"Saya juga tidak bisa teriak-teriak seperti orang yang berdemonstrasi. Maka saya memotret," kata Ganda.
Baca juga: Geger Aspal Meletus di Surabaya, Membentuk Gundukan 1 Meter, Ternyata Efek Pemasangan Pipa PDAM
Dengan visual, menurut Ganda, orang akan menilai sendiri. Jika orang itu berasal dari pemerintahan, maka foto akan menjadi kajian lebih lanjut tentang kondisi sebenarnya jalan yang dijadikan latar berfoto itu.
"Bagi saya sebagai seniman, semakin jelek jalan, semakin bagus untuk foto.
Tapi di sisi lain, saya ingin objek itu dikaji pemerintah," kata Ganda.
Jalan yang dahulu dipotret sebelum diperbaiki, kondisi kerusakannya sudah parah dan telah berlangsung bertahun-tahun. Namun, pemerintah tak kunjung merealisasikan perbaikan.
"Alhamdulillah setelah fotonya viral ada respons dari PU Kabupaten dan Provinsi," katanya.
Dahulu, kata Ganda, jika hujan turun, di jalan itu lubang-lubang jalanan terisi air dan menjadi kubangan.
Terkadang air meluap dari selokan dan menjadi banjir.
Setiap kali sepeda motor melintas, apalagi dengan kecepatan tinggi, kubangan air menyiprat ke teras rumah yang berada di sisi jalan.
"Maka, foto-foto itu adalah kritik buat membangun saja. Bukan buat menjelekkan.
Saya optimistis dengan cara demikian ada perhatian khusus, kok bisa seperti ini.
Saya bikin ide kritik yang lain daripada yang lain," katanya.
Baca juga: Berpeci Hitam, Pria di Pekalongan Salat di Tengah Jalan, Tetap Sujud di Aspal Tak Peduli Truk Lewat
Kini, jalan sudah bagus dan Ganda mengucapkan terima kasih untuk pemerintah.
Dengan perbaikan itu, jalan mulus terasa manfaatnya oleh semua warga Rancakalong yang melintas ke ruas Rancakalong-Sabagi itu.
Foto Yati bangun tidur di jalan yang mulus semakin viral setelah diunggah ulang oleh penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman.
Yati mengaku menerima banyak pemberitahuan dari teman-temannya bahwa fotonya diunggah ulang oleh akun Pj Bupati Sumedang.
***
Artikel ini diolah dari TribunJabar