Kedua orang tua korban dan dua saudaranya terlihat tidak bisa menahan tangis.
Begitu pula dengan kerabat dekat korban semasa sekolah, dan para tetangga rumahnya.
Jenazah korban akan dikebumikan di tempat pemakaman umum, Dusun Silopo, Desa Mirring, Kecamatan Binuang.
Salah satu keluarga korban, Andi mengatakan korban sudah satu tahun lebih merantau di Morowali.
Baca juga: Detik-detik Kebakaran Tungku Smelter PT ITSS, 3 Pekerja Gagal Selamatkan Diri, Dugaan Pemicu Ledakan
"Sudah hampir satu tahun lebih, dia tiga orang bersaudara, dan anak pertama," ungkap Andi kepada wartawan.
Dia mengatakan Irfan sempat pulang beberapa bulan yang lalu lantaran sempat cuti.
Ia berada di kampung halamannya selama 10 hari, dan kembali ke Morowali setelah masa cutinya berakhir.
Andi menyebut sosok korban di kalangan masyarakat cukup sabar dan mudah berbaur.
"Mulai sekolah dasar sampai tamat sekolah menengah kejuruan, di sini terus di Binuang," ungkapnya.
Irfan menyelesaikan studi perguruan tingginya di kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Korban merupakan anak pertama dari pasangan Bukhari dengan Nawia.
Adik laki-lakinya sudah menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Parepare.
Sementara adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Korban Tewas bertambah Menjadi 16 Orang
Informasi terkini, total sudah 16 korban yang tewas.