Berita Viral

Kisah Penjual Susu Keliling Tak Punya Biaya Pulang Kampung, Istri Meninggal Nangis Tak Bisa Dampingi

Editor: jonisetiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kakek penjual susu pilu lantaran tak bisa pulang kampung saat istrinya meninggal, mengaku tak memiliki ongkos.

TRIBUNTRENDS.COM - Malangnya nasib seorang penjual susu keliling ini, dia tidak bisa pulang saat istrinya meninggal.

Penjual susu yang merantau itu diketahui tidak memiliki biaya untuk pulang ke kampung halaman.

Kisah sedihnya itu dengan cepat viral di media sosial dan bikin publik prihatin.

Adapun penjual susu keliling itu diketahui bernama Wakyani (80).

Kisah kakek Wakyani viral usai diunggah oleh akun TikTok @_nautami.

Baca juga: Kisah Binaragawan AS Idap Penyakit Jantung, Diduga karena Minum Air Dingin, 20 Kali Dirawat di RS

Kakek Wakyani mengaku tidak memiliki biaya untuk kembali ke kampung halamannya dan mengucapkan perpisahan terakhir kepada istrinya.

Dalam video yang diunggah, terlihat pengunggah berinteraksi dengan Pak Wakyani yang sedang menceritakan kehilangan istrinya.

Sang istri meninggal dunia di kampung halaman mereka sementara Pak Wakyani sedang merantau.

Video tersebut menampilkan Pak Wakyani yang terlihat menangis saat menceritakan pengalaman pilunya.

Ia merasa sangat sedih karena tidak bisa melihat istrinya untuk terakhir kalinya atau ikut dalam upacara pemakaman karena tidak memiliki biaya untuk pulang ke kampung halamannya.

"Kebayang ga sih rasanya istri meninggal seminggu yg lalu tapi ga bisa dampingi dan nyolatin langsung karena ga punya ongkos buat pulang kampung. 

Ini kisahnya Pak Wakyani, 80 tahun, penjual susu keliling," tulis keterangan akun tersebut, dikutip TribunTrends, Kamis, (28/3/2024).

Pengunggah video menjelaskan situasi Pak Wakyani dan mengajak orang-orang untuk membantu.

Tanggapan yang diterima sangat positif, dengan banyak warganet yang ingin memberikan donasi untuk membantu Pak Wakyani pulang ke kampung halamannya dan mengunjungi almarhumah istrinya.

Dalam unggahan terbaru, pengunggah menemui kembali Pak Wakyani yang masih setia bekerja keras meskipun cuaca sedang hujan.

Pak Wakyani terus menjalankan usahanya dengan mendorong gerobak susunya dan menjual susu keliling.

Penjual Susu Keliling Ini Tak Bisa Pulang Kampung saat Istrinya Meninggal

Reaksi positif dari warganet membuat Pak Wakyani terharu dan bersyukur.

Mereka berjanji akan membantu biaya pulang kampung Pak Wakyani dan memberikan dukungan moril.

Unggahan ini kemudian menjadi viral di media sosial dan banyak warganet yang berbondong-bondong ingin membantu dengan memberikan donasi.

"Jadinya kita temenin sambil ngobrol banyak hal. kita juga kasih tau bapaknya, kalau video Pak Wakyani viral, bahkan banyak yg mau donasi untuk ongkos pulang kampung bapak supaya bisa mengunjungi almarhumah ibu (istrinya) yg baru meninggal. Beliau kaget sekaligus terharu,".

Baca juga: Kisah Bahriyah, Lansia Jadi Tersangka Sengketa Tanah, Pilu Dilaporkan Keponakan, Anak Minta Keadilan

"Allah mau nitipin rezeki buat Pak Wakyani lewat satu video fyp sampai orang-orang ramean berdonasi. Dari mana aja jalannya, suka ga disangka-sangka. 

Mungkin ini juga jawaban dari doa bapak. Atas kesabaran dan ketabahan bapak sampai hari ini.

Ayo barengan kita bantuin bapaknya pulang kampung, 40 harian almarhumah istrinya dan bisa lebaran disana " tulis akun tersebut.

Dengan semakin tersebarnya kisah ini, semoga Pak Wakyani dapat segera pulang ke kampung halamannya dan mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan perpisahan terakhir kepada istrinya.

@ich***, kak mau nitip donasi ya.

@maw***, kak aku mau ikut donasii.

@fitr***, jangan ditutup dulu ya ka donasinya, 2 hari lagi aku gajian mau donasi, maaf sekarang aku lagi gak pegang uang.

Kisah Lain: Kakak Beradik di Sinjai Berjuang Bertahan Hidup, Ayah Meninggal, Ibu Pergi

Kisah pilu datang dari daerah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, di sana hidup empat anak di bawah umur yang terpaksa mengarungi hidup mandiri.

Bukan tanpa sebab, keempatnya harus memutar otak bagaimana caranya mendapatkan uang untuk menyambung hidup karena ditinggal orang tua.

Adapun kakak beradik itu bernama Rika Amalia (17), Mitra (16), Keping (13), dan Hapisa Unna.

Mereka harus menghadapi tantangan besar ini di usia yang masih sangat muda.

Baca juga: Kisah Muhammad Rifai, Pria Sulsel Semangat Jadi Muadzin Meski Tak Bisa Melihat, Dapat Hadiah Umrah

Kehidupan empat bersaudara ini terguncang setelah kepergian ayah mereka pada tahun 2019 akibat sakit.

Tak selang beberapa lama, sang ibu memutuskan untuk memilih meninggalkan mereka usai sang ayah tiada.

Terpaksa, keempat anak ini tinggal bersama nenek mereka, Sitti (57), di rumah mereka yang terletak di Dusun Bonto Manai, Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat.

Namun, situasi semakin rumit ketika nenek mereka harus pergi ke Kota Makassar untuk tinggal bersama kakak kandung mereka, Nadia Sapira (20), yang telah bekerja di sana.

Mereka berlima menjadi terpisah, dengan empat bersaudara tinggal di Sinjai sementara satu lagi di Makassar.

Abd Rahman, TKSK Kecamatan Sinjai Barat, memberikan gambaran tentang kondisi keluarga tersebut.

"Mereka lima bersaudara, empat tinggal di Sinjai dan satu di Makassar karena bekerja," ujarnya.

Kisah pilu 4 bocah bersaudara hidup merana di Sinjai, ayah sudah meninggal, ibu entah pergi ke mana, hidup dari sang kakak yang kerja jauh. (ISTIMEWA)

Meskipun dihadapkan pada tantangan besar, keempat bersaudara ini masih tegar dan terus menempuh pendidikan di bangku sekolah.

Rika Amalia kelas 2 Madrasah Aliyah (MA), Mitra kelas MTS, Mitra kelas 6 SD dan Hapisa Unna kelas 1 SD.

“Masih sekolah semua, kakaknya yang kerja du Makassar untuk membiayai adiknya,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Binaragawan AS Idap Penyakit Jantung, Diduga karena Minum Air Dingin, 20 Kali Dirawat di RS

Rika mengurus tiga adiknya di rumahnya.

Setiap hari, Rika memasak makanan untuk ketiga adiknya itu.

Sementara Nadia yang merupakan saudara tertua bekerja di Kota Makassar.

Setiap bulannya ia mengirim uang untuk kebutuhan adiknya di kampung.

“Ada uang setiap bulan yang dikirim oleh kakaknya untuk biaya kehidupan mereka,”katanya.

Abd Rahman mengatakan keluarga ini masuk dalam daftar penerima bantuan.

“Mereka penerima manfaat bantuan Bansos,” katanya.

Meski begitu, mereka hidup dengan segala keterbatasan.

Empat bersaudara yang merupakan warga Desa Gunung Perak, Sinjai Barat usai ditinggal oleh kedua orang tuanya.

***

(TribunTrends/TribunJateng)