Keluarga Raja Yogyakarta

Adu Gaya Marrel Suryokusumo vs Drasthya Wironegoro, Cucu Sultan Hamengkubuwono X Pakai Baju Keraton

Penulis: Amir M
Editor: Amir M
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Drasthya Wironegoro dan Marrel Suryokusumo cucu Sultan Hamengkubuwono X

Lurik merupakan nama kain, kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa, lorek yang berarti garis-garis, yang merupakan lambang kesederhanaan.

Sederhana dalam penampilan maupun dalam pembuatan namun sarat dengan makna. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya.

Baca juga: 7 Potret Adine Nakety Pacar Marrel Suryokusumo Cucu Sultan Hamengkubuwono X, Cantik Selalu Stylish

Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X mengenakan pakaian Surjan Lurik Keraton Jogja (kratonjogja.id)

Pada mulanya, lurik dibuat dalam bentuk sehelai selendang yang berfungsi sebagai kemben (penutup dada bagi wanita) dan sebagai alat untuk menggendong sesuatu dengan cara mengikatkannya pada tubuh, sehingga kemudian lahirlah sebutan lurik gendong.Pada awal mulanya, lurik difungsikan sebagai pakaian adat Jawa, seperti surjan atau pun kebaya.

Di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta saat ini Lurik masih berfungsi sebagaimana mulanya, yakni sebagai pakaian adat dalam bentuk pakaian surjan, kebaya, pranakan (pakaian abdi dalem), maupun pakaian prajurit.

Di dalam masyarakat, lurik masih digunakan untuk pakaian adat dan juga untuk pelaksanaan upacara adat seperti pernikahan, mitoni, dan lain sebagainya.

Profil Drasthya Wironegoro

Potret Drasthya Wironegoro cucu Sultan Hamengkubuwono X (kratonjogja.id// Instagram/@artie.ayya)

Drasthya Wironegoro lahir di Singapura pada 16 Maret 2005.

Tahun 2024 ini, dia berusia 19 tahun.

Drasthya Wironegoro adalah anak kedua dari pasangan GKR Mangkubumi merupakan istri dari KPH Wironegoro.

Pasangan ini menikah pada tahun 2002 dan dikaruniai dua anak.

Drasthya Wironegoro memiliki kakak perempuan bernama bernama Artie Ayya Fatimasari Wironegoro.

Drasthya Wironegoro ditempa agar mandiri sejak kecil.

Hal itu dilakukan agar dia siap memikul tanggung jawab di keraton. 

Sejak usianya yang kedelapan belas, Drasthya Wironegoro mulai dipercaya untuk menjalankan tugas resmi di lingkungan keraton.

Salah satunya adalah menjadi Kapten Bregada (Prajurit) Wirabraja. 

Halaman
123