutiyoso, S.E. (bekas mahasiswa yang telah jadi karyawan swasta).

Sedangkan nama saya, FX Dimas Adityo (mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Arkeologi UI), tidak didaftarkan. Ini memunculkan sedikit persoalan ketika esok paginya saya ikut dalam rombongan.

Setelah dijelaskan, antara lain keikutsertaan saya sebagai juru foto, Sekpri dan para ajudan Pak Harto bisa mengerti. Mereka pun mengizinkan saya.

Perjalanan rombongan mahasiswa tersebut menuju kediaman Soeharto di Jln Cendana tidaklah mudah.

Setelah meliuk-liuj menerobos kemacetan, mobil pun sampai di kawasan Menteng.

Halaman
1234