Namun tidak ada bayi di dalam rahim.
Menurut laporan Biro Laporan tersebut menyatakan bahwa seorang wanita berusia 37 tahun yang tinggal di pulau terpencil sempat sakit perut selama 10 hari, sehingga masuk IGD.
"New England Journal of Medicine" Kasus medis ini diterbitkan di New York Post Berita
Sebelum menerima perawatan medis kali ini, ia sudah dua kali melahirkan dan mengalami satu kali keguguran.
Namun ia tidak pernah menderita penyakit menular seksual.
Selain itu juga tidak ada riwayat operasi
Setelah memeriksa mayatnya Dokter menemukan penyebab sakit perutnya.
Sejak usia kehamilan 23 minggu, endometrium pasien mengalami penebalan.
Tapi tidak ada bayi normal di dalam rahim.
Karena bayi itu mempunyai tubuh "Biasa saja".
Ada laporan tentang kehamilan intra-abdomen, sangat jarang, hanya terjadi pada 1 persen kehamilan ektopik.
Dan kehamilan ektopik terjadi kurang dari 2?ri seluruh kehamilan.
Kehamilan ektopik sangat berbahaya bagi ibu.
Dan dapat menyebabkan pendarahan internal, pecahnya saluran tuba, atau syok, dan seringkali janin sulit untuk bertahan hidup.
Pasalnya, kehamilan ektopik seringkali menimbulkan komplikasi seperti pendarahan hebat.