"Kalkulasinya, jika RK memang pada akhirnya akan diusung Golkar dalam pilkada Jabar dengan mengandaikan skema koalisi nasional bersama dengan Gerindra maka bisa jadi RK dipasangkan dengan Dedi Mulyadi."
"Jika hal ini yang terjadi, maka pasangan ini akan cukup kuat karena RK merepresentasikan masyarakat kota sedangkan Dedi Mulyadi merepresentasikan pemilih dari desa," katanya.
Tinggal pekerjaan rumahnya adalah menggalang dukungan yang cukup dari kawasan Priangan Timur.
Jika berhasil, maka persentase dukungan 60 persen dalam pilkada Jabar bisa dipenuhi.
Opsi lainnya yang paling memungkinkan adalah Golkar berkoalisi dengan PAN dan mengusung pasangan yang cukup ideal, yaitu RK dan Bima Arya.
Secara popularitas, keduanya cukup dikenal di kalangan pemilih perkotaan."
"Dari sisi pengalaman dan kemampuan memimpin daerah juga keduanya sudah teruji.
Namun, pekerjaan besarnya membangun dukungan dari pemilih di pedesaan serta dari kawasan utara dan timur Jawa Barat."
"Kalkulasinya, akan sulit untuk Golkar mendapatkan 60 persen suara jika pekerjaan rumah ini tidak digarap dengan tuntas.
"Penantang yang paling menarik justru bisa datang dari PKS yang kemungkinan akan mengusung nama Haru Suandharu."
"Kalau saja RK berpasangan dengan Dedi Mulyadi dan Bima Arya kemudian berpasangan dengan Haru Suandharu, maka pertarungannya akan cukup sengit dalam pilkada Jawa Barat dan tarik-menarik dukungan dari PDI-P dan Demokrat ke salah satu pasangan tersebut akan jadi bandul politik yang menarik untuk ditunggu. Tinggal lihat saja, seberapa berkualitas jualan kampanye yang akan ditawarkan kepada publik Jawa Barat," katanya.
(TribunTrends.com/TribunJabar)