Pemilu 2024

Kawal Pemilu 2024, Saksi dari PDIP Wafat di TPS Cibinong, Diduga Sakit, Sempat Minta Dikerok Istri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang saksi dari Partai PDIP meninggal dunia saat mengawal Pemilu 2024 di Cibinong, Kabupaten Bogor

TRIBUNTRENDS.COM - Ikut mengawal pemilu 2024, seorang saksi dari PDIP meninggal dunia di TPS di Cibinong.

Korban diduga sakit sebelum berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Selain itu, korban juga disebut sempat meminta dikerok badannya oleh sang istri.

Baca juga: Ketua KPPS di Banyuwangi Meninggal, Selesai Hitung Suara Napas Tersengal-sengal, Diduga Kelelahan

Seorang saksi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Cibinong, Kabupaten Bogor meninggal dunia saat mengawal Pemilu 2024.

Maskurbutami (60) meninggal saat menjadi saksi di tempat pemungutan suara (TPS) 45, Kelurahan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Kapolsek Cibinong, Kompol Waluyo mengungkapkan, Maskurbutami dinyatakan tak bernyawa sekitar pukul 11.45 WIB, Rabu (14/2/2024).

Adapun penyebab meninggalnya korban diduga karena sakit yang dialaminya sejak sebelum hari pencoblosan tiba.

Pasalnya, pada Selasa malam (13/2/2024) menjelang waktu pencoblosan sekitar pukul 21.00 WIB, korban merasa kurang enak badan dan meminta sang istri untuk mengobatinya dengan cara dikerok pada bagian punggung.

Baca juga: Meriah! TPS di Palembang Didekorasi Tema Valentine, Warga Dapat Hadiah Cokelat, Kita Kasih

Seorang saksi dari Partai PDIP meninggal dunia saat mengawal Pemilu 2024 di Cibinong, Kabupaten Bogor (Dok Polsek Cibinong)

Keesokan harinya (14/2/2024), Maskurbutami masih beraktifitas seperti biasa dan pada pukul 04.00 WIB sempat ke masjid untuk beribadah.

"Sepulang dari mesjid, korban sarapan karena persiapan unt ke TPS, akan tetapi menjelang siang korban merasa badannya tidak enak akhirnya pulang dan sempat makan siang lalu kembali meminta kepada istrinya untuk dikerok," ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Innalillahi! Baru Masuk Bilik Suara di TPS, Lansia di Banyuwangi Wafat, Diduga Sakit Belum Nyoblos

Setelah dikerok, sang istri meminta Maskurbutami untuk mengecek kondisi fisiknya ke klinik.

Pada pukul 11.00 WIB, korban pun pergi ke klinik didampingi oleh menantunya menggunakan kendaraan roda dua.

"Sesampainya di klinik, sementara menantunya pergi untuk mendaftar, terlihat korban tiba-tiba pingsan," terangnya.

Kemudian pihak keluarga meminta klinik memberikan rujukan untuk membawa korban ke RS HGA Depok.

Setibanya di rumah sakit tersebut korban dipastikan sudah meninggal dunia.

"Korban dibawa ke rumah duka," pungkasnya.

Innalillahi! Baru Masuk Bilik Suara di TPS, Lansia di Banyuwangi Wafat, Diduga Sakit 'Belum Nyoblos'

Seorang nenek berusia lanjut di Banyuwangi meninggal dunia di Tempat Pemungutan Suara.

Nenek bernama Ngatiyem ini meninggal dunia setelah masuk bilik suara.

Saksi mengatakan, korban sempat pingsan sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Baca juga: Meriah! TPS di Palembang Didekorasi Tema Valentine, Warga Dapat Hadiah Cokelat, Kita Kasih

Mbah Ngatiyem warga desa Seneporejo meninggal dunia saat hendak mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) di desanya.

Mbah Ngatiyem menghembuskan nafas terakhirnya saat berada di bilik suara.

Ketua KPU Banyuwangi Dwi Anggraeni Rahman menjelaskan, Ngatiyem berusia 65 tahun.

Ngatiyem merupakan pemilih di TPS 12.

"Kami baru saja mendapat informasi dari PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) setempat. Informasi sementara yang kami terima, yang bersangkutan memang memilih di TPS tersebut," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, tempat tinggal Ngatiyem berada dekat dengan TPS.

Ilustrasi pemilu (Kompas)

Tepatnya di seberang TPS. Ia berangkat dari rumah untuk memakai hak suaranya.

Setelah datang, Ngatiyem mendapat lima surat suara dan membawanya ke bilik suara.

Ia sempat membuka sebagian surat suara.

Namun, tubuhnya mulai lemas hingga pingsan.

Para petugas yang berada di lokasi bergegas menolongnya.

Mereka membawa Ngatiyem ke tempat yang lebih longgar untuk diberi pertolongan awal.

Namun sayangnya, nyawa Ngatiyem tak tertolong.

Menurut Dwi, Ngatiyem dinyatakan meninggal tak lama setelah pingsan.

Dwi menuturkan bahwa Ngatiyem belum sempat mencoblos sebelum pingsan dan meninggal.

"Belum sempat mencoblos. Informasi awalnya seperti itu," kata dia.

Dugaan sementara, Ngatiyem meninggal dunia karena sakit.

Menurut keterangan keluarga, ia punya riwayat darah tinggi.

Dwi menjelaskan, tak ada laporan warga meninggal lain selain kasus tersebut.

Ia berharap, pemilih dan petugas KPPS memperhatikan kesehatan selama bertugas.

Ilustrasi Mayat (Tribunnews.com/Ilustrasi)

Ketua KPPS Meninggal Dunia

Sebelumnya, peristiwa serupa terjadi di di Perum Purnamandala, Wonosobo.

Wahyu Jatmiko merupakan ketua KPPS di TPS 11 Perum Purnamandala, Kelurahan Bumireso Wonosobo yang dinyatakan meninggal dunia, Minggu (11/2/2024).

Wahyu meninggal dunia saat sedang mempersiapkan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2024 sekira pukul 16.30 WIB.

Almarhum sempat dilarikan ke RS Islam Wonosobo, sayangnya nyawa Wahyu Jatmiko tidak tertolong.

Diketahui sebelumnya korban telah memiliki riwayat penyakit diabetes.

Suasana duka di kediaman keluarga almarhum Wahyu Jatmiko (43), Ketua KPPS di TPS 11 Perum Purnamandala, Kelurahan Bumireso Wonosobo yang meninggal saat sedang mempersiapkan lokasi TPS, Minggu (11/2/2024). (Tribunjateng.com)

Adapun awalnya, korban yang juga ketua KPPS bersama dua anggota Linmas sedang berkumpul untuk mempersiapkan TPS.

Salah satunya dengan mempersiapkan kursi-kursi dan meja untuk para pemilih di TPS tersebut.

Setelah berkumpul, kemudian 1 anggora Linmas pergi untuk mengambil angkong atau gerobak dorong.

Tak berselang lama, tiba-tiba saksi melihat Wahyu yang sedang mendorong angkong berisi kursi jatuh pingsan.

"Angota Linmas lainnya yakni Pak Puji langsung mengeluarkan mobil untuk membawa pak Wahyu (korban) ke Rumah Sakit Islam Wonosobo," kata Riswahyu Raharjo.

Sesampainya di rumah sakit, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

"Sebelumnya pak Wahyu masih terlihat baik baik saja, masih guyon sebelum pelaksanaan gotong royong pembuatan TPS," ujar Riswahyu Raharjo.

Ketua RT 04 RW 05 Perum Purnamandala Kelurahan Bumireso, Didit Cahyono mengatakan, korban meninggal saat sedang mengangkut meja dan kursi.

Rencananya peralatan rersebut akan digunakan di TPS telah dipersiapkan.

Korban meninggal setelah mendorong gerobak yang berisi meja dan kursi TPS. Korban tergeletak di jalan dengan kondisi tubuh yang lemas.

"Tiba-tiba di tengah perjalanan sekitar 200 meter dari lokasi TPI, tubuh korban lemas, pingsan dan terjatuh di jalan komplek perumahan. Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung melarikan korban ke UGD RSI Wonosobo," katanya.

Suasana duka di kediaman keluarga almarhum Wahyu Jatmiko (43), Ketua KPPS di TPS 11 Perum Purnamandala, Kelurahan Bumireso Wonosobo yang meninggal saat sedang mempersiapkan lokasi TPS, Minggu (11/2/2024).

Riswahyu Raharjo, Komisioner KPU Kabupaten Wonosobo Divisi Hukum dan Pengawasan menjelaskan, pihaknya kini tengah mengusulkan korban mendapatkan santunan.

Merasa sangat kehilangan

Pelepasan jenazah dilakukan oleh Ketua KPU Wonosobo Ruliawan Nugroho.

Turut serta mengantar pemakaman jenazah anggota KPU, Riswahyu Raharjo, Oky Haryanto dan Robingul Ahsan dan beberapa anggota PPK Kota Wonosobo.

Ruliawan mengaku sangat kehilangan salah satu personel penyelenggara pemilu di tingkat KPPS tersebut.

Apalagi yang bersangkutan mengembuskan napas terakhir saat sedang mempersiapkan pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 11 di RT 06 RW 05 Perum Purnamandala.

"Kami tentu merasa sangat kehilangan dan turut berbela sungkawa. Semoga almarhum meninggal husnul khotimah dan dapat tempat terbaik di sisi-Nya. Nanti akan dilakukan pergantian Ketua KPPS di TPS 11 dan proses pemilu tetap berjalan seperti biasa," katanya.

Yang menyedihkan, selang beberapa jam sebelumnya, warga di RT 07 RW 05 Perum Purnamandala Setyo W Harjono, personel Kesbasngpol Wonosobo juga meninggal dunia saat sedang menjalankan tugas membersihkan APK di jalan Tembelang Rojoimo Wonosobo.

Berkaitan dengan kejadian ini, nantinya akan dilakukan pergantian Ketua KPPS di TPS 11 dan proses pemilu akan tetap berjalan.

Diolah dari artikel TribunBogor dan TribunSumsel