Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak. Anak pertama adalah perempuan dan baru sekitar sebulan bekerja di Singapura.
Sementara, anak kedua adalah laki-laki dan bekerja sebagai teknisi di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Badung.
"Kedua anaknya sering pulang ke sini.
Kalau anak laki-lakinya, setiap minggu ke Klungkung," ucap Wayan Surata.
Sementara adik kandung korban, Komang Suardana, mengatakan, di mata keluarga, korban Made Sutarini merupakan sosok yang sangat baik dan penyabar.
Hal tersebut dibuktikan dengan Sutarini yang tidak pernah melaporkan suaminya ke kantor polisi walaupun sering mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT dari suaminya James.
"Kakak saya sering mendapatkan kekerasan dari suaminya.
Ia tidak melapor ke polisi karena memikirkan anak-anaknya," ujar Komang di kediamannya Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung.
Namun akhirnya pernikahan mereka berujung tragis. James membunuh Made Sutarini dengan kejam pada Sabtu (30/12/2023).
Jenazah Sutarini baru ditemukan pada Senin 31 Desember 2023 dalam kondisi telah termutilasi.
Sebenarnya Mau Pisah
James Lodewyk Tomatala (61) dikenal temperamental.
Sebelum menjadi korban mutilasi, Ni Made Sutarini alami KDRT dalam jangka waktu lama.
Ni Made Sutarini dan sang suami pun sudah pisah rumah sebelum tragedi mutilasi itu terjadi.
"Jadi, korban telah meninggalkan rumah pelaku sekitar 6 bulan 25 hari.