TRIBUNTRENDS.COM - 'BRUAK!' warga dikagetkan dengan suara keras yang ternyata merupakan kereta api menabrak odong-odong di Malang.
Kecelakaan maut ini menewaskan sopir odong-odong di tempat kejadian.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Terjadi kecelakaan KA vs odong-odong di perlintasan KA sebidang dengan palang pintu di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (24/12/2023).
Akibatnya, Liswanto (58) warga setempat yang merupakan sopir odong-odong meninggal dunia di tempat kejadian perkara.
Peristiwa ini terjadi sekira pukul 08.00 WIB. Sedangkan sekira pukul 11.45 WIB odong-odong baru saja diangkat dengan mobil derek.
Tupi, warga setempat yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian mengaku kaget saat mendengar suara tabrakan tersebut.
Memang, rumah Tupi berhadapan langsung dengan rel.
Baca juga: INNALILLAHI Pria Ini Ditabrak Mobil saat Bantu Pengantin Baru yang Kecelakaan, Kini Meninggal Dunia
"Pas itu saya sedang menjemur kasur, habis itu saya masuk ke dalam rumah.
Baru juga duduk sebentar langsung dengar suara bruaaakk," ujar Tupi kepada Tribun Jatim Network.
Mendengar suara itu, Tupi seketika keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.
Seketika, ia sontak kaget ketika melihat tepat di depan rumahnya sebuah odong-odong sudah ringsek.
Selain itu ia juga melihat seseorang bersimbah daeah terjepit di dalam odong-odong.
"Saya lihat sopirnya sudah jatuh kecepit odong-odong. Sebelumnya saya nggak tahu kalau orangnya mati atau kenapa," sambungnya.
Secara terpisah, Sai (67) warga setempat tinggal di dekat perlintasan KA sebidang menambahkan, pada saat kejadian ia sedang berada di dalam rumah.
Namun, ia menjelaskan penurutan saksi keterangan saksi lain, bahwa odong-odong yang dinaiki oleh Liswanto melaju dari arah barat ke timur.
Secara bersamaan melaju KA dari arah Kepanjen menuju ke Blitar.
Baca juga: PILU Bidan Rosmalina, Kecelakaan Sepulang Wisuda, Suami, Anak & Mertua Juga Tewas, Ini Kronologinya
"Pas kejadian perlintasan ini gak ada yang jaga, biasanya ada relawan.
Selain itu biasanya kereta membunyikan klakson, tapi tadi kata warga kok gak membunyikan.
Ya mungkin karena itu sopirnya gak tahu dan melaju saja," kata Sai.
Dikatakan Sai, odong-odong yang dikendarai oleh Liswanto sempat terseret sejauh 100 meter dari titik kejadian.
Sehingga kondisi odong-odong terlihat ringsek di bagian depan dan samping kirinya.
Menurut Sai, Liswanto merupakan tetanggannya. Korban sehari-sehari bekerja sebagai penarik odong-odong di sekitar Desa Panggungrejo. Dan pada saat kejadian, kemungkinan korban baru saja berangkat bekerja.
"Orangnya baru saja berangkat," tukasnya.*)
INNALILLAHI Kereta Feeder Whoosh Tabrak Mobil, 4 Orang Tewas, 2 Kritis, Sigra Terseret 500 Meter
INNALILLAHI terjadi kecelakaan maut kereta feeder Whoosh tabrak mobil Daihatsu Sigram pada Kamis (14/12/2023) siang.
Akibat kecelakaan ini, empat orang tewas dan dua lainnya kritis.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Peristiwa nahas itu terjadi di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kecuali Ponidi (45) yang tercatat sebagai warga Kampung Lembur Sawah, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, lima orang lainnya yang berada di mobil Daihatsu Sigra D 1859 AJY tercatat sebagai warga Kampung Simpati, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB.
Mereka yakni Rapika (6), Putra (2), Neneng Rosmayanti (49), Syakila Lisda Putri (4), dan Ratih Anggraeni (13).
Hanya Syakila dan Ratih yang selamat.
Baca juga: Polisi Nangis Karena Dilantik Tak Lama Setelah Istri Meninggal Kecelakaan, Harapan Didampingi Pupus
Rapika, Putra, dan Ponidi, meninggal di lokasi kejadian, sementara Neneng meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Cibabat.
Hingga semalam, Syakila dan Ratih masih menjalani perawatan di IGD rumah sakit tersebut.
"Kondisinya cedera kepala berat," ujar Kepala Bagian Umum RSUD Cibabat, Jana Hermawan, kepada Tribun Jabar, Kamis malam.
Dari total empat orang yang meninggal dunia tersebut, kata dia, 3tiga orang meninggal di lokasi kejadian yakni Rapika, Putra, dan Ponidi. Sedangkan Neneng meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Cibabat.
Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, mengatakan, tabrakan terjadi saat KA feeder Kereta Cepat Whoosh datang dari arah Padalarang menuju Bandung.
Tanpa diduga, tiba-tiba ada mobil yang melintasi perlintasan sebidang.
Saat kejadian, mobil datang dari arah utara ke selatan atau dari Ngamprah menuju Cimareme.
Tak terhindarkan, KA Feeder itu pun menabrak bagian samping mobil dengan sangat keras.
"Mobil yang mengangkut penumpang itu tertabrak hingga terseret sekitar 500 meter," ujar Kapolres saat ditemui di lokasi kejadian.
Yaman Taryana (34), salah seorang saksi mata, mengatakan tabrakan tersebut terjadi persis di depannya.
"Kebetulan saya tepat berada di depan mobilnya, saat itu penjaga [perlintasan] sudah ngasih tahu [ada kereta] dan petugasnya juga bilang stop," ujarnya.
Namun, mobil Daihatsu itu terus melaju berusaha melintasi perlintasan.
"Kemungkinan yang bawa mobilnya kurang waspada, kurang hati-hati. Jadi tidak melihat ke depan, atau kemungkinan agak melamun," kata Yaman.
Baca juga: Baru Wisuda, Gadis Kecelakaan Bus, Selamat di Antara 14 Mayat, Dengar Teriakan Minta Tolong: Trauma
Ia mengatakan, kejadian tertabraknya mobil itu berlangsung sangat cepat.
"Tadi terdengar suara dentuman yang sangat keras, namanya kereta kan cepat ya. Jadi sepersekian detik langsung terjadi (tertabrak), yang kenanya langsung bagian samping," ujarnya.
Manager Humas Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi, meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati saat akan melintasi perlintasan sebidang. Sesuai UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124, kata Ayep, pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
Dalam UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114, ujarnya, dikatakan bahwa pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai di tutup, dan atau atau ada isyarat lain serta mendahulukan kereta api.
Kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang, menurut Ayep, tidak hanya merugikan pengguna jalan tapi juga dapat merugikan PT KAI.
"Tidak jarang perjalanan KA lain terhambat, kerusakan sarana atau prasarana perkeretaapian, hingga petugas KAI yang terluka akibat kecelakaan di perlintasan sebidang," ujarnya.
Guna menekan angka kecelakaan dan korban, maka masyarakat diharapkan dapat lebih disiplin berlalu lintas, menyadari dan memahami juga fungsi pintu perlintasan. Apalagi saat ini PT KAI juga telah menambah percepatan waktu tempuh beberapa perjalanan KA.
"Kami imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada saat akan melintasi perlintasan sebidang,” ujar Ayep. (hilman kamaludin/nappisah)*)
(TribunJatim.com/ Luluul Isnainiyah, TribunJabar.id)
Diolah dari artikel TribunJatim.com dan TribunJabar.id