Atika menjelaskan, tidak mudah awalnya mengusulkan KPPS perempuan bisa bertugas di satu TPS.
Bahkan sempat tidak disetujui oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Serut.
"Tetapi setelah dinegosiasi, akhirnya disetujui karena untuk meningkatkan partisipasi perempuan.
Karena sejak dulu, petugas TPS biasanya lelaki-perempuan bahkan lelaki semua.
Sementara petugas perempuan tidak ada sama sekali, dari situlah upaya kami lakukan," katanya.
Dia menjelaskan, bahwa perempuan sebenarnya mampu melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan laki-laki di jabatan publik.
Bahkan tenaganya bisa lebih.
"Sehingga kami juga ingin mengangkat derajat perempuan lewat usulan ini.
Karena kami yakin, kami bisa dalam meningkatkan partisipasi pemilih" tutur Atika.
Atika mengatakan, selama mempersiapkan kebutuhan pemungutan suara di TPS, anggotanya hanya kesulitan saat mendirikan tenda saja.
"Tetapi Alhamdulillah, kami dibantu warga sekitar untuk mendirikan tenda.
Mungkin mereka kasihan juga, soalnya perempuan tidak mungkin naik atau memanjat tenda TPS, bahaya," selorohnya.
Ia mengatakan, seluruh dekorasi TPS telah beres untuk sementara ini.
Tinggal mengunggu kedatangan surat suara dan logistik Pemilu dari PPS Desa Serut.
"Dan usai Maghrib kami harus kembali untuk mempersiapkan alat print, dan 21.00 WIB semua peralatan harus siap semua," tambah Atika.