Bahkan, adu argumentasi itu sampai ke media sosial.
Respons sang ayah sempat membuat keluarga besarnya turun tangan.
Beberapa orang saudara mendekati ayah M dan membujuknya untuk tidak bersikap keras terhadap sang anak.
Nanti, hingga usai Pemilu, Y masih tidak mau berdamai dengan M.
"Pas saya menyatakan dukung Prabowo bulan Desember, langsung itu saya dibilang 'dicoret dari KK' karena bokap pendukung Ganjar garis keras. Dia enggak terima anaknya dukung Prabowo," ungkap M.
Susah Sinyal, Perjuangan KPPS Manggarai Barat Unggah Hasil Pemilu, Panjat Pohon hingga Naik Perahu
Perjuangan Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam menjalankan Pemilu 2024 patut diapresiasi.
Tak sedikit yang bekerja lebih dari 24 jam demi menyelesaikan perhitungan suara Pemilu 2024.
Perjuangan petugas KPPS di Kabupaten Manggarai Barat demi bisa mengunggah hasil Pemilu 2024 ke Sirekap ini juga tak main-main.
Mereka ada yang harus memanjat pohon demi mendapatkan sinyal.
"Di Kecamatan Mbeliling ada yang sampai panjat pohon demi dapat sinyal," ketua KPU Manggarai Barat Krispianus Bheda, Jumat 16 Februari 2024 malam.
Baca juga: Momen Kocak Mahasiswi Datangi TPS Bukan Untuk Nyoblos Tapi Minta Bimbingan Skripsi, Dosennya KPPS
Tidak hanya itu, lanjut Kris, ada juga petugas KPPS yang sampai naik ke atas atap rumah, perbukitan hingga naik perahu hanya untuk mencari sinyal internet.
"Ada juga yang naik meja, ke bukit cari sinyal yang baik, sampai ke atas atap (rumah). Di Boleng ada juga yang keluar beberapa meter naik perahu motor," ujarnya.
Diakuinya sinyal internet menjadi salah satu kendala bagi petugas KPPS di daerah itu untuk mengunggah foto dokumen Model C ke aplikasi Sirekap.
Kris mengatakan, sedikitnya ada enam kecamatan di Manggarai Barat yang jaringan internet kurang bagus, sehingga membuat petugas KPPS kesulitan mengunggah hasil pemungutan suara.