"Putriku senang sekali berada di rumah," suaranya lemah.
Tak hanya putri sulungnya, No juga mengungkapkan bahwa putra ke-9, Pham Van Hau (lahir tahun 1980), setelah sembuh dari penyakit "gila", pergi bekerja di Selatan dan juga memiliki kehidupan yang lebih baik.
Sesekali Pak Hau pulang berkunjung.
Dengan demikian, putri sulung kembali ke rumah, putri bungsu tidak sakit lagi, putra menjalani kehidupan seperti orang normal ini adalah kabar baik yang terus menerus datang kepada iberusia 80 tahun itu.
Menurut perwakilan dari lingkungan Cau Tre (distrik Ngo Quyen, kota Hai Phong) – dimana keluarga Nona No tinggal, keluarganya telah dekat dengan masyarakat miskin di lingkungan tersebut selama bertahun-tahun.
Orang ini menambahkan bahwa INo memiliki beberapa anak yang sakit jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa.
Ada pula yang menikah jauh atau pergi bertahun-tahun tanpa diketahui keberadaannya.
Saat ini, ada 3 orang yang tinggal di rumah, ada No, putri sulungnya, Thai, yang baru saja kembali dari Tiongkok, dan putri bungsunya, Bich.
Nyonya No sudah tua dan lemah dan hampir tinggal di rumah.
Putri sulungnya adalah seorang pekerja lepas.
Seluruh keluarga hidup dari tunjangan Bich untuk penyandang disabilitas (otak), yaitu 750.000 VND setiap bulannya.
Baca juga: SOSOK Nurhasanah, Wanita Cantik Jadi ODGJ Sejak Remaja, Dikurung Ibu di Kamar, Ini Kisahnya
Untung saja Bich hanya menderita penyakit ringan dan sudah berkalikali dirawat, sehingga dia kini seperti orang normal dan tidak berdampak pada masyarakat.
Sesekali ia masih mengendarai sepedanya ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk dimasak.
Selain itu, setiap bulannya, kelompok RT dan Serikat Perempuan juga akan memobilisasi dan berdonasi untuk membantu keluarga No dengan kebutuhan seperti beras, kecap ikan, garam.
Pada hari libur, pemerintah daerah akan berkunjung, memberikan bingkisan dan dukungan uang.
(TribunTrends.com/Nafis)