Pemilu 2024

Berani Beda, TPS di Jember Petugasnya Semua Perempuan, Para Pria Cuma Bantu Pasang Tenda: 'Srikandi'

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TPS di Desa Serut Jember dikuasai kaum perempuan

TRIBUNTRENDS.COM - Beda dari yang lain, TPS di Dusun Krajan, Desa Serut, Kabupaten Jember semua petugasnya terdiri dari wanita.

Termotivasi ingin mengangkat derajat perempuan, sebanyak tujuh wanita menjadi petugas KPPS di Desa Serut, Jember.

Tak ada satu pun laki-laki yang menjadi petugas KPPS di TPS tersebut.

Baca juga: Tak Ada TPS di Pulau Sangiang Serang, 15 Warga Seberangi Lautan Demi Pemilu 2024, Perjalanan 1 Jam

TPS di Desa Serut Jember dikuasai kaum perempuan (Surya/Imam Nawawi)

Tujuh perempuan yang jadi Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tersebut, masing-masing adalah Atikatus Sholeha,Warda Fira Nabila, Yeti Nur Rohmah, Anisah Carolina, Siti Kalimah, Winda Kusdayanti dan Faiqotul Lutfyah.

Dominasi perempuan di TPS 11 Dusun Krajan itu bukan tanpa alasan, karena sebagai upaya meningkatkan partisipasi pemilih pada pesta demokrasi tahun ini.

Terlihat, para perempuan itu tengah mendekorasi tempat mereka bertugas di TPS 11, Selasa (13/2/2024). Petugas KPPS perempuan itu bergotong royong memperindah TPS dengan hiasan bunga yang dipadukan dengan kain batik.

Sementara untuk mengatasi perabotan berat seperti mendirikan tenda, mereka dibantu para pria yang tinggal di sekitar TPS 11.

Atikatus Sholeha, Ketua KPPS TPS 11 Dusun Krajan mengatakan seluruh persiapan untuk pencoblosan pada 14 Februari 2024 sudah 90 persen.

"Untuk sisanya masih menunggu besok," kata Atika.

Menurutnya, dekorasi TPS 11 Dusun Krajan mengangkat tema batik.

Ini punya makna khusus yaitu agar para pemilih mengingat budaya Indonesia.

Dan sentuhan perempuan makin kuat dengan penambahan hiasan bunga di beberapa bagian TPS.

"Sementara kombinasi bunga agar lebih kelihatan lebih modern.

Apalagi petugasnya disini perempuan semua, pasti suka bunga.

Seperti Srikandi kan juga suka bunga," kata Atika.

Baca juga: Pilu Istri Anggota KPPS Sukabumi, Suami Meninggal Tinggalkan 3 Anak, Dapat Santunan Rp42 Juta

Atika menjelaskan, tidak mudah awalnya mengusulkan KPPS perempuan bisa bertugas di satu TPS.

Bahkan sempat tidak disetujui oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Serut.

"Tetapi setelah dinegosiasi, akhirnya disetujui karena untuk meningkatkan partisipasi perempuan.

Karena sejak dulu, petugas TPS biasanya lelaki-perempuan bahkan lelaki semua.

Sementara petugas perempuan tidak ada sama sekali, dari situlah upaya kami lakukan," katanya.

Dia menjelaskan, bahwa perempuan sebenarnya mampu melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan laki-laki di jabatan publik.

Bahkan tenaganya bisa lebih.

Ilustrasi pemilu (Kompas)

"Sehingga kami juga ingin mengangkat derajat perempuan lewat usulan ini.

Karena kami yakin, kami bisa dalam meningkatkan partisipasi pemilih" tutur Atika.

Atika mengatakan, selama mempersiapkan kebutuhan pemungutan suara di TPS, anggotanya hanya kesulitan saat mendirikan tenda saja.

"Tetapi Alhamdulillah, kami dibantu warga sekitar untuk mendirikan tenda.

Mungkin mereka kasihan juga, soalnya perempuan tidak mungkin naik atau memanjat tenda TPS, bahaya," selorohnya.

Ia mengatakan, seluruh dekorasi TPS telah beres untuk sementara ini.

Tinggal mengunggu kedatangan surat suara dan logistik Pemilu dari PPS Desa Serut.

"Dan usai Maghrib kami harus kembali untuk mempersiapkan alat print, dan 21.00 WIB semua peralatan harus siap semua," tambah Atika.

 Pemilu 2024. (Kompas TV)

Sementara Siti Kalimah, anggota KPPS di TPS 11 Desa Serut menambahkan, semula direncanakan semua petugasnya perempuan termasuk bagian keamanan.

"Tetapi karena bagian Linmas diambil dari unsur RT, jadi hanya Linmasnya yang laki-laki.

Dan kebetulan ibu RT tidak bisa, akhirnya pak RT yang dilibatkan," ungkap Siti.

Siti berharap, dengan banyaknya perempuan sebagai petugas TPS, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 dapat meningkat.

"Dan Insya Allah banyak yang datang, meskipun tidak sampai 100 persen. Paling tidak, kurangnya sedikit gitu," katanya.

Seorang warga Desa Serut, M Yusuf, mengaku baru pertama ini melihat semua petugas TPS adalah perempuan.

Sebab sebelumnya belum pernah ada.

"Apalagi semangat ibu-ibu dan embak embaknya sangat luar biasa, saya baru lihat ada petugas KPPS perempuan semua.

Alhamdulillah, warga sekitar turut membantu mereka mendirikan tenda TPS," tanggapnya.

Artikel ini diolah dari Surya.co.id