Ia adalah anak dari Kanjeng Pangeran Aria Natakusuma dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo, putri pertama dari Mangkunagara II dari permaisuri.
Mangkunegara III memerintah Kadipaten Mangkunegaran dari tahun 1835 hingga 1853.
Ia dikenal sebagai raja yang berjiwa seni dan budaya.
Kemudian memiliki ketertarikan yang besar terhadap pewayangan dan pedalangan.
Bahkan juga mengembangkan kesenian tari dan karawitan di Mangkunegaran.
Ibu Tien Soeharto mewarisi darah kerajaan dari garis ibunya.
Ia lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 di Desa Jaten, Surakarta.
Ia merupakan anak kedua dari KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo.
Ia juga merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu.
Ibu Tien Soeharto tidak hanya terkenal sebagai ibu negara yang setia menemani suaminya selama 32 tahun memimpin Indonesia di masa Orde Baru.
Ia juga memiliki peran dan kontribusi yang besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia merupakan salah satu pelopor Laskar Putri Indonesia, sebuah organisasi perempuan yang terlibat dalam membantu laskar gerilyawan melawan penjajah Belanda dan sekutu.
Ia bergabung dengan laskar dan membantu perjuangan para gerilyawan memperjuangkan kemerdekaan tahun 1945-1949.
Ibu Tien Soeharto juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia.
Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983.
Baca juga: Kisah Pilu 3 Ibu Negara Wafat Mendahului Suami, Ibu Tien Soeharto Meninggal karena Serangan Jantung